×
Orang yang beriman seyogyanya selalu merenungi kesempurnaan kekuasaan Allah agar terarah untuk mengagungkan dan memuliakan Allah. Di antara bukti kesempurnaan ciptaan Allah adalah: Penciptaan Adam dari saripati tanah, penciptaan Isa tanpa bapak, negeri yang hancur kembali hidup seperti semula, kekuasaan Allah menghidupkan burung yang telah tercabik dan tercerai berai, seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an.

    Ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala

    ﴿ قدرة الله تعالى ﴾

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Dr. Amin bin Abdullah asy-Syaqawi

    Terjemah : Muzaffar Sahidu

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2011 - 1432

    ﴿ قدرة الله تعالى ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    د. أمين بن عبد الله الشقاوي

    ترجمة: مظفر شهيد

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2011 - 1432

    بسم الله الرحمن الرحيم

    Ketetapan Allah subhanahu wa ta’ala

    Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

    Sesungguhnya wajib bagi seorang hamba untuk merenungi ayat-ayat Allah Subhanhu Wa Ta’ala yang menunjukkan tentang kesempurnaan kudrat -Nya agar dirinya terdorong mengagungkan Allah dengan sebenar-benar pengagungan dan memuliakan -Nya dengan sebenarnya. Allah Subhanhu Wa Ta’ala berifrman:

    قال الله تعالى : ﴿ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴾ (يس: 82)

    Sesungguhnya perintah -Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia”. (Qs. Yasin: 82).

    قال الله تعالى : ﴿ وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ﴾ (القمر: 50)

    Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata. (QS. Al-Qomar: 50).

    قال الله تعالى : ﴿ وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ ﴾ (الزمر: 67)

    Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman -Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Zumar: 67).

    Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abdullah, yaitu Abdullah bin Mas’ud berkata: Seorang pendeta Nashrani mendatangi Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam dan berkata: Wahai Muhammad kita mendapatkan bahwa Allah Subhanhu Wa Ta’ala menjadikan seluruh langit pada satu jari dan seluruh bumi pada satu jari, pohon-pohonan pada satu jari, air dan tanah pada satu jari dan seluruh makhluk yang lain pada satu jari dan Allah Subhanhu Wa Ta’ala berfirman: Akulah Raja, maka Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam tertawa sehingga tampak gigi-gigi gerham beliau membenarkan apa yang diucapkan oleh pendeta tersebut, kemudian beliau Shallallahu Alaihi Wa Sallam membaca sebuah firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

    قال الله تعالى : ﴿وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ﴾ (الزمر: 67)

    Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan -Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Zumar: 67).[1]

    Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kesempurnaan kudratnya adalah penciptaan langit dan bumi, gunung-gunung dan hewan-hewan dalam enam masa, dan jika Allah menghendakinya Dia mampu menciptakannya dalam sekejap mata, namun semua itu tidak dilakukan -Nya untuk mewujudkan hikmat yang tinggi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى : ﴿وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ﴾ (ق: 38)

    Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, dan Kami sedikit pun tidak ditimpa keletihan. (QS. Qaf: 38)

    Di antara tanda kesempurnaan kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah bahwa Dia menciptakan Adam dari saripati tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina, yang memancar dari tulang sulbi dan tulang dada lalu ditempatkan pada wadah yang kuat, tempat yang tidak ditersentuh sinar matahari dan angin, panas dan dingin, pada tiga lapis kegelapan, kegelapan di dalam perut, kegelapan rahim dan kegelapan lapisan, selama empat puluh hari sebagai air, kemudian segumpal darah dalam masa yang sama, kemudian dalam masa yang sama menjadi segumpal daging. Kemudian jika hari-harinya telah sempurna, yaitu sekitar empat bulan, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala mengutus seorang malaikat yang bertugas mengurusi janin, lalu meniupkan ruh padanya sehingga dia berubah wujud menjadi seorang manusia, padahal sebelumnya dia adalah benda beku. Maha Tinggi Allah sebagai Pencipta yang terbaik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى : ﴿ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ﴾ (المؤمنون: 12- 14)

    Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci lah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (QS. Al-Mu’minun: 12-14).

    Di antara bukti kesempurnaan kekuasaan Allah adalah bahwa Dia menciptakan Isa alaihis salam dari ibu tanpa bapak, dan Allah memberikan kemampuan baginya untuk berbicara pada saat bayi. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى : ﴿إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِندَ اللهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِن تُرَابٍ ثِمَّ قَالَ لَهُ كُن فَيَكُونُ﴾ (آل عمران: 59)

    Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (QS. Ali Imron: 59).

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى : ﴿فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا يَا أُخْتَ هَارُونَ مَا كَانَ أَبُوكِ امْرَأَ سَوْءٍ وَمَا كَانَتْ أُمُّكِ بَغِيًّا فَأَشَارَتْ إِلَيْهِ قَالُوا كَيْفَ نُكَلِّمُ مَن كَانَ فِي الْمَهْدِ صَبِيًّا قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا﴾

    Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata:

    "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina", maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?". Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; (QS. Maryam: 27-31).

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyebutkan di dalam banyak ayat-ayat -Nya di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kudrat -Nya yang menghidupkan orang yang sudah mati di dunia ini.

    Di antara bukti kesemprunaan kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah kisah Bani Isro’il pada saat mereka berkata kepada Nabi mereka bahwa mereka tidak akan beriman sehingga mereka melihat Allah secara nyata maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghukum mereka dan mereka disambar oleh petir yang mengakibatkan mereka terkapar mati, lalu Allah Subhanahu Wa Ta’ala membangkitkan mereka setelah kematian itu. Tentang kisah ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkata kepada kaum Bani Isra’il:

    قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّى نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِّن بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ﴾ (البقرة: 55، 56)

    Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang",karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 55-56).

    Di antara bukti ksempurnaan kudrat Allah Subhanhu Wa Ta’ala adalah kisah seorang lelaki yang melewati sebuah negeri yang temboknya telah roboh tertutupi atapnya dan bangunan-bangunan yang ada pada negeri tersebut sudah roboh, pepohonannya sudah mengering, sehingga sangat mustahil jika bangunan dan penduduk akan kembali ramai seperti semula, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala memperlihatkan sebuah tanda kekuasaan -Nya sebagai bukti atas kudrat -Nya, maka Allah Subhanhu Wa Ta’ala mematikannya selama seratus tahun, dan orang ini hanya membawa himar dan makanan. Maka himar itupun mati, persendiannya sudah becerai berai, tulangnya sudah hancur lebur, namun hanya makanan dan minuman yang tetap tidak berubah, berkurang baik dari sisi rasa, warna dan bau, selama seratus tahun terik sinar matahari memanasinya, angin silih berganti menyentuhnya, kemudian Allah Azza Wa Jalla membangkitkan lelaki tersebut dan memperlihatkan keadaan himarnya. Dia memandang kepada tulang-belulang yang telah tercerai berai di atas bumi saling terangkai kembali, setiap tulang kembali pada posisinya semula, kemudian Allah membungkusnya dengan daging, tentang hal ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى : ﴿ أَوْ كَالَّذِي مَرَّ عَلَى قَرْيَةٍ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا قَالَ أَنَّىَ يُحْيِـي هَـَذِهِ اللّهُ بَعْدَ مَوْتِهَا فَأَمَاتَهُ اللّهُ مِئَةَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَهُ قَالَ كَمْ لَبِثْتَ قَالَ لَبِثْتُ يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ قَالَ بَل لَّبِثْتَ مِئَةَ عَامٍ فَانظُرْ إِلَى طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمْ يَتَسَنَّهْ وَانظُرْ إِلَى حِمَارِكَ وَلِنَجْعَلَكَ آيَةً لِّلنَّاسِ وَانظُرْ إِلَى العِظَامِ كَيْفَ نُنشِزُهَا ثُمَّ نَكْسُوهَا لَحْمًا فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُ قَالَ أَعْلَمُ أَنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ (البقرة: 259)

    Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya telah tinggal di sini sehari atau setengah hari". Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia; dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging". Maka tatkala telah nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) dia pun berkata: "Saya yakin bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Al-Baqarah: 259).

    Dia antara bukti kudrat Allah adalah apa yang disebutkan di dalam kisah Ibrahim Al-Khalil ketika dia meminta kepada Tuhannya untuk memperlihatkan kepadanya bagaimanakah cara Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan makhluk yang telah mati, maka Allah menyuruhnya untuk mengambil empat ekor burung, lalu dia memotong-motongnya lalu potongan-potongan burung-burung tersebut diletakkan pada gunung-gunung yang ada di sekitarnya, dan di setiap gunung terdapat bagian tertentu dari burung-burung yang tercerai berai tersebut, kemudian Ibrahim mamanggil burung-burung tersebut. Maka pada saat itu, semua bagian-bagian yang tercerai berai tadi menyatu kembali, kemudian burung-burung tersebut datang kepada Ibrahim dengan berjalan, tidak terbang. Dan tentang perkara ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِـي الْمَوْتَى قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن قَالَ بَلَى وَلَـكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِي قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلَى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا وَاعْلَمْ أَنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ﴾ (البقرة: 260)

    Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah padaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati". Allah berfirman:"Belum yakinkah kamu?". Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku)". Allah berfirman: "(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cingcanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera". Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah: 260).

    Semua contoh-contoh ini, yaitu kudrat Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menghidupkan orang yang sudah mati di dunia sebagai bukti akan kekuasaan Allah untuk membangkitkan semua makhluk pada hari kiamat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَهُوَ الَّذِي يَبْدَأُ الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ﴾ (الروم: 27)

    Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan) nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi -Nya. (QS. Al-Rum: 27).

    قال الله تعالى: ﴿مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ﴾ (لقمان: 28)

    Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. (QS. Luqman: 28).

    قال الله تعالى: ﴿وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلاَّ كَلَمْحِ الْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴾ (النحل: 77)

    Tidaklah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Nahl: 77).

    Maha Suci Allah Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Kuasa, tidak ada seorangpun yang mampu mengalahkan -Nya. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَمَا كَانَ اللهُ لِيُعْجِزَهُ مِن شَيْءٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ إِنَّهُ كَانَ عَلِيمًا قَدِيرًا﴾ (فاطر: 44)

    Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. Fathir: 44).

    Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.

    [1] Al-Bukhari no: 4811 dan Muslim no: 2786