×
al-Qur’an diturunkan oleh Allah ta’ala supaya diresapi maknanya lalu diamalkan isinya. Akan tetapi, sayang pada zaman sekarang banyak orang membaca al-Qur’an namun kosong dari penghayatan dan miskin dari pengamalan. Dalam risalah ini penulis mengajak kepada kita semua untuk merenungi kandungan makna yang terdapat pada ayat dalam surat al-Fajr lalu mendorong kita untuk mengamalkan isinya…

    Pelajaran Dari Surat al-Fajr

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    D. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

    Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2013 - 1434

    تأملات في سورة الفجر

    « باللغة الإندونيسية »

    د. أمين بن عبد الله الشقاوي

    ترجمة: عارف شريف الدين

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2013 - 1434

    Pelajaran Dari Surat al-Fajr

    Segala puji hanya untuk Allah ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Aku bersaksi bahwasannya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi dengan benar melainkan Allah semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Muhamamd adalah hamba dan rasul -Nya. Amma Ba'du:

    Sesungguhnya Allah azza wa jalla telah menurunkan al-Qur'an yang mulia ini untuk direnungi dan di amalkan. Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ ٢٤ ﴾ [ محمد: 24]

    "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?". (QS Muhammad: 24).

    Dan dalam rangka mengamalkan ayat yang mulia ini, kita akan mencoba menghadirkan beberapa ayat dari kitabullah, sekaligus mentadaburi isinya dari pelajaran serta nasehat yang terkandung didalamnya, yaitu sebuah firman Allah tabaraka wa ta'ala dalam surat al-Fajr:

    ﴿ كَلَّآۖ إِذَا دُكَّتِ ٱلۡأَرۡضُ دَكّٗا دَكّٗا ٢١ وَجَآءَ رَبُّكَ وَٱلۡمَلَكُ صَفّٗا صَفّٗا ٢٢ وَجِاْيٓءَ يَوۡمَئِذِۢ بِجَهَنَّمَۚ يَوۡمَئِذٖ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكۡرَىٰ ٢٣ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي قَدَّمۡتُ لِحَيَاتِي ٢٤ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُۥٓ أَحَدٞ ٢٥ وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُۥٓ أَحَدٞ ٢٦ يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩ وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠﴾ [الفجر: 21-30]

    "Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut. Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris. Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa -Nya. Dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan -Nya. Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku". (QS al-Fajr: 21-30).

    Dalam ayat pertama Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ كَلَّآۖ إِذَا دُكَّتِ ٱلۡأَرۡضُ دَكّٗا دَكّٗا ٢١ ﴾ [الفجر: 21]

    "Jangan (berbuat demikian). apabila bumi digoncangkan berturut-turut". (QS al-Fajr: 21).

    Allah mengabarkan tentang apa yang akan terjadi kelak pada hari kiamat, dan beberapa situasi yang sangat menakutkan didalamnya. Allah Shubhanahu wa ta’alla mengawali firman -Nya dengan pernyataan -Nya: "Jangan (berbuat demikian)". Maksudnya pasti benar. Allah Shubhanahu wa ta’alla melanjutkan: "Apabila bumi digoncangkan berturut-turut". Yaitu apabila bumi diratakan, dibentangkan, serta di sama ratakan antara tanah dengan gunung-gunung. Seperti dalam ayat yang lain, dimana Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ عَنِ ٱلۡجِبَالِ فَقُلۡ يَنسِفُهَا رَبِّي نَسۡفٗا ١٠٥﴾ [ طه: 105]

    "Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya". (QS Thahaa: 105).

    Kemudian dalam ayat berikutnya Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ وَجَآءَ رَبُّكَ وَٱلۡمَلَكُ صَفّٗا صَفّٗا ٢٢ ﴾ [الفجر: 22]

    "Dan datanglah Tuhanmu; sedang Malaikat berbaris-baris". (QS al-Fajr: 22).

    Maksudnya para makhluk berdiri setelah bangkit dari kubur menuju Rabbnya. Kemudian Rabbmu datang, yaitu untuk menghakimi dan memutuskan perkara yang ada diantara para makhluk -Nya. Dan hal tersebut terjadi, setelah sebelum mereka terlebih dahulu berbondong-bondong meminta syafa'at kepada pemimpin anak cucu Adam, tanpa dipungkiri yaitu Nabi Muhammad Shalallau 'alaihi wa sallam, yang sebelum mereka meminta kepada beliau, mereka terlebih dahulu mendatangi ulul azmi di kalangan para Rasul satu persatu. Sedangkan mereka menjawab sama, yaitu mengatakan bahwa itu bukan bagianku. Sampai ketika tiba pada gilirannya Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam, maka beliau mengatakan: 'Itu bagianku'. Kemudian beliau pergi dan meminta syafa'at di sisi Allah azza wa jalla sampai kemudian Allah tabaraka wa ta'ala datang untuk memutuskan perkara seluruh makhluk, sedangkan para malaikat juga ikut bersama disisi -Nya berbaris-baris. [1]

    Itulah kondisi yang sangat menegangkan serta agung, sebagaimana yang digambarkan oleh Allah ta'ala dalam firman -Nya:

    ﴿ وَيَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلسَّمَآءُ بِٱلۡغَمَٰمِ وَنُزِّلَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ تَنزِيلًا ٢٥ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡحَقُّ لِلرَّحۡمَٰنِۚ وَكَانَ يَوۡمًا عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ عَسِيرٗا ﴾ [الفرقان: 25-26]

    "Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut putih dan diturunkanlah Malaikat bergelombang-gelombang. Kerajaan yang mutlak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan yang Maha Pemurah. dan adalah (hari itu), satu hari penuh kesukaran bagi orang-orang kafir". (QS al-Furqaan: 25-26).

    Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ وَجِاْيٓءَ يَوۡمَئِذِۢ بِجَهَنَّمَۚ ٢٣ ﴾ [الفجر : 23]

    "Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam". (QS al-Fajr: 23).

    Diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam kitabnya sebuah hadits dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, ia memceritakan: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ مَعَ كُلِّ زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا » [ أخرجه مسلم ]

    "Kelak Neraka Jahanam didatangkan pada hari kiamat, dengan diikat oleh tujuh puluh ribu tali dan pada setiap talinya ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat ". HR Muslim no: 2842.

    Kemudian Allah melanjutkan firman -Nya:

    ﴿ يَوۡمَئِذٖ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ ٢٣ ﴾ [الفجر: 23]

    "Dan pada hari itu ingatlah manusia". (QS al-Fajr: 23).

    Artinya dia ingat akan amal perbuatannya dari mulai masa lalunya yang sangat lampau sampai yang masih segar dalam ingatannya. Akan tetapi Allah ta'ala menyatakan dalam kelanjutannya ayat -Nya:

    ﴿ وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكۡرَىٰ ٢٣ ﴾ [الفجر: 23]

    "Akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya". (QS al-Fajr: 23).

    Maksudnya bagaimana mungkin akan berguna ingatanmu tersebut, sehingga dia mengatakan dalam keadaan menyesali perbuatannya:

    ﴿ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي قَدَّمۡتُ لِحَيَاتِي ٢٤ ﴾ [الفجر: 24]

    "Dia mengatakan: "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini". (QS al-Fajr: 24).

    Maknanya dia menyesali atas apa yang telah terjadi dari perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya kalau dia seorang pendosa. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta'ala di dalam firman -Nya yang lain:

    ﴿ وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا ٢٧ يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلٗا ٢٨ لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا ٢٩ ﴾ [الفرقان: 27-29]

    "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia". (QS al-Furqaan: 27-29).

    Dan juga dalam firman -Nya yang lain:

    ﴿ إِنَّآ أَنذَرۡنَٰكُمۡ عَذَابٗا قَرِيبٗا يَوۡمَ يَنظُرُ ٱلۡمَرۡءُ مَا قَدَّمَتۡ يَدَاهُ وَيَقُولُ ٱلۡكَافِرُ يَٰلَيۡتَنِي كُنتُ تُرَٰبَۢا ٤٠﴾ [النبأ: 40]

    "Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:"Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah". (QS an-Naba': 40).

    Itu, apabila mereka adalah pendosa, adapun bagi orang yang taat sesungguhnya mereka berangan-angan duhai sekiranya dahulu lebih banyak lagi melakukan amal ketaatan.

    Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya sebuah hadits dari Muhammad bin Abi Umairah radhiyallahu 'anhu, dan beliau adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad Shalallahu ‘alihi wa sallam , beliau bersabda:

    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَوْ أَنَّ عَبْدًا خَرَّ عَلَى وَجْهِهِ مِنْ يَوْمِ وُلِدَ إِلَى أَنْ يَمُوتَ هَرَمًا فِي طَاعَةِ اللَّهِ لَحَقَّرَهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ وَلَوَدَّ أَنَّهُ يُرَدُّ إِلَى الدُّنْيَا كَيْمَا يَزْدَادَ مِنْ الْأَجْرِ وَالثَّوَابِ » [ أخرجه أحمد ]

    'Kalau seandainya seorang hamba berbuat taat dari mulai lahir sampai meninggal, lalu ada satu hari yang terlewat untuk tidak berbuat taat kepada Allah, tentu dirinya akan merasa rugi, dan berangan-angan kalau seandainya bisa kembali ke dunia untuk menambah lagi bekal pahala dan ganjaran'. HR Ahmad no: 17650.

    Kemudian Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ فَيَوۡمَئِذٖ لَّا يُعَذِّبُ عَذَابَهُۥٓ أَحَدٞ ٢٥ ﴾ [الفجر: 25]

    "Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti siksa -Nya". (QS al-Fajr: 25).

    Yaitu tidak ada seorangpun yang lebih keras siksaannya di banding dengan siksaan Allah azza wa jalla bagi siapa saja yang bermaksiat kepada -Nya. Hal itu sebagaimana yang Allah Shubhanahu wa ta’alla jelaskan dalam firman -Nya yang lain, yaitu:

    ﴿ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ ٱلۡعَذَابُ ٱلۡأَلِيمُ ٥٠ ﴾ [الحجر: 50]

    "Dan bahwa sesungguhnya azab -Ku adalah azab yang sangat pedih". (QS al-Hijr: 50).

    Lalu Allah ta'ala melanjutkan firman -Nya:

    ﴿ وَلَا يُوثِقُ وَثَاقَهُۥٓ أَحَدٞ ٢٦ ﴾ [الفجر: 26]

    "Dan tidak ada seorangpun yang mengikat seperti ikatan -Nya". (QS al-Fajr: 26).

    Artinya tidak ada ikatan yang lebih kuat dan kencang genggamanya dari zabaniyah bagi orang yang kufur terhadap Rabbnya.

    Ini bagi mereka yang banyak berbuat dosa dikalangan para makhluk serta orang-orang yang berbuat dzalim, sesungguhnya mereka akan dibelenggu dengan rantai yang terbuat dari neraka lalu diseret wajah-wajah mereka menuju neraka Hamim, kemudian neraka tersebut menjadi penuh oleh mereka. Allah ta'ala berfirman:

    ﴿وَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ يَوۡمَئِذٖ مُّقَرَّنِينَ فِي ٱلۡأَصۡفَادِ ٤٩ سَرَابِيلُهُم مِّن قَطِرَانٖ وَتَغۡشَىٰ وُجُوهَهُمُ ٱلنَّارُ ٥٠﴾ [ ابراهيم: 49-50]

    "Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka". (QS Ibrahim: 49-50).

    Dan digambarkan lagi keadaan mereka dalam firman -Nya yang lain:

    ﴿ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ ٣٢ إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ ٱلۡعَظِيمِ ٣٣ ﴾ [الحاقة: 30-33]

    "(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha besar". (QS al-Haaqah: 30-33).

    Kemudian Allah melanjutkan firman -Nya:

    ﴿ يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ ٢٨﴾ [الفجر: 27-28]

    "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu". (QS al-Fajr: 27-28).

    Yang dimaksudnya dengan jiwa yang bersih lagi tenang ialah jiwa yang tenang lagi teguh berkisar bersama kebenaran, maka apabila jiwanya seperti ini, dikatakan kepadanya: 'Kembalilah pada sisi Rabbmu, untuk mengambil pahala serta apa yang telah dijanjikan kepadanya dari kenikmatan yang ada didalam surga.

    Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla melanjutkan firman -Nya: "Dengan hati yang puas lagi diridha i-Nya". Yaitu jiwanya merasa ridha, karena dia telah ridha kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dan Dia pun ridha kepadanya. Sebagaimana yang difirmankan dalam firman -Nya:

    ﴿ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ ٨ ﴾ [البينة : 8]

    "Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya". (QS al-Bayyinah: 8).

    Selanjutnya Allah ta'ala berfirman:

    ﴿ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩ وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠﴾ [الفجر: 29-30]

    "Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba -Ku. Masuklah ke dalam syurga -Ku". (QS al-Fajr: 29-30).

    Maksudnya dimasukan dalam golongan hamba-hamba -Ku. Kemudian firman -Nya: "Masuklah ke dalam syurga -Ku". Dan ucapan ini di katakan padanya manakala dalam keadaan akan dicabut nyawanya dan kelak pada hari kiamat. Sebagaimana para malaikat juga memberi kabar gembira bagi mukmin tatkala mencabut nyawanya dan ketika baru bangun dari kuburnya.

    Diriwayatkan oleh Imam Ahmad didalam musnadnya dari haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alihi wa sallam bersabda:

    "Sesungguhnya seseorang yang akan meninggal (pasti) di hadiri oleh para malaikat. Apabila dia orang yang sholeh, maka para malaikat berkata padanya: 'Keluarlah, duhai jiwa yang baik, dalam tubuh yang baik, keluarlah dengan terpuji, dan kabar gembira untukmu dengan surga dan Rabb yang tidak murka'. Dan ucapan tersebut senantiasa dilantunkan sampai kiranya ruh tersebut keluar kemudian mereka bawa menuju langit…

    Kemudian diceritakan di akhir hadits ini: 'Kemudian orang sholeh tersebut duduk di kuburnya lalu dikatakan seperti ucapan yang dahulu ketika nyawanya akan dicabut". HR Ahmad 14/378 no: 8769.

    Dan dikeluarkan oleh ath-Thabarani didalam Mu'jamul Kabir dengan sanadnya sampai kepada Sa'id bin Jubair yang menceritakan: 'Saat Ibnu Abbas meninggal di Thaif, ada seekor burung yang tidak pernah ada yang serupa dengannya datang, lalu masuk namun tidak terlihat kapan keluarnya. Dan manakala beliau dikubur maka terdengar ada yang membaca ayat ini dari arah kuburnya sedangkan kami tidak mengetahui siapa yang membacanya:

    ﴿يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ ٢٧ ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ ٢٨ فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي ٢٩ وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي ٣٠﴾ [الفجر: 27-30]

    "Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai -Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga -Ku". (QS al-Fajr: 27-30). [2]

    Akhirnya kita ucapkan segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi kita Muhammad, kepada keluarga beliau serta seluruh para sahabatnya.

    [1] . Sebagaimana penjelasan yang ada dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari no: 3340 dan Muslim no: 194.

    [2] . Atsar ini dikeluarkan oleh Imam ath-Thabarani dalam Mu'jamul Kabir 10/236 no: 10581. Al-Haitsami mengatakan didalam Majma' Zawaid 9/285 bahwa para perawinya adalah shahih.