×
Kisah yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits yang menceritakan tentang kebohongan yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihissalam

    Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim alaihissalam

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari

    Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2013 - 1434

    من القصص النبوي: الثلاث كذبات اللاتي كذبهن إبراهيم عليه السلام

    « باللغة الإندونيسية »

    أبو اسحاق الحويني الأثري

    ترجمة: عارف هداية الله

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2013 - 1434

    Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim alaihissalam

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

    "Nabi Ibrahim 'alaihi sallam tidak pernah sama sekali berdusta dalam hidupnya kecuali tiga kali. Adapun dustanya yang kedua kali adalah berkaitan dengan Dzatnya Allah Shubhanahu wa ta'alla, yaitu yang telah tercantum dalam firman Allah Ta'ala:

    قال الله تعالى : ﴿ فَقَالَ إِنِّي سَقِيم ﴾ (سورة الصافات: 89).

    "Kemudian ia berkata:"Sesungguhnya aku sakit". (QS ash-Shaffat: 89). Dan yang kedua, sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Ta'ala:

    قال الله تعالى : ﴿ قَالَ بَلۡ فَعَلَهُۥ كَبِيرُهُمۡ هَٰذَا فَسَۡٔلُوهُمۡ إِن كَانُواْ يَنطِقُونَ ﴾ (سورة الأنبياء : 63).

    "Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". (QS al-Anbiyaa': 63).

    Adapun yang terakhir adalah dustanya tentang Sarah (istrinya). Kisahnya, pada suatu ketika Ibrahim pernah mendatangi sebuah negeri yang di pimpin oleh raja yang fajir, dan beliau bersama istrinya Sarah, dia adalah seorang wanita yang sangat cantik.

    Maka Ibrahim mewanti istrinya: "Sesungguhnya raja yang fajir ini, jika sampai mengetahui engkau adalah istriku, tentu ia akan mengambilmu dariku secara paksa. Oleh karena itu, apabila ia menanyakan kamu, kabarkan padanya bahwa kamu adalah saudaraku. Engkau adalah sudaraku seIslam, karena saya tidak mengetahui ada di dalam negeri ini seorang muslimpun selain aku dan dirimu".

    Maka ketika mereka berdua telah memasuki kota, ada beberapa punggawa raja fajir yang melihatnya, dengan cepat ada yang segera melapor padanya, sungguh telah datang dinegerimu seorang perempuan yang sangat menawan, tidak layak dimiliki melainkan olehmu, kata orang tersebut.

    Sang raja langsung mengutus untuk mendatangkan Sarah kehadapannya. Kemudian tidak berapa lama ia pun di bawa menghadap. Sedangkan di kejauhan sana, Ibrahim berdiri mengerjakan sholat.

    Tatkala Sarah memasuki istananya, sang raja tidak sabar lagi, maka dengan segera ia menjulurkan kedua tangannya untuk memeluknya. Namun tangannya terkunci dengan kuat, sehingga ia tidak sanggup untuk melepasnya.

    Lalu ia berkata padanya: "Berdo'alah kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla, agar melepaskan kedua tanganku ini, saya berjanji tidak akan menyakitimu". Sarah menuruti kemauannya. Tatkala telah terlepas ia mengulurkan tangannya ingin memeluknya, akan tetapi, kedua tangan terkunci kembali, dan sekarang lebih keras dari yang pertama. Ia lalu meminta supaya di do'akan agar di lepas kuncian tangannya oleh Allah Shubhanahu wa ta'alla. Sarah pun melakukannya. Namun, ketika terlepas ia mengulangi kembali ingin memeluknya. Akan tetapi kedua tangannya kembali terkunci, bahkan lebih keras lagi dari yang sebelumnya.

    Ia lalu menyeru padanya: "Doa'kanlah kepada Allah Shubhanahu wa ta'alla, supaya melepaskan tanganku, demi Allah, saya berjanji tidak akan menyakitimu". Sarah lalu menuruti permintaannya, maka kedua tanganya terlepas.

    Kemudian sang raja memanggil orang yang membawa Sarah dihadapannya: "Wahai kamu, apa yang kamu bawa ini, sesungguhnya engkau membawa setan padaku bukan seorang manusia! Bawa ia keluar dari negeriku dan berilah ia seorang budak Hajar".

    Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam kemudian melanjutkan: "Kemudian Sarah berpaling darinya, berjalan meninggalkannya. Tatkala Ibrahim 'alaihi sallam melihatnya, ia segera menyudahi sholatnya lalu menyambut istrinya, dan menanyakan kabarnya: "Apa yang terjadi? Baik, Allah Shubhanahu wa ta'alla telah menahan untukku dari jamahan tangan orang fajir, dan ia memberi kita seorang pembantu".

    Berkata Abu Hurairah: "Itulah ibu kalian wahai Bani air yang turun dari langit".

    Hadits ini shahih, di keluarkan oleh Bukhari dan Muslim.