Waspada Terhadap Kesaksian Palsu
Klasifikasi
Full Description
Waspada Terhadap Kesaksian Palsu
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir
Terjemah : Muzaffar Sahidu
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2011 - 1432
﴿ التحذير من شهادة الزور ﴾
« باللغة الإندونيسية »
محمد بن عبد الله بن معيذر
ترجمة: مظفر شهيد محصون
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2011 - 1432
بسم الله الرحمن الرحيم
Waspada Terhadap Kesaksian Palsu
Segala puji bagi Allah, Raja Yang Maha Perkasa, Yang Maha Mengetahui Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung, Yang Maha Mulia dan Maha Damai, Yang Mengampuni dosa-dosa, menerima taubat dari segala kesalahan, Yang Maha Mengawasi dan Maha Menghitung amal perbuatan manusia, Yang Maha Dekat dan Menerima permohonan. Allah telah berfirman di dalam kitabNya:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ﴾ [البقرة: 283]
“..dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu Kerjakan”. QS. Al-Baqarah: 283
Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا يَأۡبَ ٱلشُّهَدَآءُ إِذَا مَا دُعُواْۚ وَلَا تَسَۡٔمُوٓاْ أَن تَكۡتُبُوهُ صَغِيرًا أَوۡ كَبِيرًا إِلَىٰٓ أَجَلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ أَقۡسَطُ عِندَ ٱللَّهِ وَأَقۡوَمُ لِلشَّهَٰدَةِ وَأَدۡنَىٰٓ أَلَّا تَرۡتَابُوٓاْ إِلَّآ أَن تَكُونَ تِجَٰرَةً حَاضِرَةٗ تُدِيرُونَهَا بَيۡنَكُمۡ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَلَّا تَكۡتُبُوهَاۗ وَأَشۡهِدُوٓاْ إِذَا تَبَايَعۡتُمۡۚ وَلَا يُضَآرَّ كَاتِبٞ وَلَا شَهِيدٞۚ وَإِن تَفۡعَلُواْ فَإِنَّهُۥ فُسُوقُۢ بِكُمۡۗ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَيۡءٍ عَلِيمٞ﴾ [البقرة: 282]
“…Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis utang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (Tulislahmuamalahmu itu), kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual-beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. QS. Al-Baqarah: 282.
Aku memuji Allah Yang Maha Suci karena kemuliaan dan ketinggian sifatNya, dan aku bersyukur atas segala nikmat dan karuniaNya, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, dengan kesaksian yang membawa kemenangan menuju surga Al-Salam.
Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah, orang yang paling mulia dalam menyeru kepada kemuliaan dan orang yang paling baik dalam menentukan jalan keberuntungan bagi setiap hamba yang kembali kepada Allah, maka Allah memuliakan Islam dengannya dan menghidupkan hati yang mati, menjadikan Al-Qur’an sebagai penerang kehidupan. Ya Allah curahkanlah shalawat kepada hambaMu dan RasulMu, Muhammad dan kepada keluarga dan para shahabatnya yang mulia, baik dan agung dan curahkanlah salam kepada mereka salam sejahtera yang banyak.
Amma Ba’du,,,Wahai sekalian manusia, taqwalah kepada Allah dengan ketaqwaan orang yang takut, waspada, istiqomah dan komitment dengan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah berupa hak-hak Islam dan manusia, dan ketahuilah bahwa ada dua jalan yang berbeda dan dua cara yang saling bersebrangan. Pertama adalah jalan yang menuju kemuliaan, yaitu jalan Allah yang lurus, jalan yang ditempuh oleh orang-orang shaleh yang mulia, di mana mereka berjalan di atas petunjuk dan ilmu. Dan kedua adalah jalan kehinaan, jalan setan yang ditempuh oleh orang-orang tersesat, dan sungguh banyak orang yang terjebak pada jalan tersebut di zaman kita sekarang ini, mereka memasukkan diri dalam golongannya sehingga benarlah apa yang difirmankan oleh Allah tentang mereka:
قال الله تعالى: ﴿لَأَمۡلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنكَ وَمِمَّن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ أَجۡمَعِينَ﴾ [ص: 85]
“Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahanam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya.”. QS. Shad: 85.
Di antara bentuk tindakan buruk adalah berani terhadap Allah dengan memberikan kesaksian palsu, guna mendapat imbalan yang busuk dan buruk, baik kesaksian tersebut secara nyata atau maknawi, atau karena cenderung kepada keluarga dekat atau shahabat atau untuk memberikan kesenangan kepada pimpinan atau mendekatkan diri kepadanya. Kemudian seseorang memberikan kehormatan kepada atasannya dengan memberikan kesaksian palsu, yang bertentangan dengan realita, dan dengannya dia bertindak salah terhadap orang lain dan terhadap saudaranya seiman, yang memiliki hak atas dirinya untuk dijaga kehormatannya, seperti seseorang yang bersaksi atas orang lain bahwa dia memiliki hutang padahal dia menyadari bahwa dirinya berdusta, atau dengan menghinanya atau dengan menggugurkan sifatnya yang adil dalam urusan agama, padahal dia menyadari bahwa dirinya sedang berbuat kedustaan terhadap dirinya, atau seperti seseorang yang bersaksi bahwa si fulan telah menuduh orang lain padahal dia tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan kepadanya, dan banyak lagi contoh lain yang kita saksikan dan dimaklumi. Wahai sekalian hamba Allah, semua tindakan ini diharamkan, apapun bentuk dan tujuan dan termasuk penipuan, kebatilan apapun motifnya dan apapun penafsirannya, sebab hal itu adalah cermin rusaknya hati dan agamanya, dan Allah tidak menyukai kerusakan dan Allah tidak akan memperbaiki perbuatan orang-orang yang merusak dan tindakan ini termasuk keibnasaan. Disebutkan oleh Umar radhiallahu pada riwayat yang shahih bahwa dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah melangkah kaki seorang pemberi kesaksian palsu sehingga Allah menetapkannya di dalam api Neraka”. HR. Ibnu Majah.
Wahai hamba Allah, balasannya adalah neraka di akherat kelak, yang apinya melebihi api dunia dengan sembilan puluh sembilan lipat.
قال الله تعالى: ﴿وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ﴾ [التحريم: 6]
“…yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. QS. Al-Tahrim: 6.
Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhillahu anhu bahwa dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang bersaksi atas keburukan seorang muslim padahal dia tidak pernah melakaukannya maka hendaklah dia menempatkan dirinya di dalam neraka”.
Di dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah radhillahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Kesaksian palsu menyamai syirik kepada Allah, dan beliau mengucapakannya tiga kali, kemudian beliau membaca firman Allah:
قال الله تعالى: ﴿فَٱجۡتَنِبُواْ ٱلرِّجۡسَ مِنَ ٱلۡأَوۡثَٰنِ وَٱجۡتَنِبُواْ قَوۡلَ ٱلزُّورِ﴾ [الحج: 30]
“…maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan dusta”. HR. Amad, Abu Dawud dan Turmudzi.
Cukuplah tingkat keburukan kesaksian paslu ini dengan disamakannya tindakan tersebut dengan syirik kepada Allah, di mana syirik adalah kemaksiatan terbesar terhadap Allah yang terjadi di dunia ini. Keburukan kesaksian paslu tanpak jelas dengan dibalasnya tindakan orang yang bersaksi palsu dengan api neraka dan murkan Allah. Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿إِنَّهُۥ مَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدۡ حَرَّمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِ ٱلۡجَنَّةَ وَمَأۡوَىٰهُ ٱلنَّارُۖ وَمَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ أَنصَارٖ﴾ [المائدة: 72]
" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun”. QS. Al-Maidah: 72.
قال الله تعالى: ﴿وَٱلَّذِينَ يُؤۡذُونَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ بِغَيۡرِ مَا ٱكۡتَسَبُواْ فَقَدِ ٱحۡتَمَلُواْ بُهۡتَٰنٗا وَإِثۡمٗا مُّبِينٗا﴾ [الأحزاب: 58]
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” QS. Al-Ahzab: 58.
Wahai Hamba Allah, takutlah kepada Allah dan berusahalah untuk berbuat yang mulia dengan memberikan kesaksian yang benar dan adil, kesaksian yang diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:
قال الله تعالى: ﴿وَلَا تَكۡتُمُواْ ٱلشَّهَٰدَةَۚ وَمَن يَكۡتُمۡهَا فَإِنَّهُۥٓ ءَاثِمٞ قَلۡبُهُۥۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ عَلِيمٞ﴾ [البقرة: 283]
“Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS. Al-Baqarah: 82.
Allah menjadikan keengganan untuk bersaksi palsu sebagai salah satu sifat orang-orang beriman yang sebenarnya, sebgaimana disebutkan di dalam firman Allah:
قال الله تعالى: ﴿وَٱلَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّواْ بِٱللَّغۡوِ مَرُّواْ كِرَامٗا﴾ [الفرقان: 72]
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya”. QS. Al-Furqan: 72.
Semoga Allah memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.
Khutbah Kedua
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dan mengetahui apa-apa yang dibisikkan oleh jiwanya dan Dia lebih dekat dari hambaNya dari urat leher. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ﴾ [ق: 17، 18]
(yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. QS. Qaf: 17-18.
Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, yang maha Esa, yang tiada sekutu bagiNya, bagiNya segala kekuasaan dan segala pujian dan Dia Maha mengetahui atas segala sesuatu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya, Nabi yang paling mulia, semoga Allah mencuarhkan shalawat dan salam sejahtera yang berlimpah kepada beliau dan para pengikut, para shahabat dan seluruh pengikut beliau dengan kebaikan.
Amma Ba’du: Wahai hamba Allah takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Subahanhu Wa Ta’ala telah mengharamkan di dalam agama ini kesaksian palsu dan perktaan dusta, dan Dia memerintahkan untuk menjauhinya bahkan menyebutkan secara berbarengan dengan penyembahan berhala-berhala, guna mengingatkan manusia tentang keburukan dan kejelekan tindakan kesaksian palsu, seandainya orang yang bersaksi palsu tersebut menyadari kepada siapakah dia berbuat buruk niscaya dia pasti menjauhi perbuatan buruk ini, dan tidak mungkin melakukannya sebab perbuatan ini akan menghapuskan muru’ahnya dan menyia-nyiakan kedudukan dan kehormatannya, bahkan dia telah mengukir bagi dirinya satu keburukan yang tidak akan pernah menghilang dan kehinaan yang tidak akan pernah terhapus, serta mencampakkan diri ke dalam api yang panasnya sangat pedih dan siksanya sangat perih.
قال الله تعالى: ﴿وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكۡرِمٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ﴾ [الحج: 18]
“Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”. QS. Al-Hajj: 18.
Lalu apakah yang mendorong seseorang bertindak hina dan berbuat cela seperti ini, jika motifnya adalah harta dari orang yang disaksikannya maka hal itu adalah perbuatan haram yang tidak memiliki berkah apapun, bahkan menjadi siksa baginya baik di dunia atau di akherat, dan setiap daging yang tumbuh dari sumber yang haram maka neraka akan lebih utama baginya. Jika motif seseorang untuk bersaksi palsu adalah hubungan persahabatannya dengan orang yang mendapat kemaslahatan dari kesaksian tersebut atau untuk mengemis keredhaannya maka itu adalah seburuk-buruk persahabatan yang bisa mencelakakannya kepada kerugian dan murka Allah dan amarahNya.
Disebutkan di dalam riwayat Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa yang mencari redha Allah walau manusia membencinya maka manusiapun akan meredhainya dan barangsiapa yang mencari kerelaan manusia walau Allah membencinya maka Allah membencinya dan manusiapun juga ikut membencinya”.
Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah mewajibkan bagi setiap muslim untuk berbuat adil dalam segala hal dan membela kebenaran di manapun dia berada. Allah Subahanahu Wa Ta’ala berfirman:
قال الله تعالى: ﴿۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ بِٱلۡقِسۡطِ﴾ [النساء: 135]
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan”, QS. Al-Nisa’: 135.
Maksudnya tetaplah berlaku adil dalam segala perkara, bersungguh-sungguh dalam menegakkan keadilan, jangan sampai ada perkara yang memalingkan kalian darinya, bersungguh-sungguh dalam bersaksi kebenaran hanya kerena Allah yaitu dengan menegakkan persaksian semata-mata karena Allah bukan motif duniawi, sekalipun kesaksian tersebut bukan untuk kemaslahatan dirimu atau kedua orang tuamu atau keluarga dekatmu. Inilah yang dapat aku sampaikan, dan curahkanlah shalawat dan salam kepada Nabi yang datang membawa kabar gmebira dan ancaman, sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kalian mengucapkan shalawat dan salam di dalam kitab suci Nya.