Ringkasan Fiqih Islam 10 [ Dakwah Kepada Allah ]
Klasifikasi
Full Description
- Ringkasan Fiqih Islam ( DAKWAH KEPADA
ALLAH ﷻ )
- 1-Kesempurnaan Agama Islam
- Kesempurnaan nikmat hati
- Kebahagian dan kesengsaraan
- 4. Dakwah kepada jalan Allah
- Sebab-sebab hidayah:
- Manusia dalam beramal terbagi menjadi dua golongan:
- 5. Kewajiban berdakwah ilallah
- Tugas umat
- Keadaan dan kondisi juru dakwah
- 6. Pokok-Pokok Asas Dakwah Para Nabi Dan Rasul
- Dakwah para Nabi dan Rasul
- Beramar ma'ruf dan nahi munkar.
- Penyayang:
- Bersabar:
- Ikhlash
- Murah hati, khidmah dan tawadhu
- Berpaling dari perhiasan kehidupan duniawi
- Memberikan semangat dalam keta'atan dan mengancam (siksaan) dari kemaksiatan
- Bergegas dalam beramal kebaikan
- Menuntut ilmu dan mengajarkannya:
- Berdoa bagi orang-orang musyrik supaya mereka mendapat hidayah:
- Berdoa dan meminta tolong dengan shalat di setiap keadaan
- Berpegang kepada Allah dan meniadakan tindakan hawa nafsu dan bersaha menelusuri sebab yang perintahkan dan dibolehkan.
- Menjaga orang yang mempunyai kedudukan
Ringkasan Fiqih Islam ( DAKWAH KEPADA ALLAH ﷻ )
1-Kesempurnaan Agama Islam
Islam adalah agama yang sempurna, yang dengannya Allah I memuliakan manusia. Dan dengan Islam pula terwujudnya kebahagian manusia di dunia dan akhirat. Allah ﷻ telah menciptakan alam ini, dan menjadikan setiap makhluk yang ada di dalamnya tunduk kepada sunnatullah (hukum Allah) atau tabiat yang berlaku atasnya. Melalui Islam Allah mewujudkan kehendak-Nya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang telah ditetapkan atasnya hukum Allah tersebut, maka ketetapan itu tidak bisa dirubah kecuali dengan perintah Allah semata;
﴿ سُنَّةَ ٱللَّهِ ٱلَّتِي قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلُۖ وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ ٱللَّهِ تَبۡدِيلٗا ٢٣ ﴾ [الفتح: ٢٣]
' "Sebagai suatu sunnatullah (hukum Allah) yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu." (QS. Al-Fath: 23).
Matahari memiliki sunnatullah, malam memiliki sunnatullah, siang memiliki sunnatullah, tumbuh-tumbuhan memiliki sunnatulah, hewan-hewan memiliki sunnatulah, begitu juga angin, air, bintang-bintang, lautan dan gunung-gunung; setiap mereka memiliki sunnatulah (hukum Allah) yang berlaku atas mereka. Dan begitulah seterusnya:
﴿ لَا ٱلشَّمۡسُ يَنۢبَغِي لَهَآ أَن تُدۡرِكَ ٱلۡقَمَرَ وَلَا ٱلَّيۡلُ سَابِقُ ٱلنَّهَارِۚ وَكُلّٞ فِي فَلَكٖ يَسۡبَحُونَ ٤٠ ﴾ [يس: ٤٠]
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin: 40).
Dan manusia adalah salah satu makhluk Allah yang juga membutuhkan jalan (hidup) yang mesti dilalui pada setiap keadaan; demi menggapai kesuksesan dunia dan akherat. Jalan tersebut adalah agama (Islam) yang Allah memuliakan manusia dengannya serta meridhainya. Tidak diterima agama apa pun selain Islam, maka kebahagiaan dan kesengsaraan tergantung kepada sejauh mana manusia berpegang teguh dengan Islam atau mengingkarinya. Manusia bebas memilih apakah menerima Islam atau menolaknya.
1-Allah I berfirman:
﴿ وَقُلِ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكُمۡۖ فَمَن شَآءَ فَلۡيُؤۡمِن وَمَن شَآءَ فَلۡيَكۡفُرۡۚ ....... ﴾ [الكهف: ٢٩]
"Dan katakanlah bahwa kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". (QS. Al-Kahfi: 29).
2- Allah I berfirman:
﴿ قُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ مِنۡهَا جَمِيعٗاۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ ٣٨ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٣٩ ﴾ [البقرة: ٣٨، ٣٩]
"Kami berfirman: "Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal didalamnya. " (QS. Al-Baqarah: 38-39).
Ketika Allah I menciptakan manusia, ditundukkan bagi manusia segala apa yang ada di langit dan di bumi, dan Allah menurunkan kepada manusia kitab-kitab, para rasul diutus, serta Allah membekali manusia dengan pengetahuan dan panca indera; berupa pendengaran, penglihatan dan akal, dan Allah I memuliakan manusia dengan (memrintahkkannya untuk) menyembah kepada Nya semata tanpa menyekutukan Nya (dengan sesuatu apapu).
1. Allah I berfirman:
﴿ أَلَمۡ تَرَوۡاْ أَنَّ ٱللَّهَ سَخَّرَ لَكُم مَّا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِ وَأَسۡبَغَ عَلَيۡكُمۡ نِعَمَهُۥ ظَٰهِرَةٗ وَبَاطِنَةٗۗ .... ﴾ [لقمان: ٢٠]
"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya lahir dan bathin." (QS. Luqman: 20).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡٔٗا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفِۡٔدَةَ لَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ ٧٨ ﴾ [النحل: ٧٨]
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. Al-Nahl: 78).
3- Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ ......... ﴾ [النحل: ٣٦]
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu". (QS. Al-Nahl: 36).
Nikmat yang paling agung
Allah SWT menganugerahi kepada para hamba Nya dengan nikmat yang sangat banyak, tidak terhitung, nikmat yang terpenting adalah nikmat diciptakannya kita, diberi umur panjang dan nikmat hidayah, dan nikmat yang teragung dan tertinggi dari nikmat-nikmat tadi adalah nikmat Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ sebagai utusan Allah I kepada umat seluruh manusia, inilah agama yang sempurna, menyeluruh dan kekal:
Mengatur hubungan antara manusia dengan Rabbnya dengan menyembah, mengesakan, dan bersyukur hanya kepada-Nya, mengadu kepada-Nya setiap permasalahan, takut dan bertawakkal hanya kepada-Nya, merendahkan diri, mencintai, mendekatkan diri hanya kepada-Nya, meminta pertolongan-Nya, memohon keridhaan dan (berdo'a agar diberikan) petunjuk yang bisa mengantarkan ke dalam surga-Nya serta bagaimana agar selamat dari kemarahan dan siksaan-Nya.
Mengatur hubungan antara manusia dengan Rasul-Nya ﷺ dengan menta'ati, mencintai, dan mengikuti sunnahnya, membenarkan ajaran yang dibawa olehnya, menjadikannya sebagai suri teladan dan tidak beribadah kepada Allah I kecuali dengan apa yang disyariatkannya.
Mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, seperti dengan ibu dan bapak, dengan isteri dan anak, dengan sanak famili dan tetangga, dengan orang 'alim dan orang awam, dengan orang muslim dan kafir, dengan penguasa dan masyarakat, dan dengan yang lainnya.
Mengatur muamalah manusia dengan hartanya, mencari nafkah yang halal, menghindari penipuan, bersikap ramah dalam berjual beli, berinfaq untuk kebaikan, berusaha jujur, menghindari riba dan dusta, dan juga mengatur bagaimana membagikan harta shodaqoh, pembagian warisan dan lain sebagainya.
Islam mengatur kehidupan manusia dalam berkeluarga, mendidik anak-anak, menjaga keluarga agar jauh dari kerusakan, mengatur kehidupan pria dan wanita baik dalam keadaan senang ataupun susah, keadaan kaya atau miskin, keadaan sehat atau sakit, keadaan aman atau takut, keadaan bermuqim atau safar.
Islam mengatur seluruh hubungan tersebut di atas ikatan yang kuat berupa kecintaan karena Allah dan benci karena Allah, mengajak kepada sifat-sifat dan akhlaq terpuji, seperti dermawan, murah hari, rasa malu, pemaaf, jujur, berbuat baik, adil, menolong orang, kasih sayang, simpati dan semisalnya.
Islam melarang segala keburukan dan kerusakan, kezholiman dan tindakan melampaui batas; seperti menyekutukan Allah, membunuh jiwa tanpa alasan yang benar, berzina, berdusta, sombong, kemunafikan, mencuri, ghibah, memakan harta orang dengan cara yang bathil, riba, minum khamer, sihir, riya dan yang lainnya.
Setelah itu; Islam memberitakan tentang keadaan manusia di alam akherat. Dan sesungguhnya kehidupan di akherat itu dibangun berdasarkan kehidupannya di dunia. Maka barangsiapa yang datang dengan membawa keimanan dan amal shaleh; niscaya dia masuk syurga, di dalam syurga dirinya akan sangat bahagia karena bisa melihat wajah Allah, dia bersenang-senang dengan kenikmatan yang terdapat di dalam syurga, yang mana syurga itu belum pernah dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar oleh telinga dan tidak pula terbersit dalam hati manusia. Dia kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Sedangkan orang yang datang dengan membawa kekafiran dan kemaksiatan maka ia masuk neraka dan kekal di dalamnya. Adapun orang muslim yang bermaksiat kepada Allah jika dosanya tidak diampuni maka akan diazab di dalam neraka sebatas kadar dosanya, atau diampuni oleh Allah I dan tidak disiksa.
1- Allah I berfirman:
﴿ ........ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ ........ ﴾ [المائدة: ٣]
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhai islam itu jadi agama bagimu." QS. Al-Ma'idah: 3
2- Allah I berfirman:
﴿ لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ١٦٤ ﴾ [ال عمران: ١٦٤]
"ٍSungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata." (QS. Ali Imron: 164).
3- Allah I berfirman:
﴿ …... قَدۡ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٞ وَكِتَٰبٞ مُّبِينٞ ١٥ يَهۡدِي بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضۡوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَٰمِ وَيُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ بِإِذۡنِهِۦ وَيَهۡدِيهِمۡ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ١٦ ﴾ [المائدة: ١٥، ١٦]
Sesungguhna telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizinNya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (QS. Al-Ma'idah: 15-16).
4. Allah I berfirman:
﴿ ......... وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٣ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَٰلِدٗا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٞ مُّهِينٞ ١٤ ﴾ [النساء : ١٣، ١٤]
"Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan Nya, niscaya Allah memasukkkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan." (QS. Al-Nisa': 13-14).
Agama ini akan tersebar dan disampaikan dengan jelas, sebagaimana jelasnya malam dan siang, kemudian (agama islam) akan kembali asing seperti semula.
1-Dari Tsauban t berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
(إِنَّ اللهَ زَوَى لِيَ اْلأَرْضَ فَرَأَيْتُ مَشَارِقَهَا وَمَغَارِبَهَا وَإِنَّ أُمَّتِي سَيَبْلُغُ مُلْكُهَا مَا زَوَى لِيَ مِنْهَا)
"Sesungguhnya Allah telah menghamparkan bumi bagiku, maka aku melihat belahan bumi bagian timur dan bagian barat dan kekuasaan umatku akan meliputi bagian bumi yang telah dihamparkan bagiku". (HR. Muslim).
(لَيَبْلُغَنَّ هذَا ْالأَمْرُ مَا َبلَغَ الَّليْلُ وَالنَّهَار وَلاَ يَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلاَ وَبَرٍ إِلاَّ أَدْخَلَهُ الله هذَا الدَّيْنَ بِعِزِّ عَزِيْزٍ أَوْ بِذِلِّ ذَلِيْلٍ عِزًّا يُعِزُّ اللهُ بِهِ اْلإِسْلاَمَ وَذلاًّ يُذِلُّ اللهُ بِهِ الْكُفْرَ)
"Perkara Islam pasti akan sampai kepada apa-apa yang liputi oleh siang dan malam, dan Allah tidak akan meninggalkan rumah baik di kota atau di desa kecuali Dia akan menyampaikan kepada mereka perkara agama ini, dengan memuliakan orang yang mulia atau menghinakan orang yang terhina, yaitu sebuah kemuliaan di mana Allah akan meniggikan Islam dengannya dan kehinaan di mana Allah akan menghinakan kekafiran dengannya".
((إِنَّ اْلإِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ وَهُوِ يَأرز بَيْنَ اْلَمسْجِدَيْنِ كَمَا تأرز الْحَيَّةُ إِلَى جِحْرِهَا))
"Sesungguhnya Islam muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali asing seperti semula. Ia berkeliling di antara dua masjid; seperti ular yang berlindung ke dalam sarangnya" (HR. Muslim).
Dalam riwayat Ahmad disebutkan: لِلْغُرَبَاءِ) (فَطُوْبَى setelah kalimat (كما بدأ): yang artinya beruntunglah bagi mereka yang asing. Ketika Nabi ditanya: "Siapakah orang yang asing itu?", Rasul menjawab: "Mereka yang dijauhi/asing dari suku dan kaum mereka".
Allah telah menyempurnakan agama ini bagi kita, dan menyempurnakan nikmat ini dengannya, serta ridha terhadap Islam sebagai agama kita; maka barangsiapa yang menerima agama ini, niscaya dia bahagia di dunia dan di akherat akan masuk syurga. Dan barangsiapa yang mengingkarinya maka dia hidup sengsara di dunia, dan di akherat akan masuk neraka. Allah tidak akan pernah menerima agama dari seorangpun selain agama Islam.
Allah I berfirman:
﴿ ........ ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَٰمَ دِينٗاۚ ....... ﴾ [المائدة: ٣]
"Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Ma'idah: 3).
Allah I berfirman:
﴿ وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَٰمِ دِينٗا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٨٥ ﴾ [ال عمران: ٨٥]
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akherat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imron: 85).
3. Dari Abu Hurairoh t dari rasulullah ﷺ, bahwasanya beliau bersabda :
((وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هذِهِ اْلأُمَّةِ يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ ِمنْ أَصْحَابِ النَّارِ))
"Demi yang jiwa Muhammad ada di Tangan Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi atau Nashroni yang mendengar tentang aku, kemudian ia mati sementara dirinya tidak beriman dengan risalah yang aku bawa, maka ia termasuk penghuni neraka." (HR. Muslim).
2. Hikmah diciptakannya manusia.
Allah I menciptakan alam ini sebagai bukti akan kesempurnaan ilmu dan kekuasaannya, dan seluruh makhluk di alam ini bertasbih dan memuji keagungan Allah ﷻ .
Allah I berfirman:
﴿ ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا ١٢ ﴾ [الطلاق : ١٢]
"Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya Allah, ilmu Nya benar-benar meliputi segala sesuatu." (QS. Al-Thalaq: 12).
Allah SWT menciptakan jin dan manusia hanya untuk beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukan Nya (dengan sesuatu apapun), sebagaimana firman Allah I:
﴿ وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ ٥٦ مَآ أُرِيدُ مِنۡهُم مِّن رِّزۡقٖ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطۡعِمُونِ ٥٧ ﴾ [الذاريات: ٥٦، ٥٧]
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan." (QS. Al-Zdariayat: 56-57).
Alam dan fase-fase yang dilewati manusia
Allah menciptakan manusia, serta menjadikannya melewati fase-fase waktu, tempat dan keadaan. Kemudian diakhiri dengan keabadian, baik itu abadi di syurga atau di neraka. Inilah fase-fase perpindahan tersebut:
Dalam perut ibu, inilah fase awal yang dilewati seluruh manusia, tempat tinggal pertama manusia selama kurang lebih sembilan bulan, Allah I mengaturnya dalam kegelapan dengan kekuasaan Nya, ilmu Nya dan hikmah Nya; apa-apa yang dibutuhkan dari makanan, minuman dan tempat untuk berlindung. Pada fase ini tidak ada tugas dan beban kepada manusia. Ada dua hikmah dengan adanya fase ini, yaitu: Menyempurnakan sendi-sendi dan anggota badan sehingga keluar ke alam dunia setelah sempurna penciptaan secara dhohir dan bathin.
Alam dunia, alam yang lebih luas dari alam rahim ibu, dan masa hidup di alam ini lebih panjang dari alam rahim ibu. Allah I mengatur dan menyediakan bagi manusia apa-apa yang dibutuhkannya di alam dunia ini. Juga Allah memberikan kelebihan berupa akal, pendengaran dan penglihatan, kemudian Allah mengutus rasul-rasul bagi manusia, menurunkan kitab-kitab untuk mereka dan memerintahkan supaya ta'at kepada Allah, melarang bermaksiat kepada Nya. Dia menjanjikan syurga bagi yang taat, dan siksa neraka bagi yang bermaksiat. Hikmah adanya alam dunia ini adalah: Menyempurnakan keimanan kepada Allah I, dan menyempurnakan amal-amal sholeh, yang merupakan sebab dimasukkannya manusia ke dalam syurga. Setelah itu, barulah dia berpindah ke alam berikutnya.
Alam barzah di dalam qubur, inilah tempat awal dari perkampungan akherat. Manusia tinggal di alam ini sampai meninggalnya seluruh makhluq dan terjadinya hari kiamat. Masa tinggal di alam ini lebih panjang dibanding dengan alam dunia, kebahagiaan dan kesengsaraan di alam ini juga lebih besar dan lebih sempurna dibanding dengan alam dunia; tergantung amal kita ketika di alam dunia, (alam ini) bisa menjadi taman dari taman-taman syurga atau menjadi lubang dari lubang-lubang neraka. Balasan sudah dimulai dari alam ini. Kemudian barulah manusia berpindah lagi dari alam barzah menuju alam abadi, baik syurga atau neraka.
Alam akherat, kehidupan di alam ini tidak terbatas, kenikmatan-kenikmatan yang sempurna bagi orang-orang beriman, dilengkap dan dipenuhi semua keinginan-keinginan orang-orang beriman. Barangsiapa yang ketika di alam dunia menyempurnakan apa yang dicintai oleh Allah I berupa keimanan, akhlaq dan amal-amal sholeh, maka di akerat ini Allah sempurnakan pula baginya apa yang dia sukai dan harapkan, berupa kenikmatan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terbesit dalam hati manusia. Dan apabila ia datang tanpa membawa keimanan dan amal-amal sholeh, maka baginya balasan neraka jahanam di mana dia kekal di dalamnya, sedangkan orang beriman ketika berpindah ke alam ini, maka dia tidak dibebani dengan apa-apa yang telah diwajibkan atas dirinya ketika berada di alam pertama (dunia), dan dia kekal di dalam surga.
Kesempurnaan nikmat hati
Allah I menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan, memuliakannya di atas semua makhluk. Dan Allah menjadikan bentuk tubuh manusia secara sempurna, ketika dia tidak memperoleh kesempurnaan tersebut, maka hal itu akan mengkaibatkan terjadinya gangguan, kekacauan, dan rasa sakit. Maka dijadikanlah kesempurnaan mata dengan penglihatannya, kesempurnaan telinga dengan pendengarannya, kesempurnaan lisan dengan kemampuannya untuk berbicara, dan ketika hilang kesempurnaan kekuatan anggota badan tersebut, niscaya dia akan mengalami sakit dan cacat.
Begitu juga Allah I telah menjadikan kesempurnaan hati dan nikmat-nikmatnya, kegembiraannya, ketenangannya, dalam mengenal Rabbnya. Mencintai Nya, senang dan rindu kepada Nya, beramal dengan apa yang diridhai Nya. Dan tetkala hilang kesempurnaan hati ini, maka dia akan merasakan azab yang pedih dan kesengsaraan yang perih jika dibanding dengan mata yang kehilangan penglihatannya, telinga yang kehilangan pendengarannya. Hati yang bersih dan selamat akan selalu melihat kebenaran sebagaimana mata melihat matahari.
Dunia dan akherat
Allah I menjadikan segala sesuatu mempunyai tujuan dan perhiasan. Tumbuh-tumbuhan memiliki perhiasan, yaitu: dahan, dedaunan dan bunga-bunga, akan tetapi maksud dan tujuan dijadikannya pohon adalah untuk menghasilkan buah-buahan dan kacang-kacangan. Juga pakaian mempunyai perhiasan, sedangkan maksud dan tujuan dari pakaian adalah menutupi aurat. Sama halnya dengan dunia, dia mempunyai perhiasan dan keindahan, segala apa yang ada di dalamnya adalah perhiasan dunia. Sedangkan maksud dan tujuannya adalah memudahkan untuk beriman dan amal sholeh.
Dunia adalah perhiasan, akherat adalah tujuan. Setiap orang yang lupa akan maksud dan tujuannya pasti akan terpesona dengan perhiasan dunia. Para nabi –alaihimus salam- dan para pengikutnya sibuk beramal demi (mengejar) maksud dan tujuan mereka. Dan orang yang lalai (ahli dunia) akan sibuk dengan perhiasan-perhiasan dunia; berhura-hura dan bermain-main. Padahal Allah I memerintahkan kepada kita untuk mengambil bagian dari dunia ini sebatas keperluan saja, dan beramal untuk akherat dengan segala kemampuannya.
Ketika bentrokan terjadi dalam hidup kita, antara perhiasan dan tujuan, yaitu beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan Nya, menta'ati Nya dan menta'ati rasul Nya, maka dahulukanlah apa yang dicintai oleh Allah, yaitu beribadah kepada Nya, menta'ati Nya dan menta'ati rasul Nya ﷺ, serta berjihad di jalan Allah dan menyebarkan agama-Nya.
Firman Allah I
﴿ إِنَّا جَعَلۡنَا مَا عَلَى ٱلۡأَرۡضِ زِينَةٗ لَّهَا لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّهُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗا ٧ ﴾ [الكهف: ٧]
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya" (QS. Al-Kahfi: 7).
Allah I berfirman:
﴿ ٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا لَعِبٞ وَلَهۡوٞ وَزِينَةٞ وَتَفَاخُرُۢ بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٞ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِۖ كَمَثَلِ غَيۡثٍ أَعۡجَبَ ٱلۡكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصۡفَرّٗا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمٗاۖ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ عَذَابٞ شَدِيدٞ وَمَغۡفِرَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٞۚ وَمَا ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلۡغُرُورِ ٢٠ سَابِقُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا كَعَرۡضِ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ أُعِدَّتۡ لِلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦۚ ذَٰلِكَ فَضۡلُ ٱللَّهِ يُؤۡتِيهِ مَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلۡفَضۡلِ ٱلۡعَظِيمِ ٢١ ﴾ [الحديد: ٢٠، ٢١]
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antar kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan akherat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupa dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikannya kepada siapa yang di kehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al-Hadid: 20-21).
Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤﴾ [التوبة: 24]
"Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudar-saudar, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (QS. Al-Ataubah: 24).
Nilai dunia di banding dengan akherat.
Allah I dan rasul Nya telah menjelaskan dengan gamblang dan sejelas-jelasnya tentang nilai dunia dibanding akherat sebagaimana yang disebutkan berikut:
1. Nilai dunia yang sebenarnya telah dijelaskannya oleh Allah I dengan firman Nya:
﴿ وَمَا هَٰذِهِ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَآ إِلَّا لَهۡوٞ وَلَعِبٞۚ وَإِنَّ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ لَهِيَ ٱلۡحَيَوَانُۚ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ٦٤ ﴾ [العنكبوت: ٦٤]
"Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akherat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Ankabut: 64).
2. Nilai dunia yang bersifat sementara, dijelaskan oleh Allah I dalam firman Nya:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَا لَكُمۡ إِذَا قِيلَ لَكُمُ ٱنفِرُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ ٱثَّاقَلۡتُمۡ إِلَى ٱلۡأَرۡضِۚ أَرَضِيتُم بِٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا مِنَ ٱلۡأٓخِرَةِۚ فَمَا مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا فِي ٱلۡأٓخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ ٣٨﴾ [التوبة: 38]
"Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akherat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit." (QS. Al-Taubah: 38).
3. Nilai dunia diukur dengan timbangan.
Rasulullah ﷺ menjelaskannya dalam hadist beliau ﷺ:
((لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شُرْبَةَ مَاءٍ))
"Kalaulah dunia sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka orang kafir tidak akan dikasih minum walau satu teguk air". (HR. Turmudzi).
4. Nilai dunia diukur dengan takaran:
(وَاللهِ مَا الُّدنْيَا فِي اْلآخِرَةِ إِلاَّ مِثْلُ مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هذِهِ وَأَشَارَ يحيى بِالسَّباَّبَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ يَرْجِعُ)
"Tidaklah dunia ini dibanding dengan akherat keculai seperti salah seorang di antara kalian mencelupkan jarinya ini –dan beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuk- pada sebuah sungai yang besar, maka hendaklah dia mengamati bagian yang menetes". (HR. Muslim).
5. Nilai dunia diukur dengan luasnya. Rasulullah ﷺ menjelaskannya:
(مَوْضِعُ سَوْطٍ فِي الْجَنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الُّدُنْيَا وَمَا فِيْهَا)
"Tempat cemeti di dalam syurga, itu lebih baik dari dunia beserta isinya". (HR. Bukhari).
6. Nilai dunia diukur dengan uang dirham.
Rasul ﷺ pernah melewati bangkai seekor anak kambing yang tuli (cacat), maka beliau menghampirinya dan mengangkat telinga bangkai kambing tersebut, kemudian Beliau ﷺ bersabda:
(أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ مَرَّ بِالسُّوْقِ دَاخِلاً مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ وَالنَّاسُ كَنَفَتَيْهِ فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ فَتَنَاوَلَهُ فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ ثُمَّ قَالَ أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هذَا لَهُ بِدَرْهَمٍ فَقَالُوْا مَا نُحِبّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ وَمَا نَصْنَعُ بِهِ قَالَ أَتُحِبُّوْنَ أَنَّهُ لَكُمْ قَالُوْا وَاللهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عيَبْاً فِيْهِ ِلأَّنهُ أَسَكَّ فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ فَقَالَ فَوَاللهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلىَ اللهِ مِنْ هذَا عَلَيْكُمْ)
"Sesungguhnya Rasulullah ﷺ lewat pada sebuah pasar, masuk dari sisi pintunya, sementara para shahabat berada pada kedua sisi beliau dan melewati seekor kambing cacat yang telah mati. Lalu beliau mengambilanya dan memegang telinganya kemudian bersabda: "Siapakah yang mau membeli barang ini dengan satu dirham?", para shahabat berkata: "Kami tidak suka memilikinya walaupun sedikit dan apakah yang bisa kami perbuat dengannya?", Nabi ﷺ bertanya: "Apakah kalian senang jika memilikinya?. Para shahabat menjawab: "Demi Allah, seandainya dia hidup maka dia hidup dalam keadaan cacat sebab telinganya kecil, tuli dan apalagi kalau dia telah menjadi bangkai (kami tidak mau memilikinya), lalu Rasulullah ﷺ bersabda: "Demi Allah, dunia ini lebih hina kepada Allah dari (bangaki) ini di hadapan kalian".
Kebahagian dan kesengsaraan
Allah I menjadikan kebahagiaan dan kesengsaraan sesuai dengan tingkat keimanan dan amal sholehnya, atau sebaliknya kekufuran dan amal buruknya.
Orang yang beriman dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah I dan rasul Nya dengan melakukan amal-amal sholeh, maka dia hidup bahagia di dunia, kemudian kebahagiaannya ditambah pada saat setelah dirinya meninggal, malaikat memberi kabar gembira baginya dengan kemudahan menjelang kematiannya, juga ditambahkan baginya suatu kebahagiaan ketika di dalam qubur, dan kebahagiaannya ditambah kembli ketika seluruh umat manusia berkumpul, lalu kebahagiaannya itu menjadi sempurna ketika dimasukkan ke dalam syurga.
Begitu juga sebliknya, orang yang kafir dan buruk amalnya, dia akan sengsara dan keadaannyapun buruk di dunia, kemudian ditambah lagi dengan kesengsaraannya ketika menjelang kematian, dan kesengsaraannya ditambah kembali ketika berada di dalam qubur, lalu kesengsaraannya ditambah kembali pada saat berkumpulnya seluruh manusia (dipadang mahsyar) serta kesengsaraannya menjadi sempurna ketika dimasukkan ke dalam neraka.
Barangsiapa di dunia rajin melaksanakan bermacam-macam amal yang diridhai dan dicintai Nya, maka beragam pula pula bagian kenikmatan yang akan diperolehnya di dalam syurga, dan banyaknya kenikmatan tergantung dari banyaknya amal. Dan barangsiapa di dunia melakukan berbagai macam amalan yang dibenci dan dimurkai oleh Allah, maka diapun akan merasakan bermacam-macam siksaan dan kepedihan di dalam neraka, dan beragamnya siksaan juga tergantung kepada banyaknya amalan kejelekan (yang dilakukannya).
1. Allah I berfirman;
﴿ مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٩٧ ﴾ [النحل: ٩٧]
"Barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-Nahl: 97).
2. firman Allah I:
﴿ وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ ١٢٤ قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا ١٢٥ قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتۡكَ ءَايَٰتُنَا فَنَسِيتَهَاۖ وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ ١٢٦ وَكَذَٰلِكَ نَجۡزِي مَنۡ أَسۡرَفَ وَلَمۡ يُؤۡمِنۢ بَِٔايَٰتِ رَبِّهِۦۚ وَلَعَذَابُ ٱلۡأٓخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبۡقَىٰٓ ١٢٧ ﴾ [طه: ١٢٤، ١٢٧]
"Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari qiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat". Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kemu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya, dan sesungguhnya azab di akherat itu lebih berat dan lebih kekal. (QS. Thaha: 124-127).
Orang yang meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya akan dicoba dengan amalan yang bisa merugikannya.
Sunnatullah berjalan atas orang yang meninggalkan sesuatu yang bermanfaat baginya, padahal dia bisa megkerjakannya, akan dicoba dengan kesibukkan yang bisa merugikannya sehingga pekerjaan yang sebelumnya menjadi terhalang untuk dikerjakan. Ketika orang-orang musyrik enggan untuk beribadah kepada Dzat Yang Maha Pemurah, maka mereka diuji dengan beribadah kepada berhala. Ketika mereka menolak serta enggan untuk tunduk kepada rasul-rasul, mereka mendapat cobaan dengan ketundukan mereka terhadap apa-apa yang bisa merusak dan mengacaukan aqal dan agama mereka. Ketika mereka menolak untuk mengikuti kitab-kitab yang telah diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia; maka mereka terjebak mengikuti kitab-kitab yang buruk dan hina serta merusak akal. ketika harta-harta mereka tidak diinfaqkan dalam rangka taat kepada Allah, maka mereka diuji dengan menginfaqkan hartanya demi hawa nafsunya dan syaithon.
Dan orang yang taat kepada Allah dan rasul-Nya, ia meninggalkan apa yang dikehendaki oleh hawa nafsu dan syahwat-syahwatnya, maka akan Allah gantikan dengan kecintaannya kepada Allah serta ketenangan dalam beribadah, dan sungguh ia merasakan kebahagiaan dengan ibadah tsb, dan ganti dari Allah itu (yaitu: cinta kepada Allah dan menyembahNya) melebihi kenikmatan dunia dan seluruhnya.
3. Tiang-Tiang Agama Islam
Islam adalah agama dan sebagai rahmat bagi seluruh alam, Allah I telah menganugerahkannya bagi seluruh makhluk, Allah telah mengutus bagindanya para rasul dengan membawa agama Islam ini, sebagai penutup para nabi, dan Allah muliakan umat beliau dengan berdakwah kepada Nya sampai hari qiamat.
1. Allah adalah Rabb bagi semesta alam, tidak ada Rabb bagi mereka selain Diri Nya, sebagaimana firman Allah I:
﴿ قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ ١ ﴾ [الناس: ١]
"Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia." (QS. Al-Nas: 1).
2. Allah adalah Raja manusia, tidak ada Raja bagi mereka selain Diri Nya, sebagaimana firman Allah I: ﴿ مَلِكِ ٱلنَّاسِ ٢ ﴾ [الناس: ٢] ِ
"Raja manusia." (QS. Al-Nas: 2).
3. dan Allah adalah Tuhan manusia, tidak ada Tuhan bagi mereka kecuali hanya Allah, sebagaimana firman Nya: ﴿ إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ ٣ ﴾ [الناس: ٣]
"Sembahan manusia." (QS. Al-Nas: 3).
4. Dan Allah I telah menurunkan quran sebagai petunjuk bagi manusia, sebagaimana firman Nya:
﴿ شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ ....... ﴾ [البقرة: ١٨٥]
"Bulan ramadhan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)." (QS. Al-Baqarah: 185).
5. Dan Allah I telah mengutus Muhammad ﷺ sebagai utusan Nya bagi seluruh umat manusia, sebagaimana firman Nya:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةٗ لِّلنَّاسِ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٢٨ ﴾ [سبا: ٢٨]
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba': 28).
6. Dan Allah I memerintahkan kepada kita untuk menghadap ke arah ka'bah, sebagai tempat pertama bagi manusia (yang dibangun untuk beribadah), dimana manusia mendirikan sholat dan berhaji padanya. Sebagaimana firman Allah I:
﴿ إِنَّ أَوَّلَ بَيۡتٖ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكٗا وَهُدٗى لِّلۡعَٰلَمِينَ ٩٦ فِيهِ ءَايَٰتُۢ بَيِّنَٰتٞ مَّقَامُ إِبۡرَٰهِيمَۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنٗاۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلۡبَيۡتِ مَنِ ٱسۡتَطَاعَ إِلَيۡهِ سَبِيلٗاۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٩٧ ﴾ [ال عمران: ٩٦، ٩٧]
"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia. Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke baitullah; barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS. Ali Imron: 96-97).
7. Dan Allah menyebutkan bahwa umat ini adalah sebaik-baik umat, yang telah dilahirkan demi umat manusia.
a. Firman Allah I:
﴿ كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ ............ ﴾ [ال عمران: ١١٠]
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS. Ali Imron: 110).
b. Dari Bahzi bin Hakim, dari bapaknya, bapaknya dari kakeknya; ia berkata: "Saya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda :
((اَلاَ إِنَّكُمْ تُوْفُوْنَ سَبْعِيْنَ أُمَّةً أَنْتُمْ خَيْرُهَا وَأَكْرَمُهَا عَلىَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ))
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan menyamai tujupuluh umat, dan kalianlah umat yang terbaik dan termulia di sisi Allah ﷻ ." (Musnad Imam Ahmad bin Hambal).
8. Da'wah kepada Allah dan menyampaikan agama ini, baik dibelahan timur ataupun barat; adalah wajib bagi setiap muslim kepada seluruh manusia; sehingga kalimat Allah menjadi tinggi, dan agama semata-mata untuk Allah.
a. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨ ﴾ [يوسف: ١٠٧]
"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf: 108).
b. Allah I berfirman dalam surat Ali Imron: 138.
﴿ هَٰذَا بَيَانٞ لِّلنَّاسِ وَهُدٗى وَمَوۡعِظَةٞ لِّلۡمُتَّقِينَ ١٣٨ ﴾ [ال عمران: ١٣٨]
"(Al quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Ali Imron138).
c. Allah I berfirman dalam surat Ibrohim: 52,
﴿ هَٰذَا بَلَٰغٞ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُواْ بِهِۦ وَلِيَعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٥٢ ﴾ [ابراهيم: ٥٢]
"(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran." (QS. Ibarahim: 52).
9. Dan Allah I menyerukan kepada manusia untuk beribadah kepadaNya saja dan tidak menyekutukanNya (dalam beribadah), dan Dia menyerukan (kepada hmabaNya) agar mereka mengetahui nama-namaNya yang Agung, sifat-sifat Nya yang Mulia dan pekerjaan-pekerjaan Nya. Dan Allah memuliakan kita dengan menyeru manusia kepada beribadah kepada Allah. Didalam Al Quran, ajakan pertama yang ditujukan bagi manusia adalah supaya mereka beriman kepada Allah saja dan tidak menyekutukan Nya, sebagaimana firman Allah I :
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١ ٱلَّذِي جَعَلَ لَكُمُ ٱلۡأَرۡضَ فِرَٰشٗا وَٱلسَّمَآءَ بِنَآءٗ وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءٗ فَأَخۡرَجَ بِهِۦ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ رِزۡقٗا لَّكُمۡۖ فَلَا تَجۡعَلُواْ لِلَّهِ أَندَادٗا وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ٢٢ ﴾ [البقرة: ٢١، ٢٢]
"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagi atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menumbuhkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 21-22).
10. Dan Allah I adalah Rabb seluruh alam, tidak ada bagi mereka Rabb selain dari Nya, sebagaimana firman Allah I:
﴿ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٢ ﴾ [الفاتحة: ٢]
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-Fatihah: 2).
11. Dan Allah telah mengutus nabi Muhammad ﷺ sebagai Rasul untuk memberikan peringatan dan rahmat bagi semesta alam ini
a. Allah I berfirman dalam surat Al Furqan: 1
﴿ تَبَارَكَ ٱلَّذِي نَزَّلَ ٱلۡفُرۡقَانَ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦ لِيَكُونَ لِلۡعَٰلَمِينَ نَذِيرًا ١ ﴾ [الفرقان: ١]
"Maha Suci Allah yang telah menurunkan al furqan (al quran) kepada hamba Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam." (QS. Al-Furqan: 1).
b. Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧ ﴾ [الانبياء: ١٠٧]
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiya': 107).
4. Dakwah kepada jalan Allah
Kebutuhan umat kepada agama ini seperti butuhnya jasad kepada ruh. Ketika jasad kehilangan ruh, maka jasad tersebut ikut menjadi rusak dan busuk; begitu pula dengan umat ini, ketika dia kehilangan agamanya maka hancurlah umat ini.
Rahmat Allah I itu luas meliputi segalanya, dan di antara rahmat (kasih sayang) Allah terhadap para hamba Nya adalah Dia mengutus para rasul, menurunkan kepada mereka kitab-kitab; supaya mengenal siapakah Tuhan mereka, siapakah yang telah menciptakan mereka, siapakah yang menurunkan rezeki kepada mereka, dan dijelaskan pula kepada mereka apa-apa yang diridhai oleh Nya, menyerukan mereka agar menta'atiNya dan beribadah hanya kepada Nya dan tidak menyekutukan Nya (dengan sesuatu apapun). Dan Allah telah menyediakan pahala dan ganjaran bagi mereka yang taat, serta menyediakan siksaan bagi yang bermaksiat kepada-Nya.
﴿ ........ فَمِنۡهُم مَّنۡ هَدَى ٱللَّهُ وَمِنۡهُم مَّنۡ حَقَّتۡ عَلَيۡهِ ٱلضَّلَٰلَةُۚ .......... ﴾ [النحل: ٣٦]
"Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah, dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatannya." (QS. Al-Anhl': 36).
Ketika keimanan umat manusia telah melemah dan terjerumus melaksanakan kesyirikan, maka Allah I mengutus seorang rasul untuk menyeru mereka kepada tauhid dan mengesakan Nya dalam beribadah. Kemudian diikuti dengan mengutus rasul-rasul setelahnya, dan setiap rasul itu diutus kepada kaum-kaum tertentu, hingga Allah I menutup nubuwah dan risalahNya (dengan mengutus) baginda nabi kita Muhammad ﷺ.
Allah I memilih Muhammad sebagai utusan Nya, dengan membawa petunjuk dan agama yang hak bagi seluruh manusia, menyampaikan risalah, menunaikan amanat yang dibebankan kepadanya, menasehati umat, dan berjihad di jalan Allah, meninggalkan umat Islam dalam keadaan terang, siangnya sebagaimana malamnya, dan tidaklah orang yang berpaling (dari risalahnya) kecuali ia akan binasa
Rasulullah ﷺ adalah rasul yang terakhir dan paling mulia dari para nabi dan rasul lainnya, dan umat rasulullah ﷺ adalah umat yang terakhir dan paling unggul dari umat-umat sebelumnya. Allah I menganugerahkan kepada umat Muhammad ﷺ ini tugasnya para nabi dan rasul (yaitu dakwah). Dan rasulullah ﷺ telah berdakwah di kawasan jaziroh arab, dalam jangka duapuluh tiga tahun. Dengan kemampuan yang dimilikinya beliau berdakwah, sehingga pada masa itu, agama Islam merata tersebar. Beliau memulai berdakwah dari keluarganya, kemudian sanak kerabatnya, lalu kaum-kaumnya, kepada penduduk mekkah dan sekitarnya, kemudian kepada bangsa arab secara keseluruhan. Dan kepada manusia semuanya; beliau menjelaskan bahwa dirinya adalah utusan Allah I kepada seluruh umat manusia dan sebagai rahmat bagi semesta alam; lalu manusia berbondong-bondong masuk agama Islam.
Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةٗ لِّلنَّاسِ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ٢٨ ﴾ [سبا: ٢٨]
"Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui." (QS. Saba': 28).
Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧ ﴾ [الانبياء: ١٠٧]
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Aniya': 107).
Sebab-sebab hidayah:
Di zaman nabi ﷺ, banyak orang yang masuk ke dalam agama Islam karena beberapa sebab, di antaranya:
Ajakan yang dilakukan secara lisan oleh Rasulullah ﷺ, sebagaimana rasul ﷺ menyeru kepada Abu Bakar, Khadijah, Ali bin Abi Thalib dan sahabat yang lainnya untuk masuk Islam, dan mereka pun (menyambut dengan) masuk Islam –semoga Allah meridhai mereka–
Dengan mengajarkan Islam (ta'lim), sebagaimana Umar t yang dikasih hidayah karena terpengaruh oleh bacaan Al-Qur'an yang didengar dan dibaca di rumah saudarinya; Fatimah bersama suaminya Sa'id bin Zaid dan Khabab bin Al-Arat (semoga Allah I meridhai mereka). Di mana pada saat itu, mereka semua sedang belajar Al Quran. Dan sebagaimana masuk Islamnya Usaid bin Hudhair dan Sa'ad bin Mu'adz (semoga Allah meridhai mereka berdua) dalam halaqah ta'lim yang dibimbing oleh Mush'ab bin Umair (semoga Allah meridhai-Nya) di Madinah.
Dengan (pemandangan saat mendirikan) suatu ibadah. Hindun binti Utbah masuk Islam setelah dia melihat orang-orang muslim sholat pada tahun kemenangan yaitu tahun pembukaan Makkah, begitu pula dengan Islamnya Tsumamah bin Atsal al hanafi (semoga Allah meridhainya) yang masuk Islam di Mesjid Nabawi, karena terpengaruh oleh pemandangan ibadah yang dilakukan oleh orang-orang muslim dan lain sebagainya.
Dengan berinfaq dan sikap dermawan. Rasulullah ﷺ pada tahun pembukaan kota Mekah memberikan harta yang sangat banyak kepada Shofwan bin Umayyah, Muawiyah dan yang lainnya, sehingga mereka masuk Islam, sebagaimana masuk Islamnya seorang lelaki yang diberi kambing pada sebuah tempat di antara dua gunung, akhirnya dengan masuk Islamnya lelaki tersebut maka kaumnyapun ikut masuk Islam.
Berdakwah atau menyeru manusia adalah kewajiban umat.
Ketika Allah I telah memberikan dan memuliakan umat ini dengan tugas para nabi yaitu dakwah, maka Allah I pun juga menentukan daerah, wilayah dan hamba-hamba Nya yang akan dijadikan sebagai sasaran berdakwahnya umat ini, baik itu di belahan bumi bagian timur atau bagian barat sampai hari kiamat nanti.
Rasulullah ﷺ telah bersungguh-sungguh dalam mengerahkan kemampuannya dalam membina para shahabat (semoga Allah I meridhai mereka), sehingga tertanam dalam jiwa mereka dua perkara: menjalankan tunutnan agama dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Merekapun paham bahwa semua wilayah dan para hamba Allah yang ada padanya adalah tanggung jawab umat hingga akhir kiamat. Sebab, sungguh seorang muslim akan bertanggung jawab pada saat dirinya tidak menunaikan tugas pribadinya yaitu ibadah, dan akan bertanggung jawab pula ketika dirinya meninggalkan tugas sosialnya yaitu berdakwah, hingga Allah mencabut nyawanya.
1. Allah I berfirman:
﴿ كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ ............ ﴾ [ال عمران: ١١٠]
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah". (QS. Ali Imron: 110).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤ ﴾ [ال عمران: ١٠٤]
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imron: 104).
3. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨ ﴾ [يوسف: 108]
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.". (QS. Yusuf: 108).
Bashirah mencakup tiga hal, yaitu: berilmu sebelum berdakwah, bersikap bijak dan lemah lembut ketika berdakwah, sabar setelah berdakwah.
Para sahabat telah mendapat pendidikan dan bimbingan dari Nabi ﷺ tentang sarana dan metode-metode dalam berdakwah. Lalu setelah beliau ﷺ wafat para shabatlah yang memikul tanggung jawab dakwah ini. Para shahabat (semoga Allah meridhai mereka) telah mengorbankan saat-saat senang dan mengekang syahwat mereka (demi dakwah), dan mereka tak segan-segan mengorbankan harta, waktu dan jiwa mereka demi tersebarnya agama ini di muka bumi.
Merekalah yang telah menyiarkan dakwah ilallah, mengemban kalimat laa ilaaha illallah sehingga merasuk ke dalam setiap rumah di belahan bumi timur dan barat, di kawasan Syam dan Iraq, Mesir dan Afrika utara, di Rusia dan kawasan di sebarang sungai dan yang lainnya.
Dan negari ini (Kerjaan Arab Saudi) dimenangkan hingga Islam tersiar dan tauhid tersebar sebagai ganti dari kesyirikan, kekufuran diganti dengan keimanan, dan bermunculan pula di negari ini para ulama dan da'i, orang-orang yang suka beribadah dan zuhud, orang-orang sholeh, para mujahid, yang semuanya ini menyenangkan bagi setiap orang muslim.
Merekalah orang-orang yang terbaik, termulia dan merekalah yang telah diridhai Allah I dan merekapun ridha kepada Allah, merekalah orang-orang yang jujur dan benar dalam menepati janjinya dengan Allah I .
﴿ وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلۡأَوَّلُونَ مِنَ ٱلۡمُهَٰجِرِينَ وَٱلۡأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحۡسَٰنٖ رَّضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُ وَأَعَدَّ لَهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي تَحۡتَهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدٗاۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٠٠﴾ [التوبة: 100]
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Taubah: 100).
Apa yang harus didahulukan dan apa yang akhirkan
Nabi ﷺ dan para shahabatnya mengedepankan berjuang dan berdakwah dari mencari uang dan sesuatu yang mubah. Oleh karena itulah kehidupan mereka serba kekurangan baik harta atau lainnya. Namun, bersamaan dengan itu keimanan dan amalan-amalan sholeh mereka naik dan bertambah, tampaklah akhlak mulia yang sebenarnya pada diri mereka dan banyak kemenangan (yang diraih) agama Islam. Akan tetapi, banyak orang-orang muslim saat sekarang ini, lebih mengedepankan bekerja mencari usaha dari perjuangan (bagi agama) dan dakwah lalu uang mereka menambah jumlah harta mereka, bersamaan dengan itu keimanan dan amal sholeh mereka menjadi berkurang. Dua sikap yang tertanam dalam kehidupan para shahabat: Orang yang perhatiannya hanya terfokus dalam mengumpulkan harta adalah seperti orang Yahudi, dan orang yang perhatiannya hanya terfokus dalam memuaskan nafsunya adalah seperti Nashroni. Oleh karenanya, ketika tujuan (seseorang yang sebenarnya) berubah akan berakibat menguatnya sisi dunia dan jasmani sehingga melemah sisi agama dan ruh, sementara perhatian dan kesungguhannya hanya tertuju untuk dunia bukan agama, dan agama (diposisikan) seperti orang miskin yang berkeliling menghiba dan mengharap dari manusia, tetapi tidak ada yang memberi dan mengasihinya, karena orang-orang sedang sibuk dengan urusan dunia dan syahwat mereka.
Agama ini akan tetap dan terus eksisis sampai hari qiamat, akan tetap ada sekelompok dari umat Nabi Muhammad ﷺ yang selalu dan terus menjalankan syariat agama ini, hingga datang ketentuan dari Allah dan mereka tetap seperti itu.
(لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائَمَة ًبِأَمْرِ اللهِ لاَ يَضُرّهُمْ مَنَ خَذَلَهُمْ أَوْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُالله ِوَهُمْ ظَاهِرُوْنَ عَلَى النَّاسِ)
"Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang menjalankan perintah Allah, tidak memadhoratkan mereka orang yang menyelisihinya sampai datang ketentuan Allah dan mereka tetap tampak seperti itu di tengah-tengah manusia". (Muttafaq alaihi).
Fadhilah dakwah ilallah I:
Setiap orang yang beriman dan menjalankan ibadah serta berdakwah ilallah, memuliakan oleh Allah dengan memberikan beberapa karomah, di antaranya: Sesungguhnya Allah akan memuliakannya, meskipun ia tidak mempunyai sebab-sebab kemuliaan. Seperti Bilal dan Salman (semoga Allah meridhai mereka berdua). Allah akan menanamkan pada dirinya cinta kepada semua tunutnan agama dan dia cinta dalam melaksanakan serta menyeru kepadanya. Allah menjadikan baginya kecintaan dihati para makhluk Nya, dan Allah akan menghilangkan bentangan kebathilan di sekitarnya, Allah menguatkan dan membantunya dengan pertolongan yang ghaib dari sisi Nya, Allah mengabulkan setiap do'anya, Allah menjadikannya mulia dan dihormati, Allah memberikan baginya pahala dan pahala orang-orang yang diserunya serta orang yang telah mendapat hidayah karena dakwahnya.
1. Allah I berfirman:
﴿ وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلٗا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ٣٣ ﴾ [فصلت: ٣٣]
"Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal yang sholeh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Fushilat: 33).
2. Dari Abu Hurairah t bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda:
(مَنْ دَعَا إِلىَ هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذِلكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آَثاَمِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلكَ مِنْ آثَاِمهِمْ شَيْئًا)
'Barangsiapa yang mengajak kepada hidayah, maka baginya pahala sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, dan tidak mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosa-dosa orang yang mengikutinya, tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun". (HR. Muslim).
3. Dari Sahl bin Sa'ad t bahwa rasulullah ﷺ bersabda kepada Ali bin Abu Thalib t di hari khaibar.
(اُنْفُذْ عَلىَ رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلىَ اْلإِسْلاَمِ وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ فَوَاللهِ َلأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ ِمنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمُرُ النِّعَمِ)
"Berjalanlah dengan tenang kemudian serulah mereka untuk masuk Islam, dan beritahukan kepada mereka beberapa kewajiban atas mereka, demi Allah seandainya Allah memberikan hidayah kepada seseorang dengan perantaraan kamu, itu lebih baik bagimu daripada onta merah' (Bukhori dan Muslim).
Manusia dalam beramal terbagi menjadi dua golongan:
Di antara mereka, ada yang bersungguh-sungguh beramal dan bekerja untuk kehidupan duniawi sehingga larut di dalamnya, lalu pergi meninggalkannya (dengan kamatian). Di antara mereka ada yang bersungguh-sungguh dalam beramal untuk kehidupan akherat kemudian meninggal dan mendapatkan apa yang telah dikerjakannya, merekalah orang-orang yang beriman. Orang-orang yang beramal untuk kehidupan akherat. Mereka ini terbagi menjadi dua golongan:
Orang yang sibuk dengan ibadahnya semata. (Golongan ini) ketika meninggal terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga perkara: shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anaknya yang sholeh yang selalu mendo'akannya.
Orang yang menyibukkan dirinya dengan beribadah dan berdakwah ilallah I, di mana dia berkorban dan bersungguh-sungguh demi tegaknya kalimat Allah, maka amal baiknya akan terus mengalir kepadanya dari setiap orang yang mendapat hidayah yang disebabkan oleh dakwahnya, maka baginya pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.
Allah I berfirman:
﴿ ۞أَجَعَلۡتُمۡ سِقَايَةَ ٱلۡحَآجِّ وَعِمَارَةَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ كَمَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَجَٰهَدَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِۚ لَا يَسۡتَوُۥنَ عِندَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٩ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ٢٠ يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُم بِرَحۡمَةٖ مِّنۡهُ وَرِضۡوَٰنٖ وَجَنَّٰتٖ لَّهُمۡ فِيهَا نَعِيمٞ مُّقِيمٌ ٢١ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ ٢٢﴾ [التوبة: 19، 22]
"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus masjidilharam, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim.(19) Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.(20) Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada Nya, keridhaan dan syurga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal.(21) mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah pahala yang besar.(22)" (QS. At-Taubah: 19-22).
5. Kewajiban berdakwah ilallah
Pentingnya berdakwah ilallah:
Allah I telah menjelaskan seluruh hukum-hukum syariat secara global di dalam Al-Quran lalu dijelaskan secara terperinci oleh rasulullah ﷺ di dalam sunah-sunah beliau ﷺ. Akan tetapi, khusus masalah dakwah dijelaskan oleh Allah I secara terperinci, lengkap dan menyeluruh di dalam Al-Quran. Allah I tidak menerangkan tentang tata cara beribadahnnya para nabi (secara rinci), tidak menerangkan bagaimana cara sholatnya Nabi Ibrahim, bagaimana tata cara hajinya Nabi Adam, bagaimana cara puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud. Semuanya di terangkan oleh Allah di dalam Al-Quran secara umum. Dan Allah I tidak menjelaskan secara terperinci di dalam Al-Quran satupun kisah tentang hamba Nya yang suka beribadah. Akan tetapi, Allah I menjelaskan di dalam Al-Quran tentang bagaimana dakwahnya para nabi, Allah menjelaskan dengan mendetail bagaimana kisah nabi Musa dalam duapuluh sembilan juz di Al-Qur'an, juga menjelaskan secara terperinci bagaimana para nabi yang lain berdakwah kepada kaum mereka, disebutkan kisah nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Hud, Shaleh, Syu'aib, Luth, Yusuf, dan yang lainnya; karena sesungguhnya umat ini d iutus untuk berdakwah ilallah, dengan melihat suri tauladan para nabi (semoga rahmat dan salam bagi mereka).
Terdapat jarak yang panjang antara keimanan dengan turunnya hukum-hukum syariat. Akan tetapi tidak terdapat jarak waktu antara keimanan dengan dakwah; karena umat ini telah di utus untuk berdakwah ilallah sebagaimana para nabi. Dahulu, setiap nabi mengajarkan hukum syari'at kepada umatnya setelah menanamkan keimanan, akan tetapi setelah Allah I mengutus nabi Muhammad ﷺ, Dia memerintahkan kepada umat ini untuk berdakwah kepada din Allah setelah mereka mengajarkan keimanan, barulah setelah itu beliau mengajarkan hukum-hukum syariat di Madinah, karena umat ini di utus sebagaimana diutusnya para nabi.
Allah telah memilih umat ini di antara umat-umat sebelumnya, dan memuliakan umat ini dengan agama Islam dan berdakwah kepadanya, berdakwah ilallah adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan sebatas kemampuan dan keilmuannya. Dakwah ilallah adalah tanggungjawab umat, dan kebutuhan umat.
1. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨ ﴾ [يوسف: ١٠٧]
"Katakanlah: 'Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-oarng yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS. Yusuf: 108).
Nash tersebut umum, tidak terikat waktu: malam dan siang, tidak terikat tempat: utara selatan, timur dan barat, tidak terikat kebangsaan: orang arab atau selain arab, tidak terikat jenis kelamin: laki-laki dan perempuan, tidak terikat umur: orang dewasa dan anak-anak, tidak terikat warna: putih hitam, tidak terikat tingkatan: penguasa, budak, kaya dan miskin.
Berdakwah kepada mereka adalah wajib, karena mereka merupakan bagian dari umat manusia, dan agama ini untuk seluruh manusia. Dan wajib bagi mereka berdakwah ketika mereka telah memeluk agama Islam, karena mereka juga adalah umat Muhammad dan pengikutnya.
2. Allah I berfirman:
﴿ هَٰذَا بَلَٰغٞ لِّلنَّاسِ وَلِيُنذَرُواْ بِهِۦ وَلِيَعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا هُوَ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞ وَلِيَذَّكَّرَ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٥٢ ﴾ [ابراهيم: ٥٢]
"(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mngetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambail pelajaran." (QS. Ibrahim: 52).
3. Rasulullah ﷺ bersabda dalam khutbahnya di hari nahr ketika haji wada' kepada semua orang-orang yang beriman; baik para shahabat beliau yang dari arab maupun 'ajam, laki-laki dan perempuan, yang berkulit putih dan hitam, yang kaya dan miskin, penguasa dan para budak:
(لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ فَإِنَّ الشَّاهِدَ عَسَى أَنْ يُبَلِّغَ مَنْ هُوْ أَوْعَى لَهُ مِنْهُ)
"Yang mendengar supaya menyampaikan kepada yang tidak hadir, karena bisa jadi yang menyampaikan itu lebih paham dari yang mendengar". (Muttafaq alaihi).
4. dari Abdullah bin Amru (semoga Allah meridha mereka berdua) bahwa Nabi ﷺ bersabda:
(بَلِّغُوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً وَحَدِّثوْا عَنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ وَلاَ حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ)
"Sampaikanlah dariku walau satu ayat, dan tidaklah mengapa untuk mengambil hadist dari bani israil, dan barangsiapa yang berbohong atas namaku, maka bersiap-siaplah menempati api neraka". (HR. Bukhori).
5. Berkorban dan berusaha demi tegaknya kalimat Allah serta menyebarkannya dapat membuahkan hidayah, sebagaimana firman Allah I
﴿ وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٦٩ ﴾ [العنكبوت: ٦٩]
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69).
Hakekat perjuangan adalah: Berusaha untuk sempurna dalam beramal, berkorban dengan apa saja demi perjuangan, selalu istiqomah sampai meninggal dunia. Dan hal yang sangat berharga dalam perbendaharaan Allah adalah Hidayah. Karena Allah tidak memberikannya kecuali kepada hamba-hamba Nya yang terpilih, di antaranya ada yang meminta kepada Allah dan berusaha di jalanNya, sehingga berhasil mendapatkannya. Di antaranya ada yang telah Allah ketahui bahwa dirinya yang berhak, merekalah orang-orang yang beriman. Oleh karenanya Allah I memerintahkan kepada kita untuk berdo'a dan meminta hidayah kepada Allah I dalam sehari semalam sebanyak tujubelas kali dalam sholat yang wajib. Sebagaimana firman Allah:
﴿ ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ ٦ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ ٧ ﴾ [الفاتحة: ٦، ٧]
"Tunjukilah kami jalan yang lurus.(6) (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; Bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nasrani)". (QS. Al-Fatihah).
Berusaha dengan sungguh-sungguh demi tegaknya kalimat Allah
Ada tiga tahapan dalam berjuang demi tegaknya kalimat Allah:
1. Berjuang atas orang kafir dengan harapan supaya mereka mendapatkan hidayah, sebagaimana firman Allah:
﴿ أَمۡ يَقُولُونَ ٱفۡتَرَىٰهُۚ بَلۡ هُوَ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ لِتُنذِرَ قَوۡمٗا مَّآ أَتَىٰهُم مِّن نَّذِيرٖ مِّن قَبۡلِكَ لَعَلَّهُمۡ يَهۡتَدُونَ ٣ ﴾ [السجدة : ٣]
"Tetapi mengapa mereka (orang-orang kafir) mengakatan: "Dia Muhammad mengada-adakannya. Sebenarnya al quran itu adalah kebenaran (yang datang) dari Tuhanmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk" (QS. Al-Sajdah: 3).
2. Berjuang kepada orang-orang muslim yang bermaksiat agar mereka berubah menjadi taat, berubah dari lalai menjadi ahli dzikir. Sebagaimana firman Allah I
﴿ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤ ﴾ [ال عمران: ١٠٤]
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104).
3. Berjuang atas orang-orang sholeh agar menjadi pembaharu dalam agama dan berjuang terhadap yang suka berdzikir agar bisa menasehati orang lain.
a. Allah I berfirman:
﴿ وَٱلۡعَصۡرِ ١ إِنَّ ٱلۡإِنسَٰنَ لَفِي خُسۡرٍ ٢ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡاْ بِٱلصَّبۡرِ ٣ ﴾ [العصر: ١، ٣]
"Demi masa.(1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati, supaya mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3).
b. Allah I berfirman:
﴿ فَذَكِّرۡ إِنَّمَآ أَنتَ مُذَكِّرٞ ٢١ ﴾ [الغاشية: ٢١]
"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan". (QS. Al-Ghasyiah: 21).
Ketika para shahabat (semoga Allah meridhai mereka) mengetahui akan wajibnya berdakwah ilallah dan keutamaan berdakwah, maka mereka bergegas berlomba dalam berdakwah serta mengadakan ta'lim dan berjihad demi tegaknya kalimat Allah, menyebarkannya di muka bumi ini. Mereka berdakwah ilallah dengan penuh hikmah dan menasehati dengan cara yang baik. Tertanam dalam hati mereka kasih sayang dan lemah lembut terhadap manusia. Saksi-saksi dan bukti dalam kitab-kitab, hadist dan sejarah memberikan kesaksian (tentang perjuangan) mereka.
Allah I berfirman:
﴿ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥ ﴾ [النحل: ١٢٥]
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.". (QS. Al-Nahl: 125).
Tugas umat
Berdakwah ilallah adalah merupakan tugas bagi setiap umat, adapun berfatwa dalam permasalahan hukum, bagi yang mengetahui hukum secara pasti berfatwalah dengannya, dan bagi yang tidak mengtahui akan hukum tertentu, maka tunjukilah orang yang meminta fatwa tersebut ulama yang lebih mengetahui dari segi keilmuan, kefiqihan, hafalan serta kepahaman. Orang yang menunjukkan kepada kebaikan seperti orang yang mengerjakan kebaikan tsb. Dahulu di antara para sahabat pada enggan untuk berfatwa. Mufti dari kalangan sahabat bisa dihitung dengan jari, seperti: Muadz, Ali, Zaid bin Tsabit, Ibnu Abbas dan yang lainnya (semoga Allah meridhai mereka).
Berfatwa bukan suatu hal yang diperbolehkan bagi siapa saja, adapun dakwah ilallah wajib bagi setiap insan sesuai dengan kemampuan dan keilmuannya, paling tidak satu ayat.
Para ulama dan ahli fiqih, merekalah yang berfatwa, sebagaimana firman Nya:
﴿ .......... فَسَۡٔلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلذِّكۡرِ إِن كُنتُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ ٤٣ ﴾ [النحل: ٤٣]
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Nahl: 43).
Berdakwah dengan menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah kepada yang mungkar bagi umat ini sesuai dengan tingkat kemampuan dan keilmuan mereka. Para shahabat telah menjalankan misi da'wah ini dari mulai sejak sebelum turunnya hukum-hukum tentang sholat, zakat, shaum dan yang lainnya. Inilah umat yang menyatukan antara pengorbanan serta jihad demi tegaknya kalimat Allah, dan baik dalam beramal bukan banyak beramal.
1. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨ ﴾ [يوسف: ١٠8]
"Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-oarng yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ ٧١﴾ [التوبة: 71]
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Taubah: 71).
Hal yang pertama kali akan tercabut dari kehidupan umat ini adalah: kesungguhan dalam berdakwah, kemudian jiwa berkorban, lalu hidup yang sederhana. Musuh-musuh Islam telah menyadari hal ini dan berusaha untuk mencabutnya dari umat Islam. Akhirnya, keadaan menjadi terbalik di mana pengorbanan dan kerja keras hanya untuk dunia, seseorang berubah menjadi insan yang bekerja keras untuk kehidupan dan kesenangannya. Sehingga masyarakat mengingkari perzinahan, riba, minum arak, tapi tidak mengingkari ditinggalkannya dakwah ilallah yang telah terlepas dari kehidupan umat.
Pada zaman Rasulullah dan para shahabat, setiap pribadi umat ini konsisten dengan ibadah dan dakwah, dan pada generasi berikutnya hanya ibadah yang tersisa di dalam umat ini, sementara berdakwah hanya dilakukan oleh sebagian atau orang tertentu dari umat ini. Dan tidak akan menjadi baik umat yang terakhir ini kecuali dengan mengikuti apa yang telah dilakukan oleh umat yang terdahulu.
Ada dua kewajiban bagi setiap muslim baik laki-laki dan perempuan:
1. Kewajiban pertama: mengamalkan agama, beribadah kepada Allah saja dan tidak menyekutukannya, mentaati Allah dan rasul Nya, serta mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, dan menjauhi apa yang dilarangNya
a. Allah I berfirman:
﴿ ۞وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡٔٗاۖ ....... ﴾ [النساء : ٣٦]
"Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan Nya dengan apa pun." (QS. Al-Nisa': 36).
b. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَوَلَّوۡاْ عَنۡهُ وَأَنتُمۡ تَسۡمَعُونَ ٢٠ ﴾ [الانفال: ٢٠]
"Hai orang-orang yang beriman, ta'atlah kepada Allah dan Rasul Nya, dan janganlah kamu berpaling dari pada Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah Nya)". (QS. Al-Anfal: 20).
2. Kewajiban kedua: berdakwah ilallah, menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran
a. Allah I berfirman:
﴿ وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةٞ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَيۡرِ وَيَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٠٤ ﴾ [ال عمران: ١٠٤]
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104).
b. Dari Abdullah bin Amru (semoga Allah meridhai mereka berdua) bahwa rasul ﷺ bersabda: ((بَلِّغوْا عَنِّي وَلَوْ آيَةً))
"Sampaikan dariku walau hanya satu ayat". (HR. Bukhari).
c. Dari Abu Sa'id al Khudriy t ia berkata: bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
(مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإْنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإْنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ)
"Barangsiapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, apabila ia tidak sanggup maka rubahlah dengan lisannya, dan apabila masih tidak sanggup maka ingkarilah dalam hati, dan itu adalah selemah-lemahnya iman". (HR. Muslim).
Waktu seorang muslim
Allah I telah membeli dari orang-orang yang beiman; diri mereka, harta-harta mereka, dan Allah menjanjikan bagi mereka syurga.
Dan seyogyanya bagi setiap muslim menggunakan waktunya sebagaimana Rasulullah ﷺ menghabiskan waktu beliau. Beliau ﷺ mengerjakan amalan-amalan yang diwajibkan oleh Allah I, melaksanakan perintah Rabbnya dalam setiap keadaan dalam kesehariannya: ketika berwudhu, makan, tidur dan dalam segala situasi dan keadaannya. Dan meluangkan sedikit waktu untuk bekerja demi mencari nafkah, maka sebagian besar dari waktu beliau dipergunakan untuk berdakwah kepada manusia; supaya mereka menyembah dan mengesakan Allah. Ketika terdapat waktu yang luang dan ada halangan baginya untuk berdakwah, maka (dipergunakannya waktu tersebut untuk) menimba ilmu atau mengajarkan ilmunya kepada orang-orang muslim yang lain tentang hukum-hukum agama. Dan ketika terdapat waktu yang luang dan dirinya terhalang melakukannya (belajar dan mengajar), maka dia mengabdikan dirinya bagi kepentingan saudara-saudaranya sesama muslim, membantu menyelesaikan semua kebutuhan mereka, tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Dan apabila terdapat waktu yang kosong sementara dirinya berhalangan mengerjakan hal tersebut, maka dia bersegera melaksanakan amalan-amalan yang sunnah, seperti sholat sunah mutlak, membaca al quran, berdzikir, dan amal-amal sholeh yang lain.
Begitulah semestinya, diutamakan suatu amalan yang manfaatnya lebih besar bagi manusia dalam setiap keadaan.
Kategori obyek da'wah dan cara berdakwah kepada mereka:
Manusia itu berbeda-beda, karena keanekaragaman dan perbedaan pengetahuan serta amalan mereka itulah maka hukum berdakwah kepada merekapun berbeda:
1. Orang yang kurang dalam keimanannya serta bodoh dalam masalah hukum: maka kita harus bersabar atas celaannya, dan kita terus menyeru serta mengajarkan kepadanya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, membimbing dengan penuh perhatian, sebagaimana perilaku Rasululllah ﷺ kepada orang arab badwi.
Dari Anas t bahwasanya ia berkata:
(بَيْنَمَا نَحْنُ فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ﷺ إِذْ جَاءَ أَعْرَابِيٌّ فَقَامَ يَبُوْلُ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَصْحَابُ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: مَهْ مَهْ. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ لاَ تَزْرِمُوْهُ دَعُوْهُ فَتَرَكُوْهُ حَتَّى بَالَ ثُمَّ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ إِنَّ هذَهِ الْمَسَاجِدَ لاَ تَصْلُحُ لِشَيْءٍ مِنْ هذَا الْبَوْلِ وَلا َالْقَذَرِ إِنَّمَا ِهيَ ِلذِكِْرِ اللهِ ﷻ وَالصَّلاَةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ أَوِْ كَمَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ قَالَ فَأَمَرَ رَجُلاً مِنَ الْقَوْمِ فَجَاءَ بِدَلْوٍ مِنْ مَاءٍ فَشَنَّهُ عَلَيْهِ)
"Ketika kami berada di mesjid bersama Rasulullah ﷺ, datanglah seorang badui kemudian kencing di dalam masjid. Maka para shahabatpun membentak: "mah mah" (Sebuah ungkapan bermakna membentak) Anas bercerita: Rasulullh ﷺ bersabda: "Janganlah marah kepadanya, biarakanlah dia". Maka para shahabatpun meninggalknnya, sehingga ia meneruskan kencingnya sampai tuntas. Kemudian rasulullah ﷺ memanggil dan menasehatinya: "Sesungguhnya mesjid ini tak pantas untuk kencing di dalamnya, atau buang kotoran, sesungguhnya mesjid ini adalah tempat untuk mengingat Allah, sholat dan memabca Al-Qur'an". Atau sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah ﷺ. Lalu beliau memerintahkan seorang lelaki untuk mengambil seember air lalu dituangkan pada tempat kencingnya". (HR. Muslim).
2. Orang yang kurang dalam sisi keimanannya dan kurang dari segi keilmuan serta hukum syar'I, menyeru orang yang seperti ini harus dengan hikmah, memberikan nasehat dengan cara yang baik, supaya keimanannya bertambah, taat kepada Rabbnya, dan bertaubat atas dosa-dosanya.
(يَا رَسوْلَ اللهِ اِئْذَنْ ِلي بِالزَّنَا فَأَقْبَلَ الْقَوْمُ عَلَيْهِ فَزَجَرُوْهُ وَقَالُوْا مَهْ مَهْ فَقَالَ: أَدْنِهِ فَدَنَا مِنْهُ قَرِيْبًا قَالَ: فَجَلَسَ. قَالَ أَتُحِبُّهُ ِلأُمِّكَ؟, قَالَ: لاَ وَاللهِ جَعَلَنِيَ اللهُ فِدَاءَكَ. قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ ِلأُمَّهَاتِهِمْ. قَالَ أَفَتُحِبُّهُ ِلاِبْنَتِكَ؟ قَالَ لاَ وَاللهِ يَا رَسُوْلَ اللهِ جَعَلَنِيَ اللهُ فِدَاءَكَ. قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ لِبَنَاتِهِمْ. قَاَلَ أَفَتُحِبُّهُ ِلأَُخْتِكَ؟ قَالَ لاَ وَاللهُ جَعَلَنِيَ اللهُ فِدَاءَكَ. قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ ِلأََخَوَاتِهِمْ. قَالَ أَفَتُحِبًّهُ ِلعَمَّتِكَ؟ قَالَ لاَ وَاللهِ جَعَلَنِي اللهُ فِدَاءَكَ, قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُِحِبُّوْنَهُ ِلعَمَّاتِهِمْ, قَالَ أَفَتُِحِبَّهُ لَخَالَتِكَ؟ قَالَ لاَ وَاللهِ جَعَلَنِيَ اللهُ فِدَاءَكَ قَالَ وَلاَ النَّاسُ يُحِبُّوْنَهُ لِخَالاَتِهِمْ قَالَ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيِهِ وَقَالَ اَللّهُمَّ اغْفِرْ ذَنْبَِهُ وَطَهِّرْ قَلْبَهُ وَحَصِّنْ فَرْجَهُ فَلَمْ يَكُنْ بَعْدَ ذِلكَ الْفَتَى يَلْتَفِتُ إِلَى شَيْءٍ)
"Dari Abu Umamah t ia berkata: Seorang pemuda belia datang kepada Rasulullah ﷺ, kemudian berkata: "Wahai rasulullah, berilah izin kepada saya untuk berzina!, maka para shahabatpun berdiri menghamprinya dan memarahi pemuda tersebut: "Mah… mah..". Sebuah ungkapan bermakna memarahi dan membentak. Lalu Rasulullah memerintahkan: "Suruhlah kemari", lalu lelaki tersebut mendekat. Dan diapun duduk. Lalu Rasulullahpun bertanya keapdanya: "Apakah engkau senang jika hal itu (zina) terjadi pada ibumu?. Tegas Rasulullah. "Tentu tidak, Demi Allah saya menjadi tebusan bagimu". Jawabnya. "Orang lainpun tidak senang jika hal itu terjadi pada ibu mereka". Tegas Rasulullah. "Apakah engkau senang jika zina itu terjadi pada anak perempuanmu?. Tegas Rasulullah. "Tentu tidak, Demi Allah saya menjadi tebusan bagimu". Jawabnya. "Orang lainpun tidak senang jika hal itu terjadi pada anak perempuan mereka". "Apakah engkau senang jika zina itu terjadi pada saudarimu?. Tegas Rasulullah. "Tentu tidak, Demi Allah saya menjadi tebusan bagimu". Jawabnya. "Orang lainpun tidak senang jika hal itu terjadi pada saudari mereka". "Apakah engkau senang jika zina itu terjadi pada bibimu (dari pihak bapak)?. Tegas Rasulullah. "Tentu tidak, Demi Allah saya menjadi tebusan bagimu". Jawabnya. "Orang lainpun tidak senang jika hal itu terjadi pada bibi mereka". Tegas Rasulullah. "Apakah engkau senang jika zina itu terjadi pada bibimu (dari pihak ibu)?. Tegas Rasulullah. "Tentu tidak, Demi Allah saya menjadi tebusan bagimu". Jawabnya. "Orang lain pun tidak senang jika hal itu terjadi pada bibi mereka". Tegas Rasulullah. Lalu Rasulullah meletakkan tangan Beliau pada dirinya lalu berdoa: "Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikan hatinya dan jagalah kemaluannya". Akhirnya, pemuda tersebut tidak melirik sedikitpun kepada zina". (HR. Ahmad bin Hambal).
3. Orang yang kuat imannya dan bodoh dalam hukum syar'i. Orang seperti ini didakwahi secara langsung dengan menjelaskan hukum serta dalil syar'inya, dijelaskan tentang bahaya perbuatan maksiat, dihilangkan segala kemunkaran yang terjadi pada dirinya.
Dari ibnu Abbas t bahwasanya Rasulullah ﷺ melihat pada tangan seorang shahabatnya terdapat cincin dari emas, maka beliau segera melepaskan dan melemparkannya, kemudian bersabda:
(أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ رَأَى خَاتِمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي َيدِ رَجُلٍ فَنَزَعَهُ فَطَرَحَهُ وَقَالَ يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلىَ جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِي يَدِهِ, فَقِيْلَ لِلرَّجُلِ بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ: خُذْ خَاتِمَكَ انْتَفِعْ بِهِ. قَالَ: لاَ وَاللهِ لاَ آخُذُهُ أَبَدًا َوَقَدْ طَرَحَهُ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ)
"Rasulullah ﷺ melihat sebuah cincin yang melilit pada tangan seorang lelaki, maka beliau serta merta mencabut lalu melemparnya, dan bersabda: "Salah seorang di anatara kalian secara sengaja mencari bara dari api neraka dan menjadikannya di tangannya". Dikatakan kepada lelaki tersebut setelah Rasulullah ﷺ meninggalknannya: "Ambillah cicinmu itu dan manfaatkanlah dia". Lelaki itu menjawab: Aku tidak akan mengambil sesuatu yang telah dicampakkan oleh Rasulullah ﷺ". (HR. Muslim).
4. Orang yang kuat keimanannya serta mengerti hukum-hukum syar'i. Maka tidak ada alasan baginya, pengingkaran (terhadap maksiat yang dilakukannya) lebih tegas dan menghadpainya dengan cara yang lebih keras dibanding dengan orang-orang yang sebelumnya, agar dirinya tidak menjadi contoh bagi yang lainnya dalam bermaksiat. Sebagaimana rasulullah ﷺ telah mengasingkan tiga orang shahabat selama limapuluh hari karena telah menyelisihi perintah Rasul ﷺ, yaitu tidak ikut berperang dalam perang tabuk. Rasul memerintahkan orang-orang supaya menjauhi mereka (dengan tidak berbicara dengan mereka), peristiwa ini terjadi tatkala para shahabat pergi keluar dari kota Madinah untuk berjihad dalam perang tabuk, padahal ketiga orang shahabat tersebut tidak mempunyai halangan apapun dan mereka adalah orang yang sempurna dalam keimanan dan keilmuannya. Akhirnya, Allah menerima taubat mereka. Mereka adalah: Hilal bin Umayyah, Murarah bin Rabi' dan Kaab bin Malik (semoga Allah meridhai mereka). Kisah tentang mereka ini lebih jelasnya lagi ada dalam shahih Bukhori dan Muslim.
﴿ وَعَلَى ٱلثَّلَٰثَةِ ٱلَّذِينَ خُلِّفُواْ حَتَّىٰٓ إِذَا ضَاقَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلۡأَرۡضُ بِمَا رَحُبَتۡ وَضَاقَتۡ عَلَيۡهِمۡ أَنفُسُهُمۡ وَظَنُّوٓاْ أَن لَّا مَلۡجَأَ مِنَ ٱللَّهِ إِلَّآ إِلَيۡهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيۡهِمۡ لِيَتُوبُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ ١١٨﴾ [التوبة: 118]
"Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Taubah: 118).
5. Orang yang awam dalam keimanan serta awam dalam hukum syar'i. Dia diajak kepada tauhid dan laa ilaha ilallah, dikenalkan kepadanya nama Allah dan sifat-sifat Nya yang agung, diterangkan pula baginya janji-janji Allah dan ancaman-ancaman Nya, kenikmatan-kenikmatan yang diberikan serta karuniaNya Dijelaskan pula baginya keagungan dan kekuasaan Allah, hanya Dialah yang menguasai semua urusan dan perkara seluruh makhluk. Kemudian ketika keimanannya telah merasuk dan kokoh, maka diajarkan baginya secara bertahap tentang sholat, zakat, puasa dan seterusnya.
(أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ لَمَا بَعَثَ مُعَاذًا t عَلىَ الْيَمَنِ قَالَ: إِنَّكَ تَقَدُمَ عَلىَ قَوْمٍ أَهْلَ ِكتَابٍ فَلْيَكُنْ أَوَّلُ مَا تَدْعُوْهُمْ إِلَيْهِ عَبَادَةَ اللهِ فَإِذَا عَرَفُوْا اللهَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ قَدْ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسَ صَلَوَاتٍ فِي يَوْمِهِمْ وَلَيْلَتِهِمْ فَإِذَا َفعَلُوْا فَأَخْبِرْهُمْ أَنَّ اللهَ فَرَضَ عَلَيْهِمْ زَكَاةَ مِنْ أَمْوَالِهِمْ وَتُرَدُّ عَلَى فُقَرَائِهِمْ فَإِذَا أَطَاعُوِا بِهَا فَخُذِ مِنْهُمْ وَتَوَقَّ كَرَائِمَ أَمْوَالِ النَّاسِ)
"Bahwasanya Rasulullah ketika mengutus Mu'adz menuju Yaman, beliau berpesan: "Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum ahli kitab, maka hendaklah ajakan yang pertama bagi mereka adalah menyembah Allah, maka apabila mereka telah mengetahui Allah maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka shalat lima waktu dalam sehari semalam, apabaila mereka mengerjakannya maka beritahukan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka zakat harta yang dibagikan kepada orang-orang fakir dari kalangan mereka, dan apabila mereka mentaati perintah tersebut, maka ambillah harta zakat tersebut dan jagalah bagian harta yang mahal milik mereka". (HR. Bukhari).
Keadaan dan kondisi juru dakwah
Barangsiapa yang menggeluti dakwah ilallah, maka Allah akan membimbing dan mengujinya dengan kesenangan dan kesulitan. Dan ia akan mengahadapi adanya sebagian orang yang mendukung dan menolongnya dan dia juga akan menemui orang-orang yang mengejek dan mencelanya.
Dua situasi bagi juru dakwah:
a. Adanya sambutan dari masyarakat terhadap dakwahnya, sebagaimana keadaan yang dialami oleh Rasulullah ﷺ di madinah.
b. Adanya penolakan dari masyarakat, sebagimana keadaan (yang dialami oleh Rasulullah ﷺ) di Thoif, (di mana penenduduknya) menolak dakwah dan menyakiti beliau ﷺ.
Keadaan diterimanya dakwah lebih berbahaya karena bisa jadi dengannya seseorang da'i terjangkiti sifat ghurur (bangga karena tertipu), ditawarkan kepadanya jabatan, lalu tatkala dia menerima (tawaran tersebut) maka binasalah dirinya, itulah tipu daya syetan yang telah merampas juru dakwah dari agama ini, akhirnya ia disibukkan dengan perkara dunia dan hal-hal lain.
Adanya penolakan dan pengingkaran terhadap dakwah itu lebih baik bagi seorang da'I, sebab dalam kondisi itulah bertambahnya harapan, pasrah dan bergantungnya seorang da'i kepada Allah I, dan itulah yang menjadi sebab datangnya pertolongann dari Allah I, sebagaimana Nabi ﷺ mendapat pertolongan dari Allah ketika penduduk Thoif menolak dan menyakiti beliau ﷺ yang datang mendakwahi. Ketika itu, beliau berdo'a kepada Allah dan akhirnya Allah pun memberikan pertolongan baginya dengan mengutus malaikat Jibril dan malaikat Gunung, dan Allah memudahkan kepada beliau untuk memasuki kota Mekkah, kemudian menjalani peristiwa Isro Mi'raj lalu berhijrah ke Madinah, akhirnya, Islam menyebar.
Klasifikasi juru dakwah pada masa sekarang:
Di antara mereka ada yang terkesan dengan akhlak para juru dakwah, sehingga dirinyapun ikut bergabung dalam berdakwah bersama mereka, namun pada saat suatu permasalahan terjadi pada salah seorang da'i, dia meninggalkan dakwah bahkan memusuhi para da'i. Allah I memalingkannya karena tujuannya yang jelek.
Di antara mereka ada yang berdakwah karena dia merasa dan menemukan bahwa berdakwah bisa memecahkan probrlamatikanya, bisa mewujudkan apa yang diinginkan dan disenanginya, ketika kondisi (keduaniaannya) meningkat lebih baik, maka meningkat pula ambisi keduniaannya, akhirnya dia lebih sibuk mengurusi urusan duniawi daripada dakwah. Allah memalingkannya karena tujuannya yang kurang dan tidak sempurna.
Di antara mereka ada yang berdakwah karena didorong banyaknya pahala pada dakwah tersebut, dan dia hanya mengharap pahala, tidak peduli dengan orang lain, dan tujuannya hanya bagi dirinya. Orang seperti ini ketika mendapat atau mendengar suatu amalan yang leibh besar pahalanya dari dakwah, atau lebih banyak dan lebih mudah; maka dia akan meninggalkan berdakwah.
Di antara mereka ada yang berdakwah karena perintah dari Allah, ia beribadah dengannya karena dia perintah Allah, dan diia berdakwah juga karena Allah. Inilah tujuan yang sempurna. Dengan sebab inilah Allah meneguhkan dan menolongnya demi terlaksananya syariat Allah dan berdakwah kepada Allah. Inilah keududukan yang paling mulia
6. Pokok-Pokok Asas Dakwah Para Nabi Dan Rasul
Allah I mengutus para nabi dan rasul dengan tiga perkara: Berdakwah ilallah, menerangkan tentang jalan yang bisa menyampaikan (manusia) kepada Allah, menerangkan tentang keadaan manusia setelah sampai di sana. Yang pertama menerangkan tentang tauhid dan iman, yang kedua menerangkan hukum-hukum syariat, ke tiga: menerangkan tetang hari akherat dan apa-apa yang terjadi di dalamnya, seperti pahala, siksa, syurga dan neraka.
Dalam berdakwah, seorang da'I hendaklah menerangkan kepada manusia tentang keesaan Allah, nama-nama Nya, sifat-sifat Nya dan pekerjaan-pekerjaan Nya, dan menjelaskan tentang keagungan Allah dan kekuasaan Nya; bahwa sesungguhnya hanya Allah lah sang Pencipta, Yang Penguasa, Yang Mengatur semua alam semesta ini. Selain Allah adalah makhluk yang tidak berdaya dan tidak punya kekuatan, sesungguhnya hanya Allah semata yang berhak disembah tidak ada sesembahan yang lain. Inilah tahapan awal (berdakwah) yang paling baik dan agung.
Kemudian berdakwah (dengan menerangkan tentang) hari akherat, memberikan nasehat (yang dikamas) dalam menjelaskan tentang dorongan serta ancaman siksaan, menjelaskan sifat-sifat dan keadaan syurga, keadaan neraka dan macam-macam siksaannya dan peristiwa yang lainnya dari rentetan kejadian di hari kiamat.
Kemudian berdakwah (dengan menerangkan) hukum-hukum agama dan syariat, menjelaskan tentang halal dan haram, kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang harus dipenuhi. Pada periode Mekkah, Rasulullah ﷺ berdakwah (dengan menerangkan) tentang keesaan Allah dan hari akhirat dan penjelasan tentang keadaan para rasul bersama umat-umat mereka. Adapun pada periode Madinah, Allah menyempurnakan agama Nya dengan hukum-hukum syariat, sehingga syari'at ini diterima oleh orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan tidak diterima oleh orang yang kafir dan munafik.
Allah I memerintah kepada Rasul Nya Muhammad ﷺ untuk mengikuti petunjuk orang-orang sebelumnya dari para nabi dan rasul secara umum, dan memerintahkan beliau untuk mengikuti millah Ibrahim secara khusus, dan millah Ibrahim adalah mengorbankan segala sesuatu demi kepentingan agama; dengan jiwa, harta, tanah, anak dan istrinya.
Dan kita diperintahkan oleh Allah I untuk mengikuti Nabi Muhammad ﷺ serta mencontohnya dalam setiap situasi dan kondisi, kecuali hal yang telah dikhususkan oleh Allah bagi beliau ﷺ.
1. Allah I berfirman setelah menyebutkan beberapa ayat tentang para nabi:
﴿ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَى ٱللَّهُۖ فَبِهُدَىٰهُمُ ٱقۡتَدِهۡۗ قُل لَّآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًاۖ إِنۡ هُوَ إِلَّا ذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰلَمِينَ ٩٠ ﴾ [الانعام: ٩٠]
"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka." (QS. Al-An'am: 90).
2. Allah I berfirman:
﴿ ثُمَّ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ أَنِ ٱتَّبِعۡ مِلَّةَ إِبۡرَٰهِيمَ حَنِيفٗاۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٢٣ ﴾ [النحل: ١٢٣]
"Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad): Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif, dan bukanlah ia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan." (QS. An-Nahal: 123).
3. Allah I berfirman kepada umat Nabi ﷺ:
﴿ لَّقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١ ﴾ [الاحزاب : ٢١]
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah". (QS. Al-Ahzab: 21).
Perbuatan dan akhlak-akhlak para Nabi bisa diketahui dari sejarah hidup mereka, para nabi telah menempuh masa yang panjang dalam berdakwah di jalan Allah, kaki mereka berdebu (karena kerja keras tanpa lelah) di jalan Allah, mereka mengorbankan harta dan jiwa mereka demi tegaknya kalimat Allah, dahi mereka berkeringat, kaki-kaki mereka terpecah demi menolong agama Allah, mereka diuji, disakiti, dikucilkan, diusir, mereka berperang, dan diperangi, digoncang, disingkirkan, dicaci maki, diperolok, dipukul, tetapi mereka tetap bersabar dan berbelas kasih hingga datang pertolongan Allah atas mereka. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَىٰ مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمۡ نَصۡرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِۚ وَلَقَدۡ جَآءَكَ مِن نَّبَإِيْ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ٣٤ ﴾ [الانعام: ٣٤]
"Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tak ada seorang pun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan sesungguhnya telah datang kepadamu sebagian dari berita rasul-rasul itu". (QS. Al-An'am: 34).
Dakwah para Nabi dan Rasul
Setelah para Nabi atau Rasul berdakwah kepada manusia, maka di antara manusia ada yang beriman dan ada pula yang tidak beriman:
Mereka yang beriman akan diuji oleh Allah dengan kesenangan dan kesengsaraan serta dimusuhi dan disakiti oleh manusia, sehingga jelas antara yang jujur dengan yang dusta, yang beriman dan yang munafiq.
Dan mereka yang tidak beriman akan diazab dengan sesuatu yang lebih menyakitkan dan dalam masa yang lebih lama. Oleh karenanya, mesti bagi setiap insan baik yang beriman ataupun yang kafir untuk mendapatkan penderitaan, tetapi orang beriman penderitaan di dunia, sebagai balasan yang disegerakan (atas perbuatannya), kemudian dibalas oleh Allah dengan kebaikan di dunia dan akherat. Adapun orang kafir, menemukan kenikmatan yang semu sebagai balasan yang disegerakan (atas perbuatannya) kemudian berubah menjadi penderitaan yang abadi (di akherat)
1. Allah I berfirman:
﴿ أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ ٣ ﴾ [العنكبوت: ٢، ٣]
2. "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? 3. Dan Sesungguhnya kami Telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta". (QS. Al-Ankabut: 2-3).
﴿ لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي ٱلۡبِلَٰدِ ١٩٦ مَتَٰعٞ قَلِيلٞ ثُمَّ مَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ١٩٧ ﴾ [ال عمران: ١٩٦، ١٩٧]
196. "Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. 197. Itu hanyalah kesenangan sementara, Kemudian tempat tinggal mereka ialah jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya". QS. Ali Imron: 196-197
﴿ فَلَا تُعۡجِبۡكَ أَمۡوَٰلُهُمۡ وَلَآ أَوۡلَٰدُهُمۡۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُم بِهَا فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَتَزۡهَقَ أَنفُسُهُمۡ وَهُمۡ كَٰفِرُونَ ٥٥﴾ [التوبة: 55]
55. Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir".(QS. Al-Taubah: 55).
Para nabi dan rasul serta semua pengikutnya hidup di muka bumi ini dengan mengemaban tauhid, keimanan dan amal sholeh bagi umat manusia, mereka menyeru umat manusia kepadanya (tauhid, keimanan dan amal sholeh). Dan sesuatu yang sangat dicintai oleh mereka adalah keimanan kepada Allah dan beramal sholeh, dan sesuatu yang sangat dirindukan oleh mereka adalah melihat Rabbnya, mengharap ridha Nya, merindukan kenikmatan-kenikmatan syurga, istana-istana yang megah di dalamnya. Mereka berjihad, berdakwah, dan bersabar sehingga Allah meridhai mereka dan merekapun ridha kepadan Allah. Dan inilah gambaran dari bimbingan Allah kepada mereka, perjalanan hidup mereka dalam tugas dakwah kepada Allah, supaya ditiru oleh setiap da'i yang menyeru kepada Allah.
Berdakwah kepada tauhid, beriman kepada Allah, mengenal nama-nama Nya dan sifat-sifat Nya, serta beribadah hanya kepada Allah semata tidak menyekutukan Nya dengan sesuatu apapun.
1. Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ ٢٥ ﴾ [الانبياء: ٢٥]
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al-Anbiya': 25).
2. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ٢ لَمۡ يَلِدۡ وَلَمۡ يُولَدۡ ٣ وَلَمۡ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ٤ ﴾ [الاخلاص: ١، ٤]
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa.(1) Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu.(2) Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.(3) dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.(4)" (QS. Al-Ikhlas: 1-4).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ بَعَثۡنَا فِي كُلِّ أُمَّةٖ رَّسُولًا أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَٱجۡتَنِبُواْ ٱلطَّٰغُوتَۖ ......... ﴾ [النحل: ٣٦]
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. Al-Nahl: 36).
Menyampaikan agama Allah kepada manusia dan menasehati mereka:
1. Allah I berfirman:
﴿ ٱلَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَٰلَٰتِ ٱللَّهِ وَيَخۡشَوۡنَهُۥ وَلَا يَخۡشَوۡنَ أَحَدًا إِلَّا ٱللَّهَۗ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ حَسِيبٗا ٣٩ ﴾ [الاحزاب : ٣٩]
"(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." (QS. Al-Ahzab: 39).
2. Allah I berfirman:
﴿ أُبَلِّغُكُمۡ رِسَٰلَٰتِ رَبِّي وَأَنصَحُ لَكُمۡ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٦٢ ﴾ [الاعراف: ٦2]
"Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS. Al-A'raf: 62).
3. Allah I berfirman kepada Muhammad ﷺ:
﴿ ۞يَٰٓأَيُّهَا ٱلرَّسُولُ بَلِّغۡ مَآ أُنزِلَ إِلَيۡكَ مِن رَّبِّكَۖ وَإِن لَّمۡ تَفۡعَلۡ فَمَا بَلَّغۡتَ رِسَالَتَهُۥۚ وَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡكَٰفِرِينَ ٦٧ ﴾ [المائدة: ٦٧]
"Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika kamu tidak kerjakan (apa yang diperintahkan itu) kamu tidak menyampaikan amanat Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesugguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir". (QS. Al-Ma'idah: 67).
Berdakwah kepada manusia dengan mendatanginya kerumah-rumah mereka, kepasar, kekampung dan kekota.
1. Allah I berfirman kepada Musa:
﴿ ٱذۡهَبۡ أَنتَ وَأَخُوكَ بَِٔايَٰتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكۡرِي ٤٢ ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٤٣ فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤ ﴾ [طه: ٤٢، ٤٤]
"Pergilah kamu bersama saudaramu dengan membawa ayat-ayat Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat Ku;(42) pergilah kamu berdua kepada fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas;(43) maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.(44)". (QS. Thaha: 42-44).
2. Dahulu rasulullah ﷺ mengunjungi orang-orang, bertamu ke rumah-rumah mereka, menyeru mereka kepada Allah, menyerahkan dirinya kepada setiap kabilah dari suatu kaum.
(يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُوْلُوْا لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ تُفْلِحُوْا)
"Wahai manusia katakanlah laa ilaaha illallah niscaya kalian akan selamat". HR. Imam Ahmad bin Hambal.
3. Dari Usamah bin Zaid t bahwa Rasulullah ﷺ menjenguk Sa'ad bin Ubadah t.
)حَتَّى مَرَّ بِمَجْلِسٍ فِيْهِ أَخْلاَطٌ مِنْ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُشْرِكِيْنَ عَبَدَةِ اْلأَوْثَانِ وَالْيَهُوْدَ ... فَسَلَّمَ عَلَيْهِمُ النبي ﷺ ثُمَّ وَقَفَ فَنَزَلَ فَدَعَاهُمْ إِلىَ اللهِ وَقَرَأَ عَلَيْهِمُ الْقُرْآنَ ... )
"Rasulullah ﷺ melewati sebuah majlis yang terdiri dari campuran kaum muslimin, musyrikin, penyembah berhala dan Yahudi…maka Rasulullah ﷺ mengucapkan salam kepada mereka, kemudian beliau berhenti dan turun dari kendaraannya lalu menyeru mereka kepada (mengikuti agama) Allah dan membaca Al-Qur'an kepada mereka…". (Muttafaq alaihi).
Selalu memuji kepada Allah, berdzikir dan meminta ampun kepada Nya pada setiap keadaan.
1. Allah I berfirman tentang Ibrahim:
﴿ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِي وَهَبَ لِي عَلَى ٱلۡكِبَرِ إِسۡمَٰعِيلَ وَإِسۡحَٰقَۚ إِنَّ رَبِّي لَسَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ٣٩ ﴾ [ابراهيم: ٣٩]
"Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa." (QS. Ibrahim: 39).
2. Aisyah (semoga Allah meridhai-Nya) berkata:
(كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يَذْكُرُ اللهَ عَلىَ كُلِّ أَحْيَانِهِ)
"Bahwa Nabi ﷺ senantiasa berzikir kepada Allah pada setiap keadaannya". (HR. Muslim).
3. Al-Agrri Al-Muzani t berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
(إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلىَ قَلْبِي وَإِنِّي َلأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي اْليَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ)
"Sesungguhnya ada kebimbangan di dalam hatiku, dan sesungguhnya aku beristigfar kepada Allah dalam sehari seratus kali". (HR. Muslim).
Menulis surat bagi para raja orang kafir dan menyeru mereka kepada Allah:
(أَنَّ نَبِيَّ اللهِ ﷺ كَتَبَ إِلىَ ِكسْرَى وَإِلَى قَيْصَرَ وَإِلىَ النَّجَاشِيِّ وَإِلَى كُلِّ جَبَّارٍ يَدْعُوْهُمْ إِلىَ اللهِ تَعَالَى وَلَيْسَ بِالنَّجَاشِيِّ الَّذِي صَلىَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ ﷺ )
"Bahawa Nabi ﷺ menulis surat kepada para penguasa baik bergelar kaesar, dan kepada raja Najasy serta kepada penguasa lainnya dan menyeru mereka kepada agama Allah, bukan Al-Najasy yang dishalatkan oleh Nabi ﷺ". (HR. Muslim).
Berdakwah kepada Allah dan ke jalan yang menyampaikan kepada –Nya, serta kepada balasan yang akan diterima oleh kaum mukminin.
1. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ هَٰذِهِۦ سَبِيلِيٓ أَدۡعُوٓاْ إِلَى ٱللَّهِۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا۠ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِيۖ وَسُبۡحَٰنَ ٱللَّهِ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١٠٨ ﴾ [يوسف: ١٠8]
108. Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (QS. Yusuf: 108).
2. Allah I berfirman:
﴿ ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِ ٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ ....... ﴾ [النحل: ١٢٥]
125. Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik". (QS. Al-Nahl: 125).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ قُرۡءَانًا عَرَبِيّٗا لِّتُنذِرَ أُمَّ ٱلۡقُرَىٰ وَمَنۡ حَوۡلَهَا وَتُنذِرَ يَوۡمَ ٱلۡجَمۡعِ لَا رَيۡبَ فِيهِۚ فَرِيقٞ فِي ٱلۡجَنَّةِ وَفَرِيقٞ فِي ٱلسَّعِيرِ ٧ ﴾ [الشورى: ٧]
7. "Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al Quran dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya, serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk jahannam". (QS. Al-Syura: 7).
Berdakwah kepada manusia dengan bahasa obyek da'wah.
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوۡمِهِۦ لِيُبَيِّنَ لَهُمۡۖ فَيُضِلُّ ٱللَّهُ مَن يَشَآءُ وَيَهۡدِي مَن يَشَآءُۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡحَكِيمُ ٤ ﴾ [ابراهيم: ٤]
4. "Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana". (QS. Ibrahim: )
Keseimbangan antara ibadah dan dakwah.
1. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُزَّمِّلُ ١ قُمِ ٱلَّيۡلَ إِلَّا قَلِيلٗا ٢ نِّصۡفَهُۥٓ أَوِ ٱنقُصۡ مِنۡهُ قَلِيلًا ٣ أَوۡ زِدۡ عَلَيۡهِ وَرَتِّلِ ٱلۡقُرۡءَانَ تَرۡتِيلًا ٤ ﴾ [المزمل: ١، ٤]
1. Hai orang yang berselimut (Muhammad), 2. Bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (darinya), 3. (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. 4. Atau lebih dari seperdua itu. dan Bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan". (QS. Al-Muzammil: 1-4).
2. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمُدَّثِّرُ ١ قُمۡ فَأَنذِرۡ ٢ وَرَبَّكَ فَكَبِّرۡ ٣ وَثِيَابَكَ فَطَهِّرۡ ٤ وَٱلرُّجۡزَ فَٱهۡجُرۡ ٥ ﴾ [المدثر: ١، ٥]
1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah". (QS. Al-Mutdattsir: 1-5).
Sikap umat terhadap para nabi mereka:
1. Allah I berfirman:
﴿ وَكُلّٗا نَّقُصُّ عَلَيۡكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِۦ فُؤَادَكَۚ وَجَآءَكَ فِي هَٰذِهِ ٱلۡحَقُّ وَمَوۡعِظَةٞ وَذِكۡرَىٰ لِلۡمُؤۡمِنِينَ ١٢٠ ﴾ [هود: ١٢٠]
120. Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman". (QS. Hud: ).
2. Allah I berfirman
﴿ لَقَدۡ كَانَ فِي قَصَصِهِمۡ عِبۡرَةٞ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِۗ مَا كَانَ حَدِيثٗا يُفۡتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ كُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ١١١ ﴾ [يوسف: ١١1]
111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (QS. Yusuf: 111).
3. Allah I berfirman:
﴿ .......... فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ ١٧٦ ﴾ [الاعراف: ١٧6]
176 "Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir". (QS. Al-A'raf: 176).
Istiqamah dalam berdakwah ilallah tidak menoleh kepada mereka yang mengingkari.
1. Allah I berfirman:
﴿ فَٱصۡدَعۡ بِمَا تُؤۡمَرُ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٩٤ إِنَّا كَفَيۡنَٰكَ ٱلۡمُسۡتَهۡزِءِينَ ٩٥ ٱلَّذِينَ يَجۡعَلُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَٰهًا ءَاخَرَۚ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ٩٦ ﴾ [الحجر: ٩٤، ٩٦]
94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. 95. Sesungguhnya kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan (kamu). 96. (yaitu) orang-orang yang menganggap adanya Tuhan yang lain di samping Allah; Maka mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)". (QS. Al-Hijr: 94-96).
2. Allah I berfirman:
﴿ فَذَرۡنِي وَمَن يُكَذِّبُ بِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِۖ سَنَسۡتَدۡرِجُهُم مِّنۡ حَيۡثُ لَا يَعۡلَمُونَ ٤٤ وَأُمۡلِي لَهُمۡۚ إِنَّ كَيۡدِي مَتِينٌ ٤٥ ﴾ [القلم: ٤٤، ٤٥]
44. Maka serahkanlah (Ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan Ini (Al Quran). nanti kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, 45. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat tangguh". (QS. Al-Qolam: 44-45).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَلَا يَصُدُّنَّكَ عَنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ بَعۡدَ إِذۡ أُنزِلَتۡ إِلَيۡكَۖ وَٱدۡعُ إِلَىٰ رَبِّكَۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ٨٧ ﴾ [القصص: ٨٧]
87. Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan Serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan". (QS. Al-Qashash: 8).
4. Allah I berfirman:
﴿ فَلَا تُطِعِ ٱلۡكَٰفِرِينَ وَجَٰهِدۡهُم بِهِۦ جِهَادٗا كَبِيرٗا ٥٢ ﴾ [الفرقان: ٥٢]
52. Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan jihad yang besar". (QS. Al-Furqan: 52).
Tidak bersedih dan kecewa ketika orang tidak menerima agama ini:
1. Allah I berfirman:
﴿ فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٞ نَّفۡسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمۡ إِن لَّمۡ يُؤۡمِنُواْ بِهَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ أَسَفًا ٦ ﴾ [الكهف: ٦]
6. Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran)". (QS. Al-Kahfi: 6).
2. Allah I berfirman:
﴿ قَدۡ نَعۡلَمُ إِنَّهُۥ لَيَحۡزُنُكَ ٱلَّذِي يَقُولُونَۖ فَإِنَّهُمۡ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَٰكِنَّ ٱلظَّٰلِمِينَ بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ يَجۡحَدُونَ ٣٣ ﴾ [الانعام: ٣٣]
33. Sesungguhnya kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), Karena mereka Sebenarnya bukan mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah". (QS. Al-An'am: 33).
3. Allah I berfirman:
﴿ ........... فَلَا تَذۡهَبۡ نَفۡسُكَ عَلَيۡهِمۡ حَسَرَٰتٍۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٨ ﴾ [فاطر: ٨]
8. Maka janganlah dirimu binasa Karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. Fathir: 8).
Kabar gembira dan peringatan
1. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَٰكَ شَٰهِدٗا وَمُبَشِّرٗا وَنَذِيرٗا ٤٥ وَدَاعِيًا إِلَى ٱللَّهِ بِإِذۡنِهِۦ وَسِرَاجٗا مُّنِيرٗا ٤٦ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ بِأَنَّ لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ فَضۡلٗا كَبِيرٗا ٤٧ ﴾ [الاحزاب : ٤٥، ٤٧]
45. Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, 46. Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. 47. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa Sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah". (QS. Al-Ahzab: 45-47).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَمَا نُرۡسِلُ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَۖ ............ ﴾ [الانعام: ٤٨]
48. Dan tidaklah kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan". (QS. Al-An'am: 48).
Beramar ma'ruf dan nahi munkar.
Allah I berfirman:
﴿ ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنۡهُمۡ إِصۡرَهُمۡ وَٱلۡأَغۡلَٰلَ ٱلَّتِي كَانَتۡ عَلَيۡهِمۡۚ فَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِهِۦ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَٱتَّبَعُواْ ٱلنُّورَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ مَعَهُۥٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ١٥٧ ﴾ [الاعراف: ١٥٦]
157. (yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Al-A'raf: 157).
Mengikat hati manusia dengan Rabbnya (tauhid), menjanjikan kepada mereka syurga atas apa yang mereka amalkan
1 Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:.
((يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ وَلَوِ اجْتَمَعُوْا عَلىَ أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفٌ))
"Wahai anak, sunngguh aku mengajarkan kepadamu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau mendapatkanNya di hadapanmu, apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah, dan apabila engkau meminta tolong minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah bahwa senadainya seluruh umat bersatu untuk memberikan manfaat bagimu niscaya mereka tidak bisa memberikan manfaat apapun kecuali manfaat yang telah Allah tetapkan bagimu, dan seandainya mereka bersatu untuk menimpakan mudharat bagimu niscaya mereka tidak mampu menimpakan mudharat apapun kecuali dengan kemudharatan yang telah ditetapkan oleh Allah bagimu, pena telah terangkat dan lemabran catatan amal telah mongering". (HR. Turmudzi).
2. Dari Shal bin Sa'ad ra. Berkata: rasulullah saw. Bersabda:
(مَنْ يَضْمَنُ لِي مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَن لَهُ الْجَنَّةَ)
"Barangsiapa yang bisa menjamin bagiku (untuk menjaga) apa yang terdapat antara kedua bibir dan kedua kakinya maka aku menjamin baginya surga". HR. Bukhari
Tidak meminta upah dalam berdakwah
1. Allah I berfirman:
﴿ قُلۡ مَا سَأَلۡتُكُم مِّنۡ أَجۡرٖ فَهُوَ لَكُمۡۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٞ ٤٧ ﴾ [سبا: ٤٧]
47. Katakanlah: "Upah apapun yang Aku minta kepadamu, Maka itu untuk kamu upahku hanyalah dari Allah, dan dia Maha mengetahui segala sesuatu". QS. Saba': 47
2. Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَسَۡٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ مِنۡ أَجۡرٍۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ١٠٩ ﴾ [الشعراء : ١٠٩]
109. Dan Aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam". QS. Al-Syu'aro': 109
Penyayang:
1. Allah I berfirman:
﴿ مُّحَمَّدٞ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ تَرَىٰهُمۡ رُكَّعٗا سُجَّدٗا يَبۡتَغُونَ فَضۡلٗا مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰنٗاۖ سِيمَاهُمۡ فِي وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ فِي ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطَۡٔهُۥ فََٔازَرَهُۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنۡهُم مَّغۡفِرَةٗ وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا ٢٩ ﴾ [الفتح: ٢٩]
29. Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu menjadikan tanaman itu Kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya Karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar". QS. Al-Fath: 29
2. Allah I berfirman:
﴿ وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ١٠٧ ﴾ [الانبياء: ١٠٧]
107. Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam". QS: Al-Anbiya': 107
3. Dari Abi Hurairah t berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
((يَا رَسُوْلَ اللهِ ادْعُ عَلىَ اْلمُشْرِكِيْنَ, قَالَ إِنِّي لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً))
"Para shahabat meminta: "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar Dia membinasakan orang-orang musyrik", beliau bersabda: "Sesungguhnya aku tidak pernah diutus sebagai pencela namun aku diutus sebagai rahmat". HR. Muslim.
@. Belas kasihan
﴿ لَقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُولٞ مِّنۡ أَنفُسِكُمۡ عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ ١٢٨﴾ [التوبة: 128]
128. Sungguh Telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin". QS. Al-Taubah: 128
Lemah lembut dan pemaaf
1. Allah I berfirman:
﴿ فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ ١٥٩ ﴾ [ال عمران: ١٥٩]
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". QS. Ali Imron: 159.
2. Allah I berfirman:
﴿ ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٤٣ فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤ ﴾ [طه: ٤٣، ٤٤]
43. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia Telah melampaui batas; 44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". QS. Thaha: 43-44
3. Allah I berfirman:
﴿ خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعُرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ ١٩٩ ﴾ [الاعراف: ١٩٨]
199. Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh". QS. Al-A'raf: 199
4. Allah I berfirman:
﴿ فَٱصۡفَحۡ عَنۡهُمۡ وَقُلۡ سَلَٰمٞۚ فَسَوۡفَ يَعۡلَمُونَ ٨٩ ﴾ [الزخرف: ٨٩]
89. Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan Katakanlah: "Salam (selamat tinggal)." kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)". QS. Al-Zukhruf: 89
@. Jujur:
1. Allah I berfirman:
﴿ وَٱلَّذِي جَآءَ بِٱلصِّدۡقِ وَصَدَّقَ بِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ ٣٣ ﴾ [الزمر: ٣٣]
33. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa". QS. Al-Zumar: 33
2. Allah I berfirman:
﴿ وَٱذۡكُرۡ فِي ٱلۡكِتَٰبِ إِبۡرَٰهِيمَۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقٗا نَّبِيًّا ٤١ ﴾ [مريم: ٤١]
41. Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al Kitab (Al Quran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang nabi". (QS. Maryam: 41).
Bersabar:
1. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ كُذِّبَتۡ رُسُلٞ مِّن قَبۡلِكَ فَصَبَرُواْ عَلَىٰ مَا كُذِّبُواْ وَأُوذُواْ حَتَّىٰٓ أَتَىٰهُمۡ نَصۡرُنَاۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَٰتِ ٱللَّهِۚ وَلَقَدۡ جَآءَكَ مِن نَّبَإِيْ ٱلۡمُرۡسَلِينَ ٣٤ ﴾ [الانعام: ٣٤]
34. Dan sesungguhnya Telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka, sampai datang pertolongan Allah kepada mereka. tak ada seorangpun yang dapat merobah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Dan Sesungguhnya telah datang kepadamu sebahagian dari berita para rasul itu". (QS. Al-An'am: 34).
2. Allah I berfirman:
﴿ فَٱصۡبِرۡ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ وَلَا يَسۡتَخِفَّنَّكَ ٱلَّذِينَ لَا يُوقِنُونَ ٦٠ ﴾ [الروم: ٦٠]
60. Dan Bersabarlah kamu, Sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu". (QS. Al-Rum: 60).
3. Allah I berfirman:
﴿ فَٱصۡبِرۡ صَبۡرٗا جَمِيلًا ٥ ﴾ [المعارج: ٥]
Maka Bersabarlah kamu dengan sabar yang baik". (QS. Al-Ma'arij: 5).
Ikhlash
1. Allah I berfirman:
﴿ إِنَّآ أَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ فَٱعۡبُدِ ٱللَّهَ مُخۡلِصٗا لَّهُ ٱلدِّينَ ٢ ﴾ [الزمر: ٢]
2. Sesunguhnya kami telah menurunkan Kitab (Al-Quran) untukmu dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya". (QS. Al-Zumar: 2).
2. Allah I berfirman:
﴿ هُوَ ٱلۡحَيُّ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱدۡعُوهُ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَۗ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ ٦٥ ﴾ [غافر: ٦٥]
65. "Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; Maka sembahlah dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam". (QS. Ghafir: 65).
Murah hati, khidmah dan tawadhu
1. Allah I berfirman:
﴿ هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلۡمُكۡرَمِينَ ٢٤ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞ قَوۡمٞ مُّنكَرُونَ ٢٥ فَرَاغَ إِلَىٰٓ أَهۡلِهِۦ فَجَآءَ بِعِجۡلٖ سَمِينٖ ٢٦ فَقَرَّبَهُۥٓ إِلَيۡهِمۡ قَالَ أَلَا تَأۡكُلُونَ ٢٧ ﴾ [الذاريات: ٢٤، ٢٧]
24. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? 25. (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." 26. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, Kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. 27. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan Anda makan." (QS. Al-Dzariyat: 24-27).
2. Allah I berfirman tentan nabi Musa dan kisahnya dengan dua orang perempuan:
﴿ .......... قَالَ مَا خَطۡبُكُمَاۖ قَالَتَا لَا نَسۡقِي حَتَّىٰ يُصۡدِرَ ٱلرِّعَآءُۖ وَأَبُونَا شَيۡخٞ كَبِيرٞ ٢٣ فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰٓ إِلَى ٱلظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَآ أَنزَلۡتَ إِلَيَّ مِنۡ خَيۡرٖ فَقِيرٞ ٢٤ ﴾ [القصص: ٢٣، ٢٤]
23. "Apakah maksudmu (dengan berbuat at begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang Telah lanjut umurnya". 24. Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya, ke- mudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku sangat memerlukan sesuatu kebaikanyang Engkau turunkan kepadaku". (QS. Al-Qashas: 23-24).
3. Dari Umar t ia berkata: saya mendengar rasulullah ﷺ bersabda:
(لاَ تُطْرُوْنِي كَمَا أَطَرْتِ النَّصَارَى بْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُوْلُوْا عَبْدُ اللهِ َورَسُوْلُهُ)
"Janganlah kalian berlebihan memujikan sebagaimana orang-orang Nashrani berlebihan dalam memuji Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba Allah, maka katakanlah hamba Allah dan Rasul-Nya". (HR.Bukhari).
Berpaling dari perhiasan kehidupan duniawi
1. Allah I berfirman:
﴿ وَلَا تَمُدَّنَّ عَيۡنَيۡكَ إِلَىٰ مَا مَتَّعۡنَا بِهِۦٓ أَزۡوَٰجٗا مِّنۡهُمۡ زَهۡرَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا لِنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ وَرِزۡقُ رَبِّكَ خَيۡرٞ وَأَبۡقَىٰ ١٣١ ﴾ [طه: ١٣١]
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang Telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal". (QS. Thaha: 131).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ ............. ﴾ [الكهف: ٢٨]
28. Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini". (QS. Al-Kahfi: 28).
Memberikan semangat dalam keta'atan dan mengancam (siksaan) dari kemaksiatan
Allah I berfirman:
﴿ .... وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ وَذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٣ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُۥ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَٰلِدٗا فِيهَا وَلَهُۥ عَذَابٞ مُّهِينٞ ١٤ ﴾ [النساء : ١٣، ١٤]
13. "Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan Itulah kemenangan yang besar. 14. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan". (QS. Al-Nisa': 13-14).
Bergegas dalam beramal kebaikan
Allah I berfirman tentang Zakaria u. dan keluarganya:
﴿ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ يَحۡيَىٰ وَأَصۡلَحۡنَا لَهُۥ زَوۡجَهُۥٓۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠ ﴾ [الانبياء: ٩٠]
90. Maka kami memperkenankan do'anya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami. (QS. Al-Anbiya": 90).
3. Allah I berfirman:
﴿ .......... إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠ ﴾ [الانبياء: ٩٠]
90. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas[970]. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami". (QS. Al-Anbiya': 90).
Berjuang dengan harta dan jiwa demi tegaknya kalimat Allah I
Allah I berfirman:
﴿ لَٰكِنِ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ جَٰهَدُواْ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلۡخَيۡرَٰتُۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٨٨﴾ [التوبة: 88]
"Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama Dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. dan mereka Itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung". (QS. Al-Taubah: 88).
Berjihad dijalan Allah I:
1. Allah I berfirman:
﴿ وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٞ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٦ ﴾ [ال عمران: ١٤٦]
146. Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah Karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar". (QS. Ali Imran: 146).
2. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ جَٰهِدِ ٱلۡكُفَّارَ وَٱلۡمُنَٰفِقِينَ وَٱغۡلُظۡ عَلَيۡهِمۡۚ وَمَأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ ٧٣﴾ [التوبة: 73]
73. "Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya". (QS. Al-Taubah: 73).
Menuntut ilmu dan mengajarkannya:
1. Allah I berfirman:
﴿ فَتَعَٰلَى ٱللَّهُ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّۗ وَلَا تَعۡجَلۡ بِٱلۡقُرۡءَانِ مِن قَبۡلِ أَن يُقۡضَىٰٓ إِلَيۡكَ وَحۡيُهُۥۖ وَقُل رَّبِّ زِدۡنِي عِلۡمٗا ١١٤ ﴾ [طه: ١١٤]
114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (QS. Thaha: 114).
2. Allah I berfirman:
﴿ قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلۡ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمۡتَ رُشۡدٗا ٦٦ ﴾ [الكهف: ٦٦]
66. "Musa Berkata kepada Khidhr: "Bolehkah Aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang Telah diajarkan kepadamu?". (QS. Al-Kahfi: 66).
3. Allah I berfirman:
﴿ هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٢ ﴾ [الجمعة: ٢]
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata". (QS. Al-Jum'ah: 2).
Membersihkan jiwa, menguatkan ruh dan badan dengan beristiqomah dalam ibadah dan dzikir kepada Allah:
1. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدۡرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ٩٧ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ ٩٨ وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ ٩٩ ﴾ [الحجر: ٩٧، ٩٩]
97. Dan kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, 98. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), 99. Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (ajal). (QS. Al-Hijir: 97-99).
2. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا ٤١ وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا ٤٢ ﴾ [الاحزاب : ٤١، ٤٢]
41. Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. 42. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang". (QS. Al-Ahzab: 41-42).
3. Dari Abu Hurairah t …
(أَنَّ فَاطِمَةَ أَتَتِ النَّبِيَّ ﷺ تَسْأَلُهُ خَادِمًا وَشَكَتِ الْعَمَلَ فَقَالَ مَا أَلْفَيْتِيْهِ عِنْدَنَا قَالَ أَلاَ أَدُلُّكِ عَلىَ مَا هُوَ خَيْرٌ َلكِ مِنْ خَادِمٍ تُسَبَِّحِيْنَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَتَحْمَدِيْنَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَتُكَبِّرِيْنَ أَرْبَعًا وَثََلاََثِيْنَ حِيْنَ تَأْخُذِيْنَ مَضجَعَكِ)
"Bahwa Fathimah (putri Nabi ﷺ) mendatangi Nabi ﷺ dan meminta kepadanya agar diberikan seorang pembantu dan mengadu dengan pekerjaannya. Maka beliau bersabda: "Apa yang kamu minta tidak ada pada kami (tidak kita miliki)?. Beliau melanjutkan: "Maukah aku tunjukan kepadamu apa yang lebih baik dari seorang pembantu bagimua?, engkau bertasbih tigapuluh itga kali, bertahmid tigapuluh tiga kali dan bertakbir sejumlah tigapuluh empat kali saat menjelang tidurmu". (HR. Muslim).
Berdoa bagi orang-orang musyrik supaya mereka mendapat hidayah:
1. Dari Abi Hurairah t berkata:
(قَالَ قَدِمَ الطُّفَيْلُ وَأَصْحَابُهُ فَقَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ دَوْسًا قَدْ كَفَرَتْ وَأَبَتْ فَادْعُ اللهَ عَلَيْهَا فَقِيْلَ هَلَكَتْ دَوْسٌ فَقَالَ اَللّهُمَّ اهْدِ دَوْسًا وَائْتِ بِهِمْ)
"Thufail datang bersama teman-temannya, lalu berkata: "Wahai Rasulullah sesungguhnya suku Daus dan telah kafir dan enggan. Berdo'alah kepada Allah agar mereka binasa!, dan seseorang berkata: "Sunngguh Daus pasti binasa, lalu Rasulullah berdo'a: "Ya Allah berilah petunjuk kepada Daus dan datangkanlah mereka". (HR. Muslim).
2. Dari Abu Hurairah t ia berkata:
((كُنْتُ أَدْعُوْ أُمِّي إِلىَ اْلإِسْلاَمِ وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فَدَعَوْتُهَا يَوْمًَا فَاَسْمَعَتْنِي فِي رَسُوْلِ اللهِ ﷺ مَا أَكْرَهُ فَأَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ﷺ وَأَنَا أَبْكِي, قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنِّي كُنْتُ أَدْعُوْ أُمِّي إِلىَ اْلإِسْلاَمِ فَتَأْبَى عَلَيَّ فَدَعَوتُهَا الْيَوْمَ فَاَسْمَعَتْنِي فِيْكَ مَا أَكْرَهُ فَادْعُ اللهَ أَنْ يَهْدِيَ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ اَللَّهُمَّ اهْدِ أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَخَرَجْتُ مُسْتَبْشِرًا بِدَعْوَةِ نَبِيِّ اللهِ ﷺ فَلَمَّا جِئْتُ فَصِرْتُ إِلىَ اْلبَابِ فَإِذَا هُوَ مُجَافٍ فَسَمِعَتْ أُمِّي خَشْفَ قَدَمِي فَقَالَتْ مَكَانَكَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ وَسَمِعْتُ خَضْخَضَةَ الْمَاءِ قَالَ فاَغْتَسَلْتُ وَلَبِسَتْ دِرْعَهَا وَعَجِلَتْ عَن خَِمَاِرهَا فَفَتَحَتِ الْبَابَ ثُمَّ قَالَتْ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوِْلُهُ قَالَ فَرَجَعْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ ﷺ فَأَتَيْتُهُ وَأَنَا أَبْكِي مِنَ الْفَرَحَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ أَبْشِرْ قَدِ اسْتَجَابَ اللهُ دَعْوَتَكَ وَهَدَى أُمَّ أَبِي هُرَيْرَةَ فَحَمَِد اللهَ وَأَثْنَى عََلَيَْهِ وَقَالَ خَيْرًا قَالَ قُلْت ُيَا رَسُوْلَ اللهِ ادْعُ اللهَ اَنْ يُحَبِّبْنِي اَنَا وَأُمِّي إِلََىَ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ وَيُحَبِّبْهُمْ إِلَيْنَا قَالَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ اَللّهُمَّ حَبِّبْ عُبَيْدَكَ هذَا يَعْنِي أَبَا هُرَيْرَةَ وَأُمَّهُ إِلَى عِبَادِكَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمْ الْمُؤْمِنِيْنَ فَمَا خُلِقَ مُؤْمِنٌ يَسْمَعُ بِي وَلاَ يَرَانِي إِلاَّ أَحَبَّنِي)) [صحيح مسلم ]
"Aku menyeru ibuku kepada Islam pada saat kemusyrikannya, suatu ketika aku berda'wah kepadanya namun dia memperdengarkan kepadaku sesuatu yang aku benci tentang Rasulullah ﷺ dan aku menangis. Aku berkata: Wahai Rasulullah sungguh aku telah menyeru ibuku kepada Islam namun dia enggan menerima seruanku, dan pada hari ini menyerunya kembali namun dirinya memperdengarkan bagiku sesuatu yang aku benci tentang dirimu. Berdo'alah kepada Allah agar Dia memberikan hidayah kepada ibu Abi Hurairah. Lalu Rasulullah ﷺ berdo'a: "Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada ibu Abi Hurairah". Lalu aku keluar (dari majlis Nabi) dengan penuh kegembiraan karena do'a Nabi ﷺ lalu pada saat aku telah sampai di rumah, dan mendekat di hadapan pintu yang sedikit terbuka dan ibuku mendengar suara gesekan kakiku, dia berkata: "Berdiamlah pada tempatmu wahai Abi Hurairah", dan aku mendengar suara gemercikan siraman air. Abu Hurirah bercerita: "Dia mandi lalu mengenakan pakainnya dan segera memakai kerudungnya, kemudian dia membuka pintu dan berkata: "Wahai Abu Hurairah أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوِْلُهُ (Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya)". Abu Hurairah melanjutkan: "Lalu aku kembali kepada Rasulullah ﷺ mendatangi beliau dengan menangis karena gembira, aku berkata: "Ya Raslullah, bergembiralah sesungguhnya Allah telah menerima permohonanmu dan memberikan petunjuk kepada ibunya Abi Hurairah". Maka beliupun memiji dan memuja Allah dan berkata yang baik". Aku berkata: "Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar aku aku dan ibuku dicintai oleh hamba-hambaNya yang beriman dan kamipun mencintai mereka". Maka Rasulullah ﷺ berdo'a: "Ya Allah tanamkan kepada orang-orang yang beriman rasa cinta kepada dua hambaMu ini (yaitu Abu Hurairah dan ibunya) dan tanamkanlah bagi kedunya rasa cinta kepada hamba-hambaMu yang beriman". Maka tidak ada seorang mu'minpun yang mendengar dan melihatku kecuali mencintai diriku". (HR. Muslim).
Berdakwah di setiap waktu dan keadaan:
1. Allah I berfirman:
﴿ قَالَ رَبِّ إِنِّي دَعَوۡتُ قَوۡمِي لَيۡلٗا وَنَهَارٗا ٥ ﴾ [نوح: ٥]
"Nuh berkata: "Ya Tuhanku Sesungguhnya Aku Telah menyeru kaumku malam dan siang". (QS. Nuh: 5).
2. Dari Ubadah bin Shomit t ia berkata:
(دَخَلْنَا عَلىَ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ وَهُوَ مَرِيْضٌ قُلْنَا أَصْلَحَكَ اللهُ حَدَِّثْ بِحَدِيْثٍ يَنْفَعُكَ اللهُ بِهِ سَمِعْتَهُ مِنَ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ دَعَانَا النَّبِيُّ ﷺ فَبَايَعْنَاهُ فَقَالَ: فِيْمَا أَخَذَ عَلَيْنَا أَنْ بَايَعْنَا عَلىَ السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ اْلأَمْرَ أَهْلَهُ إِلاَّ أَنْ تَرَوْ كُفْرًا بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيْهِ بُرْهَانٌ)
"Kami masuk kepada Ubdah bin Shamit pada saat dia sakit. Kami berkata: "Semoga Allah selalu memberikan kepabikan bagimu, perdengarkanlah kepadaku sebuah hadits yang bermanfaat bagimu yang pernah engkau dengar dari Nabi ﷺ. Dia berkata: "Rasulullah ﷺ pernah memanggil kami lalu kami berbai'at kepadanya: " Diantara ikrar kami adalah kami berbai'at kepada beliau untuk selalu mendengar dan ta'at pada saat bersemangat dan malas karena benci, pada saat berada dalam keadaan sulit dan mudah….. dan tidak mencabut loyalitas dari orang yang berhak kecuali jika kalian melihat kekafiran yang nyata di mana engkau memiliki alasan di hadapan Allah dengannya". (HR. Bukhari).
Bermusyawarah
1. Allah I berfirman:
﴿ .......... وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ .............. ﴾ [ال عمران: ١٥٩]
"Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu". (QS. Ali-Imran: 159).
2. Allah I berfirman:
﴿ ....... وَأَمۡرُهُمۡ شُورَىٰ بَيۡنَهُمۡ ......... ﴾ [الشورى: ٣٨]
"Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka" (QS. Al-Syura: 38).
Kuatnya keyakinan kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya:
1. Allah I berfirman:
﴿ إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَاۖ ........﴾ [التوبة: 40]
40. "Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah Telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia Berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." (QS. Al-Taubah: 40).
2. Allah I berfirman:
﴿ فَلَمَّا تَرَٰٓءَا ٱلۡجَمۡعَانِ قَالَ أَصۡحَٰبُ مُوسَىٰٓ إِنَّا لَمُدۡرَكُونَ ٦١ قَالَ كَلَّآۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهۡدِينِ ٦٢ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣ ﴾ [الشعراء : ٦١، ٦٣]
61. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". 62. Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku". 63. Lalu kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar". (QS. Al-Syu'ara':61-63).
Berdoa dan meminta tolong dengan shalat di setiap keadaan
1. Allah I berfirman:
﴿ ۞كَذَّبَتۡ قَبۡلَهُمۡ قَوۡمُ نُوحٖ فَكَذَّبُواْ عَبۡدَنَا وَقَالُواْ مَجۡنُونٞ وَٱزۡدُجِرَ ٩ فَدَعَا رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَغۡلُوبٞ فَٱنتَصِرۡ ١٠ فَفَتَحۡنَآ أَبۡوَٰبَ ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٖ مُّنۡهَمِرٖ ١١ وَفَجَّرۡنَا ٱلۡأَرۡضَ عُيُونٗا فَٱلۡتَقَى ٱلۡمَآءُ عَلَىٰٓ أَمۡرٖ قَدۡ قُدِرَ ١٢ وَحَمَلۡنَٰهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلۡوَٰحٖ وَدُسُرٖ ١٣ ﴾ [القمر: ٩، ١٣]
9. Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan hamba kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah diberi ancaman). 10. Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "Bahwasanya Aku Ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku)." 11. Maka kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. 12. Dan kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, Maka bertemu- lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh Telah ditetapkan. 13. Dan kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku". (QS. Al-Qomar: 9-13).
2. Allah I berfirman:
﴿ إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ ٩ ﴾ [الانفال: ٩]
9. (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut". (QS. Al-Anfal: 9).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ ٤٥ ﴾ [البقرة: ٤٥]
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. QS. Al-Baqarah: 45).
4. Hudzaifah t ia berkata bahwa Nabi ﷺ pada saat ditimpa oleh suatu maka permasalahan Beliau melaksanakan shalat". (HR. Ahmad)
Meminta dan mengadu hanya kepada Allah dalam disetiap keadaan
1, Allah I berfirman:
﴿ قَالَ إِنَّمَآ أَشۡكُواْ بَثِّي وَحُزۡنِيٓ إِلَى ٱللَّهِ وَأَعۡلَمُ مِنَ ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ ٨٦ ﴾ [يوسف: ٨٥]
86. Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah Aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan Aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." (QS. Yusuf: 86).
2. Allah I berfirman:
﴿ ۞وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ ٨٣ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ فَكَشَفۡنَا مَا بِهِۦ مِن ضُرّٖۖ وَءَاتَيۡنَٰهُ أَهۡلَهُۥ وَمِثۡلَهُم مَّعَهُمۡ رَحۡمَةٗ مِّنۡ عِندِنَا وَذِكۡرَىٰ لِلۡعَٰبِدِينَ ٨٤ ﴾ [الانبياء: ٨٣، ٨٤]
83. Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya Tuhanku), Sesungguhnya Aku Telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua penyayang". 84. Maka kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah". (QS. Al-Anbiya': 83-84).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَزَكَرِيَّآ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرۡنِي فَرۡدٗا وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡوَٰرِثِينَ ٨٩ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَوَهَبۡنَا لَهُۥ يَحۡيَىٰ وَأَصۡلَحۡنَا لَهُۥ زَوۡجَهُۥٓۚ إِنَّهُمۡ كَانُواْ يُسَٰرِعُونَ فِي ٱلۡخَيۡرَٰتِ وَيَدۡعُونَنَا رَغَبٗا وَرَهَبٗاۖ وَكَانُواْ لَنَا خَٰشِعِينَ ٩٠ ﴾ [الانبياء: ٨٩، ٩٠]
89. Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan Aku hidup seorang diri dan Engkaulah waris yang paling Baik 90. Maka kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepada nya Yahya dan kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada kami". (QS. Al-Anbiya': 89-90).
Kewajiban untuk bertempat tinggal dilingkungan orang-orang sholeh, dan berhijrah dari lingkungan orang-orang yang jelek (perilaku).
1. Allah I berfirman:
﴿ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ ١١٩﴾ [التوبة: 119]
119. Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar". (QS. Al-Taubah: 119).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا ٢٨ ﴾ [الكهف: ٢٨]
28. Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya Telah kami lalaikan dari mengingati kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". (QS. Al-Kahfi: 28).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَجَآءَ رَجُلٞ مِّنۡ أَقۡصَا ٱلۡمَدِينَةِ يَسۡعَىٰ قَالَ يَٰمُوسَىٰٓ إِنَّ ٱلۡمَلَأَ يَأۡتَمِرُونَ بِكَ لِيَقۡتُلُوكَ فَٱخۡرُجۡ إِنِّي لَكَ مِنَ ٱلنَّٰصِحِينَ ٢٠ فَخَرَجَ مِنۡهَا خَآئِفٗا يَتَرَقَّبُۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ٢١ ﴾ [القصص: ٢٠، ٢١]
20. Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: "Hai Musa, Sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu". 21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: "Ya Tuhanku, selamatkanlah Aku dari orang-orang yang zalim itu". (QS. Al-Qoshosh: 20-21).
4. Allah I berfirman:
﴿ .......... وَإِمَّا يُنسِيَنَّكَ ٱلشَّيۡطَٰنُ فَلَا تَقۡعُدۡ بَعۡدَ ٱلذِّكۡرَىٰ مَعَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ٦٨ ﴾ [الانعام: ٦٨]
68. "Dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu)". (QS. Al-An'am: 68).
Berpegang kepada Allah dan meniadakan tindakan hawa nafsu dan bersaha menelusuri sebab yang perintahkan dan dibolehkan.
1. Allah I berfirman:
﴿ قُل لَّآ أَمۡلِكُ لِنَفۡسِي نَفۡعٗا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَآءَ ٱللَّهُۚ وَلَوۡ كُنتُ أَعۡلَمُ ٱلۡغَيۡبَ لَٱسۡتَكۡثَرۡتُ مِنَ ٱلۡخَيۡرِ وَمَا مَسَّنِيَ ٱلسُّوٓءُۚ إِنۡ أَنَا۠ إِلَّا نَذِيرٞ وَبَشِيرٞ لِّقَوۡمٖ يُؤۡمِنُونَ ١٨٨ ﴾ [الاعراف: ١٨8]
188. Katakanlah: "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. dan sekiranya Aku mengetahui yang ghaib, tentulah Aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan Aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman". (QS. Al-A'raf': 188).
2 Allah I berfirman:
﴿ فَلَمۡ تَقۡتُلُوهُمۡ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ قَتَلَهُمۡۚ وَمَا رَمَيۡتَ إِذۡ رَمَيۡتَ وَلَٰكِنَّ ٱللَّهَ رَمَىٰ وَلِيُبۡلِيَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ مِنۡهُ بَلَآءً حَسَنًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٞ ١٧ ﴾ [الانفال: ١٧]
17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al-Anfal: 17).
3. Dari Abu Hurairoh tbahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
لا إله إلا الله وحده أعز جنده وغلب الأحزاب وحده فلا شيء بعده
"Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah, Yang Maha Esa, yang telah memuliakan tentaraNya, Yang mengalahkan semua kelompok penentang dengan sendirinya sehingga tiada satu kelompok pun tersisa".
Mengamalkan perintah-perintah dari Allah, meskipun tidak bisa dicerna akal seseorang. Sebagaimana apa yang nabi Nuh alaihis salam dilakukan di atas lautan; Nabi Ibrahim meninggalkan istri dan putranya di suatu lembah yang kering, tidak ada penghidupan. Perintah kepada Musa alaihis salam untuk mengambil tongkat dan memukulkannya di lautan, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah I.
1. Allah I berfirman:
﴿ وَيَصۡنَعُ ٱلۡفُلۡكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيۡهِ مَلَأٞ مِّن قَوۡمِهِۦ سَخِرُواْ مِنۡهُۚ قَالَ إِن تَسۡخَرُواْ مِنَّا فَإِنَّا نَسۡخَرُ مِنكُمۡ كَمَا تَسۡخَرُونَ ٣٨ ﴾ [هود: ٣٨]
38. Dan mulailah Nuh membuat bahtera. dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Lalu Nuh berkata: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)". (QS. Hud: 38).
2. Allah I berfirman:
﴿ رَّبَّنَآ إِنِّيٓ أَسۡكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيۡرِ ذِي زَرۡعٍ عِندَ بَيۡتِكَ ٱلۡمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجۡعَلۡ أَفِۡٔدَةٗ مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهۡوِيٓ إِلَيۡهِمۡ وَٱرۡزُقۡهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَشۡكُرُونَ ٣٧ ﴾ [ابراهيم: ٣٧]
37. "Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur". (QS. Ibrahim: 37).
3. Allah I berfirman:
﴿ وَمَا تِلۡكَ بِيَمِينِكَ يَٰمُوسَىٰ ١٧ قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّؤُاْ عَلَيۡهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَىٰ غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مََٔارِبُ أُخۡرَىٰ ١٨ قَالَ أَلۡقِهَا يَٰمُوسَىٰ ١٩ فَأَلۡقَىٰهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٞ تَسۡعَىٰ ٢٠ قَالَ خُذۡهَا وَلَا تَخَفۡۖ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا ٱلۡأُولَىٰ ٢١ ﴾ [طه: ١٧، ٢١]
17. Apakah itu yang di tangan kananmu, Hai Musa? 18. Berkata Musa: "Ini adalah tongkatku, Aku bertelekan padanya, dan Aku pukul (daun) dengannya untuk kambingku, dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya". 19. Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, Hai Musa!" 20. Lalu dilemparkannyalah tongkat itu, Maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. 21. Allah berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut, kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula". (QS. Thaha: 17-21).
4. Allah I berfirman
﴿ فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ ٦٣ ﴾ [الشعراء : ٦٣]
63. Lalu kami wahyukan kepada Musa: "Pukullah lautan itu dengan tongkatmu". Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar". (QS. Al-Syu'ara': 63).
Akan terjadi penghinaan dan pengusiran saat berdakwah kepada Allah:
1. Allah I berfirman:
﴿ أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ ٢١٤ ﴾ [البقرة: ٢١٤]
214. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat". (QS. Al-Baqarah: 214).
2. Allah I berfirman
﴿ وَمَا لَنَآ أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى ٱللَّهِ وَقَدۡ هَدَىٰنَا سُبُلَنَاۚ وَلَنَصۡبِرَنَّ عَلَىٰ مَآ ءَاذَيۡتُمُونَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُتَوَكِّلُونَ ١٢ ﴾ [ابراهيم: ١٢]
12. Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal dia Telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. dan Hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri". (QS. Ibrahim: 12).
3. Allah I berfirman
﴿ وَإِذۡ يَمۡكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لِيُثۡبِتُوكَ أَوۡ يَقۡتُلُوكَ أَوۡ يُخۡرِجُوكَۚ وَيَمۡكُرُونَ وَيَمۡكُرُ ٱللَّهُۖ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ ٣٠ ﴾ [الانفال: ٣٠]
30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya". (QS. Al-Anfal: 30).
4. Dari Aisyah radhillahu anha:
(هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدُّ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ؟ قَالَ: لَقَدْ لَقِيْتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيْتُ وَكاَنَ أَشَدُّ مَا َلقِيْتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلىَ بْنِ عَبْدِ يَا لِيْلِ بْنِ عَبْدِ كِلاَلٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُوْمٌ عَلىَ وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلاَّ وَأَنَا بِقَرْنِ الْثَعَاِلبِ)
"Dari Aisyah radhillahu anha berkata: Aku bertanya kepada Nabi ﷺ: Apakah datang kepadamu suatu hari yang lebih pedih dari hari perang uhud?. Beliau bersabda: "Aku telah mendapatkan perlakuan dari kaummu apa yang telah aku alami, dan perlakuan yang paling pedih yang pernah aku dapatakn dari kaummu adalah perlakuan mereka terhadapku pada hari Aqobah, yaitu aku menewarkan diriku kepada bin abdi ya lill bin abdi kilal namu mereka tidak menyambut apa yang aku tawarkan kepada mereka, lalu aku pergi meninggalkan mereka dengan wajah yang bimbang dan aku tidak sadar kecuali setelah sampai pada sebuah tempat di qornis tsa'alib". (Muttafaq alaihi).
5. Anas t berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
( لَقَدْ أَُخِفْتُ فِي اللهِ وَمَا يُخَافُ أَحَدٌ لَقَدْ أُوْذِيْتُ فِي اللهِ وَمَا يؤذى أَحَدٌ وَلَقَدْ أَتَتْ عَلَيَّّ ثَلاَثُوْنَ مِنْ بَيْنَ يَوْمٍ َولَيْلَةٍ وَمَالِي وَِلِبِلاَلٍ طَعَامٌ يَأْكُلُهُ ذُوْ َكبِدٍ إِلاَّ شَيْءٌ يُوَارِيْهِ إِبْط بِلاَلٍ)
"Sesunguhnya aku telah ditakut-takuti di dalam agama Allah ini dan tiada seorangpun yang ditakut-takuti seperti itu, dan aku telah disakiti di dalam agama Allah ini dan tiada seorangpun yang disakiti seperti apa yang aku alami, siang dan malam datang kepadaku selama tigapuluh hari semantara tiada makanan yang bisa dimakan oleh siapapun hanya sedikit makanan yang bisa di bawa oleh ketiak Bilal". (HR. Ibnu Majah).
Bersabar atas segala tuduhan, celaan dan hinaan:
1. Allah I berfirman:
﴿ كَذَٰلِكَ مَآ أَتَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِم مِّن رَّسُولٍ إِلَّا قَالُواْ سَاحِرٌ أَوۡ مَجۡنُونٌ ٥٢ ﴾ [الذاريات: ٥٢]
52. Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." (QS. Al-Dzariyat': 52).
2. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدِ ٱسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٖ مِّن قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِٱلَّذِينَ سَخِرُواْ مِنۡهُم مَّا كَانُواْ بِهِۦ يَسۡتَهۡزِءُونَ ١٠ ﴾ [الانعام: ١٠]
10. Dan sungguh Telah diperolok-olokkan beberapa Rasul sebelum kamu, Maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka". (QS. Al-An'am: 10).
3. Allah I berfirman:
﴿ بَلۡ قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمِۢ بَلِ ٱفۡتَرَىٰهُ بَلۡ هُوَ شَاعِرٞ فَلۡيَأۡتِنَا بَِٔايَةٖ كَمَآ أُرۡسِلَ ٱلۡأَوَّلُونَ ٥ ﴾ [الانبياء: ٥]
5. Bahkan mereka berkata (pula): "(Al-Quran itu adalah) mimpi-mimpi yang kalut, malah diada-adakannya, bahkan dia sendiri seorang penyair, maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat, sebagai-mana rasul-rasul yang telah lalu diutus". (QS. Al-Anbiya': 5).
4. Allah I berfirman:
﴿ وَلَقَدۡ نَعۡلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدۡرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ٩٧ فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَكُن مِّنَ ٱلسَّٰجِدِينَ ٩٨ وَٱعۡبُدۡ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأۡتِيَكَ ٱلۡيَقِينُ ٩٩ ﴾ [الحجر: ٩٧، ٩٩]
97. Dan kami sungguh-sungguh mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan, 98. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat), 99. Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal)". (QS. Al-Hijr': 97-99).
Bertawakkal kepada Allah, berani dan tegas di hadapan musuh-musuh walaupun jumlah mereka banyak
1. Allah I berfirman:
﴿ ۞وَٱتۡلُ عَلَيۡهِمۡ نَبَأَ نُوحٍ إِذۡ قَالَ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ إِن كَانَ كَبُرَ عَلَيۡكُم مَّقَامِي وَتَذۡكِيرِي بَِٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَعَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡتُ فَأَجۡمِعُوٓاْ أَمۡرَكُمۡ وَشُرَكَآءَكُمۡ ثُمَّ لَا يَكُنۡ أَمۡرُكُمۡ عَلَيۡكُمۡ غُمَّةٗ ثُمَّ ٱقۡضُوٓاْ إِلَيَّ وَلَا تُنظِرُونِ ٧١ ﴾ [يونس : ٧١]
71. Dan bacakanIah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia Berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, jika terasa berat bagimu tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepadamu) dengan ayat-ayat Allah, Maka kepada Allah-lah Aku bertawakal, Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusanmu itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku". (QS. Yunus: 71).
2. Allah I berfirman tentang nabi Hud alaihi salam:
﴿ ......... قَالَ إِنِّيٓ أُشۡهِدُ ٱللَّهَ وَٱشۡهَدُوٓاْ أَنِّي بَرِيٓءٞ مِّمَّا تُشۡرِكُونَ ٥٤ مِن دُونِهِۦۖ فَكِيدُونِي جَمِيعٗا ثُمَّ لَا تُنظِرُونِ ٥٥ إِنِّي تَوَكَّلۡتُ عَلَى ٱللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمۚ مَّا مِن دَآبَّةٍ إِلَّا هُوَ ءَاخِذُۢ بِنَاصِيَتِهَآۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ ٥٦ ﴾ [هود: ٥٤، ٥٦]
54. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami Telah menimpakan penyakit gila atas dirimu." Huud menjawab: "Sesungguhnya Aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa Sesungguhnya Aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan, 55. Dari selain-Nya, sebab itu jalankanlah tipu dayamu semuanya terhadapku dan janganlah kamu memberi tangguh kepadaku. 56. Sesungguhnya Aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada sutu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus". (QS. Hud: 54-56).
Mengambil faedah dan pelajaran dari ketentuan Allah (takdir), untuk menyingkap berbagai kesulitan dan melaksanakan tuntunannya.
1. Allah I berfirman:
﴿ وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٨٧ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٨٨ ﴾ [الانبياء: ٨٧، ٨٨]
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, Sesungguhnya Aku adalah termasuk orang-orang yang zalim." 88. Maka kami Telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. dan Demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman". (QS. Al-Anbiya': 87-88).
2. Allah I berfirman:
﴿ ۞وَإِذِ ٱسۡتَسۡقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ فَقُلۡنَا ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡحَجَرَۖ فَٱنفَجَرَتۡ مِنۡهُ ٱثۡنَتَا عَشۡرَةَ عَيۡنٗاۖ قَدۡ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٖ مَّشۡرَبَهُمۡۖ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ مِن رِّزۡقِ ٱللَّهِ وَلَا تَعۡثَوۡاْ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُفۡسِدِينَ ٦٠ ﴾ [البقرة: ٦٠]
60. Dan (Ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku Telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing]. makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan". (QS. Al-Baqarah': 60).
Menjaga orang yang mempunyai kedudukan
1. Allah I berfirman
﴿ وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا مُوسَىٰ بَِٔايَٰتِنَا وَسُلۡطَٰنٖ مُّبِينٍ ٢٣ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَهَٰمَٰنَ وَقَٰرُونَ فَقَالُواْ سَٰحِرٞ كَذَّابٞ ٢٤ ﴾ [غافر: ٢٣، ٢٤]
23. Dan Sesungguhnya Telah kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat kami dan keterangan yang nyata, 24. Kepada Fir'aun, Haman dan Qarun; Maka mereka berkata: "(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta". (QS. Ghaafir: 23-24).
2. Allah I berfirman kepada Nabi Musa alaihis salam:
﴿ ٱذۡهَبۡ أَنتَ وَأَخُوكَ بَِٔايَٰتِي وَلَا تَنِيَا فِي ذِكۡرِي ٤٢ ٱذۡهَبَآ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ ٤٣ فَقُولَا لَهُۥ قَوۡلٗا لَّيِّنٗا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوۡ يَخۡشَىٰ ٤٤ ﴾ [طه: ٤٢، ٤٤]
42. Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku; 43. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya dia Telah melampaui batas; 44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (QS. Thaha: 42-44).
3. Dari Abu Hurairoh t dari Nabi ﷺ beliau bersabda :
(لَوْ آمَنَ بِي عَشْرَةً مِنَ الْيَهُوْدِ لآمَنَ بِيَ الْيَهُوْدَ)
"Seandainya sepuluh orang Yahudi beriman kepadaku niscaya orang-orang Yahudi (yang lain) akan beriman kepadaku". (Muttafaq alaihi).
Konsisten dan isiqamah dengan agama ini, secara lahir dan batin.
1. Allah I berfirman:
﴿ فَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطۡغَوۡاْۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعۡمَلُونَ بَصِيرٞ ١١٢ ﴾ [هود: ١١٢]
112. Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang Telah Taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (QS. Hud: 112).
2. Allah I berfirman tentang Syu'aib alaihis salam:
﴿ قَالَ يَٰقَوۡمِ أَرَءَيۡتُمۡ إِن كُنتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٖ مِّن رَّبِّي وَرَزَقَنِي مِنۡهُ رِزۡقًا حَسَنٗاۚ وَمَآ أُرِيدُ أَنۡ أُخَالِفَكُمۡ إِلَىٰ مَآ أَنۡهَىٰكُمۡ عَنۡهُۚ إِنۡ أُرِيدُ إِلَّا ٱلۡإِصۡلَٰحَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُۚ وَمَا تَوۡفِيقِيٓ إِلَّا بِٱللَّهِۚ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ وَإِلَيۡهِ أُنِيبُ ٨٨ ﴾ [هود: ٨٨]
88. Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika Aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya Aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah Aku menyalahi perintah-Nya)? dan Aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang Aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama Aku masih berkesanggupan. dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah Aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah Aku kembali". (QS. Hud: 88).
****