×
Sehat dan sakit adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan dari makhluk yang bernyawa. Selain ruqyah dan obat, apakah yang harus dilakukan untuk kesembuhan? Fatwa ini berisi nasehat penting bagi kaum muslimin secara umum dan yang mengalami hal serupa secara khusus. Silahkan anda simak.

Di Samping Ruqyah, Apa Yang Harus Dilakukan?

﴿ إلى جانب الرقية الشرعية.. افعل الآتي ﴾

] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

Syaikh Abdullah bin Jibrin

Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali

Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2010 - 1431

﴿ إلى جانب الرقية الشرعية.. افعل الآتي ﴾

« باللغة الإندونيسية »

الشيخ عبدالله بن جبرين

ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي

مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

2010 - 1431

 بسم الله الرحمن الرحيم

Di Samping Ruqyah, Apa Yang Harus Dilakukan?

Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah

Pertanyaan: Dari seseorang yang menderita penyakit. Ia telah pergi berobat ke dokter dan tidak memberi manfaat apa-apa. Kemudian ia pergi ke beberapa syaikh agar di ruqyah. Apabila mereka membaca ruqyah atasnya, maka jiwanya menjadi tenang. Setelah beberapa waktu, kondisinya kembali seperti sebelumnya. Kemudian ia berkata: apakah obat penyakit itu?

Jawaban: Pengobatan adalah dengan beberapa perkara:

  1. Tenang kepada kebaikan dan mencintainya.
  2. Sabar terhadap rasa gelisah yang menimpa jiwanya dan mengharapkan pahala (serta meyakini) bahwa musibah-musibah ini adalah cobaan yang diberikan Allah Subhanahu wata’alla kepada hamba-hamba-Nya dan menguji mereka: Apakah hamba bisa sabar atau tidak? Apabila ia sabar, maka Allah Subhanahu wata’alla menetapkannya. Firman -Nya

قال الله تعالى: ﴿ $yJ¯RÎ) ’®ûuqムtbrçŽÉ9»¢Á9$# Nèdtô_ﷺ‬& ΎötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇÊÉÈ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas. (QS. az-Zumar:10)

Ini adalah secara umum.

Adapun secara khusus, kami memberi pesan sebagai berikut:

  1. Memperbanyak kebaikan dan amal-amal shalih, seperti shalat, ibadah, zikir, membaca al-Qur`an dan semisalnya.
  2. Kami berwasiat juga kepadanya agar menghadiri majelis-majelis zikir dan ilmu, maka sesungguhnya padanya ada sesuatu yang menenteramkan jiwanya dan bisa menyibukkan dirinya dari pemikiran-pemikiran gelisah tersebut.
  3. Kemudian kami berwasiat (berpesan) kepadanya agar menyibukkan diri dengan sesuatu yang berfaedah, seperti membeli kaset-kaset, buku-buku yang berguna, dan yang mengandung nasehat, bimbingan, ilmu yang bermanfaat, cerita dan pelajaran yang menyibukkan dirinya dan menenteramkan jiwanya.

Apabila ia bisa menyibukkan dirinya dengan semua itu, menanamkan jiwanya atas hal itu dan memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wata’alla seperti membaca al-Qur`an, mengobati dirinya dengan doa-doa yang terdapat dalam al-Qur`an dan sunnah. Setelah semua itu kita memohon kepada Allah Subhanahu wata’alla agar meringankan penyakit darinya.

Syaikh Abdullah bin Jibrin –al-Kanzuts Tsamin 1/210-211.