×
Di antara perkara yang dianjurkan oleh syari’at adalah mendamaikan antara pihak dan kelompok yang bertikai, keutamaannya tidak mengalahkan keutamaan shalat dan puasa, bahkan boleh berbohong dalam rangka mempererat hubungan antara saudara.

    Mendamaikan Pertikaian Antara

    Sesama Muslim

    ﴿ إصلاح ذات البين ﴾

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir

    Terjemah : Muzaffar Sahidu

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2011 - 1432

    ﴿ إصلاح ذات البين ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    محمد بن عبد الله بن معيذر

    ترجمة: مظفر شهيد محصون

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2011 - 1432

    بسم الله الرحمن الرحيم

    Mendamaikan Pertikaian Antara Sesama Muslim

    Segala puji bagi Allah yang Maha terpuji dalam setiap keadaan, yang memiliki segala sifat mulia dan kesempurnaan, yang memberikan segala nikmat dan karunia, yang telah menurunkan bagi hambaNya sebuah kitab yang lurus dan benar, untuk memperingatkan manusia tentang siksa yang sangat pedih dari sisiNya, dan memberikan kabar gembira berupa surga bagi orang-orang yang beriman, yang beramal shaleh bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.

    Aku memuji Allah Yang Maha Suci, Dialah Allah Yang Maha Terpuji atas segala keadaan dan dalam segala hal. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, Tuhan orang-orang yang baik, Yang memiliki keagungan dan kemuliaan. Dia telah memerintahkan kepada kalian untuk bertaqwa kepadaNya dan mentaati RasulNya dan mendamaikan antara orang-orang yang beriman jika kalian termasuk orang-orang yang beriman.

    Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya imam bagi orang-orang yang bekerja untuk terus berjuang memperbaiki kerusakan, dan pemimpin bagi orang-orang yang mendapat petunjuk dan memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, yang memiliki sifat yang disebutkan di dalam firmanNya:

    قال الله تعالى: ﴿وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ﴾

    “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai

    orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”. QS. Ali Imron: 159.

    Ya Allah sampaikanlah shalawat dan salam yang banyak kepada hamba dan utusaNya Muhammad dan kepada keluarga serta para shahabatnya, sebagai sahabat dan keluarga terbaik, mereka adalah orang-orang yang mengikuti jejak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan menjadikan mereka sebagai tauladan mereka.

    Wahai sekalian manusia!. Bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan dengarlah apa-apa yang disabdakan oleh Nabi kalian, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, “Apakah kalian mau jika aku beritahukan kepada kalian tentang perbuatan yang paling baik dari puasa, shalat dan shadaqah?. Mereka menjawab: Mau wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, “Yaitu mendamaikan pertikaian antara sesama muslim, sesungguhnya rusaknya hubungan antara sesama muslim adalah sebagai pemangkas, aku tidak mengatakan memangkas rambut namun dia bisa memangkas agama”. HR. Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi.

    قال الله تعالى: ﴿فَاتَّقُواْ اللهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ وَأَطِيعُواْ اللهَ وَرَسُولَهُ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ﴾

    “…sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman". QS. Al-Anfal: 1

    Ketahuilah bahwa di antara perkara yang sangat diperhatikan oleh agama ini, adalah terbentuknya masyarakat yang solid dengan menciptakan perdamaian antara mereka yang bertikai, setiap individu berusaha secara bersama dalam menyatukan kembali sendi-sendi masyarakat tercerai berai, memperbaiki bagian yang terpecah dan hasil yang ingin dituju adalah terbentuknya masyarakat yang baik dan tegaknya jama’ah dalam kesatuan, saling menguatkan dalam menjaga hak-hak pribadi, tolong menolong, dan saling membantu dalam mewujudkan hak-hak bersama dengan mengembangkan sikap berani berkoraban, mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, menjaga kehormatan dan membela kemaslahatan masyarakat.

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menyebutkan di dalam kitabNya yang mulia beberapa faktor positif yang bisa menjamin terbentuknya pribadi dan masyarakat yang baik. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿لاَّ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾

    “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” QS. Al-Nisa’: 114.

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menjanjikan pahala yang paling baik dan besar bagi setiap orang yang berupaya memperbaiki pertiakain yang terjadi antara sesama manusia dalam segala urusan mereka, guna menjaga persatuan jama’ah kaum muslimin. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾

    “Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” QS. Al-Nisa’: 114.

    Wahai sekalian hamba Allah!. Terkadang sebagaian pertikaian ada yang membawa kepada tindak pidana dan memutuskan tali hubungan persaudaraan masayarakat dan memutuskan apa yang telah diperintahkan oleh Allah untuk tetap menyambungnya, seperti hubungan rahim antara keluarga. Selain itu, pertikaian akan menghancurkan kekuatan umat dan menciptakan kerusakan di muka bumi ini. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاء فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىَ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾

    “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh- musuhan maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” QS. Ali Imron: 103.

    Allah Subhanhu Wa Ta’ala juga berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ﴾

    “…dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. Al-Anfal: 46.

    Seandainya penyakit ditanggulangi sejak dini dan dituntaskan dari sumbernya niscaya kekuatan kebaikan akan mengalahkan arus keburukan, dan jama’ah akan selamat dari segala perpecahan dan penyakit dan bagaimana mungkin suatu umat bisa tertimpa oleh suatu penyakit dan bagaimana mungkin dia bisa berpecah belah sementara kitab Allah berada di tengah-tengah mereka sebagai penawar dari segala penyakit, dan sebagai petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang bertaqwa.

    Bagaimana mungkin umat ini bisa terjangkiti penyakit sementara kitab Allah yang sempurna ada:

    قال الله تعالى: ﴿لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً إِلَّا أَحْصَاهَا﴾

    “…kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya;”. QS. Al-Kahfi: 49.

    Allah Subahaanhu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴾

    “Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada) mu”. QS. Al-Zumar: 7

    قال الله تعالى: ﴿وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلاَّ أُمَمٌ أَمْثَالُكُم مَّا فَرَّطْنَا فِي الكِتَابِ مِن شَيْءٍ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ﴾

    “Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan”. QS. Al-An’am: 38.

    Wahai hamba Allah, takutlah kepada Allah dengarkan dan taatilah dan hal itu lebih baik bagi diri kalian:

    قال الله تعالى: ﴿وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾

    “Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. QS. Al-Hasyr: 9.

    Janganlah kalian terpedaya oleh kehidupan dunia ini dan janganlah kalian sampai terpedaya oleh apapun dan ketahuilah bahwa hamba tersebut berada antara dua kekhawatiran, yaitu waktu yang telah berlalu di mana dia tidak mengetahui apakah keputusan Allah padanya dan waktu yang tersisa di mana dia tidak mengetahui apakah yang akan Allah kehendaki padanya. Maka hendaklah seorang hamba harus memperhatikan kemaslahatan pribadinya dan memperhatikan kemaslahatan dunianya, demi yang jiwaku berada di tanganNya tidak ada orang yang akan diterima alasannya setelah kematian dan tidak ada setelah dunia ini selain surga atau neraka.

    Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan hawa nafsunya dan berbuat untuk kemaslahatan setelah kematiannya dan orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan dengan angan-angan yang banyak”. HR. Turmudzi.

    قال الله تعالى: ﴿وَإِن طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِن بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الْأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللهِ فَإِن فَاءتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ﴾

    “Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”. QS. Al-Hujurat: 9-10.

    Semoga Allah memberikan keberkahan bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepadaNya dan bertaubatlah kepada Allah, sebab Dia adalah Zat Yang Pengampun lagi Maha Penyayang.

    Khutbah kedua

    Sesungguhnya, segala puji itu hanya milik Allah, kita memujiNya, memohon pertolongan, meminta ampunan dan taubat hanya kepadaNya. Kami berlindung kepada Allah dari segala kejahatan pribadi dan keburukan amal-amalan kami, barangsiapa yang diberikan petunjuk oleh Allah maka tiada seorangpun yang mampu menyesatkannya dan barangsiapa yang disesatkanNya tiada seorangpun yang mampu memberikan petunjuk baginya. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusaNya, semoga shalawat dan salam yang berlimpah tetap tercurahkan kepada beliau, keluarga, para shahabat dan setiap orang yang mengkuti mereka dengan kebaikan samapai hari kiamat, Amma Ba’du:

    Takutlah kepada Allah dan ketahuilah wahai hamba Allah bahwa sesungguhnya amalan-amalan itu memilki tingkatan-tingkatan dalam nilai keutamaannya berdasarkan pada kemaslahatan yang ditimbulkannya, dan tidak ada amalan yang lebih mulia dan agung dari amalan bersegera dalam mendamaikan pertikaian dan upaya memperkuat hubungan sesama saat hubungan tersebut melemah. Keutamaan mendamaikan pertikaian antara sesama muslim tidak lebih kecil dari nilai keutamaan shalat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari Abi Darda’ bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, “Apakah kalian mau jika aku beritahukan kepada kalian tentang perbuatan yang paling baik dari puasa, shalat dan shadaqah?. Mereka menjawab: Mau wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, “ Yaitu mendamaikan pertikaian antara sessama muslim, sesungguhnya rusaknya hubungan antara sesama muslim adalah sebagai pemangkas, aku tidak mengatakan memangkas rambut namun dia bisa memangkas agama”. HR. Ahmad, Abu Dauwd dan Turmudzi.

    Dan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah aku tunjukkan kepada kalian tentang shadaqah yang dicintai oleh Allah dan RasulNya?. Yaitu engkau mendamaikan antara manusia jika mereka saling marah dan hubungan mereka telah rusak”.

    Dan ucapan-ucapan baik yang mampu menghimpun kembali perpecahan umat dan menutupi perceraian termasuk kebaikan yang berfungsi sebagai jalan taqarrub kepada Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: ﴿لاَّ خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاَحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتَغَاء مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا﴾

    “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” QS. Al-Nisa’: 114.

    Islam melarang berbuat bohong kecuali dalam kondisi guna menjinakkan hati dan mempersattukan barisan berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Bukan pembohong orang yang berbohong dalam rangka mendamaikan antara orang yang bertikai untuk menciptakan kebaikan dan berkat yang baik”. Muttafaq Alaihi.

    Inilah yang bisa aku sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Rasul yang membawa peringatan berita gembira, sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah di dalam firmanNya:

    قال الله تعالى: ﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾

    “Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. QS. Al-Ahzab: 56.