Gibah (Menggosip) Mengadu Domba & Mencela Mencederai Puasa & Mengurangi Pahala
Klasifikasi
- Permasalahan Iman << Akidah
- Hukum Puasa << Puasa << Ibadah << Fikih
- Fatwa << Fikih
Full Description
Ghibah (Menggosip), Mengadu Domba dan Mencela, Mencederai Puasa dan Mengurangi Pahala
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Bâz
Terjemah : Syafar Abu Difa
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2011 - 1432
﴿ الغيبة والنميمة والسب تجرح الصوم وتُضعِف الأجر ﴾
« باللغة الإندونيسية »
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز
ترجمة: شفر أبو دفاع
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2011 - 1432
Ghibah (Menggosip), Mengadu Domba & Mencela, Mencederai Puasa & Mengurangi Pahala
Tanya :
Apakah gibah (menggosip) membatalkan puasa Ramadhan?
Jawab:
Gibah tidak membatalkan puasa. Gibah adalah menyebut tentang seseorang yang tidak disukai orang itu. Ia termasuk kemaksiatan, sebagaimana firman Allah -azzawajalla-,
قال الله تعالى: âوَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ á [الحجرات: 12]
“...dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain...” (QS.al-Hujurât:12)
Demikian juga mengadu domba, mencela, mencaci maki dan berdusta, semua itu tidak membatalkan puasa, tetapi mencederai dan mengurangi pahala puasa. Sebagaimana sabda Nabi -shalallahu alaihi wasallam-
[من لم يدَع قول الزور والعمل به والجهل فليس لله حاجة في أن يدَع طعامه وشرابه] رواه الإمام البخاري في صحيحه
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan kotor serta kebodohan, maka Allah tidak butuh dengan makan dan minum yang ditinggalkannya.” [1][HR. Imam al-Bukhari dalam sahihnya]
Dan sabdanya -shalallahu alaihi wasallam- pula,
[الصيام جُنَّة؛ فإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث ولا يصخب فإن سابَّه أحدٌ أو قاتَلَه فليقُلْ: إني صائم] متفق عليه
“Puasa adalah perisai. Apabila seseorang di antara kamu sedang berpuasa janganlah berbuat ketidaksenonohan dan bertengkar. Jika ada orang yang mencela atau memerangi katakan: ‘aku sedang berpuasa!’” [2][Mutafaq ‘alaih]
Hadits-hadits yang semakna dengan ini banyak.
[Salah satu pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh bin Bâz dari Majalah Ukâz. Jawaban tertanggal 23-9-1408H. Dipublikasikan oleh Majalah ad-Da’wah no.1675 tertanggal 20-9-1419 H. Lihat Majmu Fatwa wa Maqolât Mutanawi’ah juz XV]