Kisah Nabi Adam dan Malaikat Maut
Klasifikasi
Full Description
Nabi Adam 'alaihissalam dan Malaikat Maut
[ Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari
Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2013 - 1434
قصة آدم عليه السلام وملك الموت
« باللغة الإندونيسية »
أبو اسحاق الحويني الأثري
ترجمة: عارف شريف الدين
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2013 - 1434
Nabi Adam dan Malaikat Maut
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia bercerita: "Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Ketika Allah Ta'ala menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah Shubhanahu wa ta’alla mengusap punggungnya, lalu keluarlah dari punggungnya keringat yang dengannya Allah Shubhanahu wa ta’alla menciptakan anak keturunannya sampai hari kiamat kelak, dan menjadikan pada setiap orang mata dari cahaya, setelah itu mereka di tampakkan kepada Adam.
Adam bertanya kepada Allah: "Ya Rabb, siapakah mereka? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: "Mereka semua adalah anak keturunanmu". Lalu Adam melihat ada seseorang yang menakjubkannya, dengan sinarnya yang terang pada kedua matanya. Lantas beliau menanyakan kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla: "Ya Rabb, siapakah orang itu? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: "Dia adalah keturunanmu yang berada nanti di akhir zaman, ia di panggil dengan nama Dawud". Beliau menimpali: "Ya Allah, berapa Engkau jadikan umurnya? Allah Shubhanahu wa ta’alla menjawab: "Enam puluh tahun". Ya Allah, tambahkan padanya empat puluh tahun dari umarku, tambah Adam.
Tatkala sudah saatnya Adam meninggal, maka dirinya di datangi malaikat maut, akan tetapi Adam enggan dan mendebatnya: "Bukankah masih tersisa umurku empat puluh tahun lagi?, malaikat tersebut menjawab: "Bukankah telah kamu berikan kepada keturunanmu Dawud?.
Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam meneruskan: "Adam mengingkari janjinya, maka anak keturunannya pun sama suka ingkar, Adam lupa dengan janjinya, sehingga anak keturunannya pun sama, Adam alpa maka anak keturunannya pun menirunya".
Hadits ini shahih. Di riwayatkan oleh at-Tirmidzi, Ibnu Sa'di di dalam ath-Thabaqaat, dan al-Hakim, beliau menshahihkan hadits ini dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi.
Berkata Imam at-Tirmidzi mengomentari hadits ini: "Hadits Hasan Shahih".
Dan hadits ini mempunyai penguat dari haditsnya Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma