×
Makalah ini menjelaskan tentang keutamaan menyebarkan kebaikan kepada orang lain agar orang lain dapat luput dari maksiat dan dosa serta sarana-sarana penyebarannya.

    Menyampaikan Kebaikan untuk

    Orang Lain

    ﴿ توصيل الخير للغير﴾

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Penyusun : Khalid ad-Darweisy

    Terjemah : Team Indonesia

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2009 - 1430

    ﴿ توصيل الخير للغير ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    تأليف: خالد الدرويش

    ترجمة: الفريق الإندونيسي

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2009 - 1430

    MENYAMPAIKAN KEBAIKAN

    UNTUK ORANG LAIN

    Segala puji bagi Allah I, shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah ﷺ‬, dan sesudah itu:

    Sesungguhnya yang terindah dalam kehidupan, wahai saudaraku, bahwa engkau merasa telah memberikan sesuatu untuk orang lain. Tidak ada yang lebih besar dari pada nikmat hadiah yang engkau persembahkan untuk manusia. Seorang dai adalah nur yang menerangi jalan bagi orang lain.

    Karena itulah, saya ingin mengumpulkan sebagian sarana dakwah yang tersebar di buku-buku dakwah untuk merealisasikannya dalam kehidupan manusia untuk menyampaikan kebaikan untuk mereka dan mengajak mereka kepada Allah I.

    Saudaraku yang tercinta: dakwah kepada Allah I tidak hanya terbatas pada satu hari tertentu dalam memberikan sambutan kata, atau pelajaran, atau mengarang buku. Tetapi ia lebih luas dari hal itu. Ia meliputi kemampuanmu menciptakan cara menyampaikan kebaikan untuk orang lain disertai berbagai cara dan metode. Maka setiap orang yang berusaha dan bekerja untuk agamanya, sekalipun hanya sedikit, maka dia adalah seorang dai kepada Allah I.

    Dai adalah yang menolong orang lain di atas jalan kebaikan, dan dengan kesungguhannya yang ikhlas dan amal perbuatannya yang rajin orang-orang mendapatkan hidayah, nur, dan keberuntungan di dunia dan akhirat. Wallahul muwaffiq. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada pemimpin kita Muhammad ﷺ‬, keluarga dan sehabatnya.

    Tujuan dari sarana-sarana ini secara tersendiri:

    1. Menugaskan seorang muslim untuk melayani agama dan masyarakatnya.
    2. Menanamkan rasa dakwah pada individu untuk merubah realita kepada yang lebih baik.
    3. Memberikan program dakwah untuk mengaktivkan pribadi dakwah dengan sesuatu yang bermanfaat untuk Islam dan kaum muslimin.
    4. Menyiapkan manusia beramal untuk akhirat dan berbuat ibadah, agar kebaikan tersebar di tengah-tengah manusia.
    5. Menggerakkan kebaikan yang tersimpan dalam jiwa manusia.
    6. Tidak berpegang terhadap perbuatan orang banyak.

    Tujuan dari risalah:

    Agar seorang muslim bertolak dengan dirinya sendiri –lewat sarana-sarana ini- di medan dakwah untuk menebarkan kebaikan untuk kaum muslimin secara menyeluruh dan memindahkan mereka dari lembah maksiat ke lembah taat, dari semudra lupa dari agama menuju semudra beramal dengannya.

    Mengenalkan sarana-sarana dakwah:

    Yaitu yang membantu seorang dai untuk menyampaikan agama Allah I untuk memberikan pengaruh kepada manusia dan menyiapkan mereka beramal untuk akhirat. Di manakah seseorang melaksanakan sarana-sarana ini?

    Ada medan-medan yang seorang dai bisa melakukan aktivitas dakwahnya di tengah-tengahnya:

    1. Lingkungan keluarga, yaitu istri, anak, karib kerabat dan keluarga jauh.
    2. Masjid dan jemaahnya.
    3. Tempat pendidikan (sekolah, universitas dan lembaga pendidikan).
    4. Tempat perkumpulan manusia, yang lewat dan lainnya, terutama para pemuda.
    5. Tempat kerja.
    6. Kelurahan/desa yang ditempatinya dan kelurahan sekitarnya.
    7. Pertemuan dan acara-cara umum bagi keluarga dan lainnya.
    8. Perkampungan dan hajar.
    9. Saat safar
    10. Kafilah dakwah.

    Keutamaan menyampaikan kebaikan untuk orang lain:

    Firman Allah I:

    وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةُُ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ

    Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, (QS. Ali Imran:104)

    Di antara bukti agungnya kedudukan menyampaikan kebaikan untuk orang lain adalah yang dikabarkan oleh Rasul yang amin ﷺ‬ dalam hadits-hadits berikut ini: a. Dari Abu Hurairah t:

    من دعا إلى هدىً كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئاً

    .رواه مسلم.

    "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk niscaya untuknya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, hal itu tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun." HR. Muslim.

    Sikap terhadap hadits yang mulia ini:

    1. Dalam sabdanya ﷺ‬: man da'a (Barangsiapa yang mengajak) Nabi ﷺ‬ tidak menyebutkan tata cara dakwah pada sarana, atau metode yang tertentu, tetapi membiarkannya tanpa terikat.
    2. Dalam sabdanya ﷺ‬: ila huda (kepada petunjuk): bentuk nakirah muthlaq (kata indefinit yang tidak terikat) dari jenis (bentuk) yang dikatakan baginya 'petunjuk', yaitu amal atau ucapan apapun yang mengandung pahala. Karena alasan ini, hendaklah seorang dai tidak meremehkan amal kebaikan apapun yang dia mengajak manusia kepadanya. Nabi ﷺ‬ bersabda: "Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikit pun juga." Dan untuk kita pada Rasulullah ﷺ‬ merupakan suri tauladan, maka beliau tidak meninggalkan yang kecil dan tidak pula yang besar dari amal shaleh kecuali beliau ﷺ‬ telah mengabarkan umatnya dengannya.
    3. Dalam sabdanya ﷺ‬: niscaya untuknya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, mengandung dorongan berusaha dalam kebaikan dan menunjukkan atasnya, karena penyebab beramal shaleh mendapatkan seperti yang diperoleh pelakunya berupa pahala. Pintu pahala ini tidak ditutup dan ia terus bertambah sehari demi sehari.

    b. Dari Abu Mas'ud al-Anshari t, ia berkata: 'Rasulullah ﷺ‬ bersabda:

    من دلّ على خير فله مثل أجر فاعله - رواه مسلم.

    "Barangsiapa yang menunjukkan atas kebaikan maka baginya seperti pahala orang yang melakukannya." HR. Muslim.

    Sikap bersama hadits yang mulia ini:

    1. Sebab hadits: seperti yang diriwayatkan Muslim bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi ﷺ‬: 'Bawalah saya.' Beliau ﷺ‬ menjawab: 'Tidak ada di sisiku (Aku tidak punya apa-apa).' Seorang laki-laki berkata: 'Ya Rasulullah ﷺ‬, aku bisa menunjukkan kepadanya orang yang bisa membawanya.' Rasulullah ﷺ‬ bersabda: 'Barangsiapa yang menunjukkan atas kebaikan…'

    2. Dalam sabdanya ﷺ‬: 'Barangsiapa yang menunjukkan' : Beliau ﷺ‬ tidak membatasi tata cara memberi petunjuk dalam bentuk yang terbatas, tetapi membiarkannya tidak terikat. Terkadang menunjukkan itu dalam bentuk ucapan, atau perbuatan, atau tulisan..dst. ini adalah nikmat agung dari nikmat-nikmat Allah I, dibukakan bagi seorang dai celah-celah memberikan bimbingan di atas kedua pintunya.'

    3. Dalam sabdanya ﷺ‬: 'atas kebaikan' tidak terikat, berlaku umum pada segala yang dikatakan baginya 'kebaikan', sama saja sedikit atau banyak, ilmu atas amal…dst.

    4. Nawawi rahimahullah berkata memberikan komentar atas hadits ini: dan padanya merupakan keutamaan menunjukkan atas kebaikan, mengingatkannya dan membantu pelakunya.

    c. Nabi ﷺ‬ bersabda:

    لئن يهدي الله بك رجلاً واحداً خير لك من حمُر النّعَم

    "Sungguhnya Allah I memberi petunjuk kepada seorang laki-laki dengan sebab engkau lebih baik bagimu dari pada unta merah."

    Sikap berdakwah bersama hadits yang mulia ini:

    Ketika Allah I memberi taufik kepada salah seorang dai Islam, maka Dia menyiapkan baginya orang yang menerima nasehat dan dakwahnya, maka sesungguhnya hasil untuk diterima sangat besar, sebagaimana dalam hadits yang mulia ini.

    Pertama: Sesungguhnya dalam hal itu membebaskan sasaran dakwah itu dari neraka. Maka seorang dai memberikan surga sebagai hadits bagi manusia di sekitarnya dan menunjukkan kepada mereka maqam-maqam keberuntungan. Dan pahala apakah yang ditulis untuk dai di sisi Rabb-nya selain pahala yang pantas dengan keagungan yang memberi.

    Kedua: Setiap tasbih atau takbir yang diucapan mahtada (yang dibimbim) tersebut, setiap rekaat dan sujud yang dilakukannya, setiap amal shalih yang dikerjakannya, setiap kebaikan yang Allah I alirkan lewat tangannya, menjadi timbangan kebaikan bagi dai yang memberi nasehat tersebut. Hal ini apabila seorang laki-laki yang mendapat petunjuk, bagaimanakah jika yang mendapat petunjuk itu adalah segolongan manusia setiap harinya?

    Ketiga: Sesungguhnya orang yang Allah I memberi petunjuk kepadanya lewat tanganmu, wahai muslim, sungguh ia seperti bata yang dilepaskan dari bangunan dosa dan maksiat, dan diletakkan dalam bangungan taat dan amal kebaikan. Dan ia merupakan kerugian syetan dan sekutunya dan keberuntungan ar-Rahman dan pembantu-Nya.

    Saudaraku muslim: Nabi ﷺ‬ bersabda:

    إن الله وملائكته وأهل السماوات والأراضين حتى النملة في جحرها وحتى الحوت ليصلّون على معلّم الناس الخير (رواه الترمذي)

    "Sesungguhnya Allah I, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, hingga semut di lobangnya dan ikat mengucapkan shalawat kepada yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." HR. at-Tirmidzi.

    Ini adalah keutamaan orang yang menyampaikan kebaikan, mengajarnya kepada manusia, sebagai rahmat dari Allah I dan ampunan dan doa dari para malaikat dan semua makhluk.

    Dan termasuk keutaman dai di sisi Allah I bahwa pahalanya tidak terputus, tetapi terus berlangsung setelah wafatnya selama masih ada orang yang mengamalkan dakwah dan nasihatnya. Nabi ﷺ‬ bersabda:

    إذا مات الإنسان انقطع عنه عمله إلا من ثلاثة: إلا من صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له) رواه مسلم(

    "Apabila manusia meninggal dunia terputusnya amalnya kecuali dari tiga perkara: sedakah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya." HR. Muslim.

    Maka menyampaikan kebaikan untuk orang lain, pahalanya dijamin dalam kehidupan dan setelah wafat, apabila hamba mengikhlaskan amalnya karena Allah I.

    Sarana-sarana dakwah individu:

    1. Penampilanmu, ia merupakan awal risalah dakwah yang keluar darimu dan sampai ke hati orang lain. Apabila risalah pertama berhasil niscaya sampainya risalah-risalah lainnya menjadi mudah.
    2. Biasanya, fokoskan dakwahmu kepada sosok yang menjadi panutan…berusahalah. Jadikanlah dia saudara yang mencintai karena Allah I. Berilah bantuan dan pengarahan untuknya, maka sungguh manfaatnya sangat besar, berkahnya sangat diharapkan. Berapa banyak hubungan baginya? Berapa banyak temannya? Berkah hidayahmu akan sampai kepada yang lain dengan ijin Allah I.
    3. Lakukanlah hubungan kasih sayang bersama yang lain. Maka setiap kali lingkungan hubunganmu bertambah luas niscaya bertambah luas pula lingkungan dakwahmu.
    4. Ikatlah kehidupan di sekitarmu dengan Islam dengan mengingatkan keutamannya, keagungan syari'atnya, dan kemampuannya membantu manusia di dunia dan akhirat.
    5. Ikatlah hubungan bersama kari kerabat dan keluarga jauh, pikatlah kecintaan mereka dengan kata-kata yang baik dan bantuan umum sehingga setiap orang merasa punya hubungan khusus denganmu.
    6. Binalah dari teman, kerabat, dan temanmu sebagai dai kepada Allah I dalam hidup bersamanya secara jama'i.
    7. Tekankanlah orang yang di sekitarmu dengan semangat dakwah kepada Allah I.
    8. Mintalah kepada yang lain pemikiran berikut ini:
      1. Kertas catatan untuk meringkas kaset ilmiyah dan pendidikan.
      2. Catatan ceramah-ceramah.
      3. Mengumpulkan yang tersebar dari buku-buku, kaset dan membagikannya.
      4. Meminjamkan buku-buku dan kaset-kaset Islam yang bermanfaat.
    9. Menyiapkan materi dakwah untuk momen-momen Islam dengan menyiapkan kertas kerja untuk melaksanakannya secara nyata, seperti Ramadhan, hari raya dan haji.
    10. Riwayat hidup yang baik bagi dai merupakan sarana positif dalam memberi pengaruh kepada manusia dan menarik mereka kepada kebaikan.
    11. mendorong dalam kebaikan: yaitu segala yang menarik hati mad'u (audensi) untuk menerima perintah Allah I dan rasul-Nya. sarana mempunyai pengaruh dalam jiwa manusia, maka lakukanlah dengan hikmah dan seimbang.
    12. Rencakanlah –jika mungkin- jaulah (keliling) dan kafilah dakwah untuk kelompok orang-orang yang baik di daerah-daerah yang jauh dan perkampungan.
    13. Kata-kata yang terpokos, sama saja hal itu berupa: mudharah (ceramah umu), kajian harian atau mingguan, atau khuthbah, atau nasehat, atau nasehat yang bersifat pribadi.
    14. Buku atau buletin: sesungguhnya buku merupakan sarana dakwah yang paling penting. Ia membicara kepada akal dan perasaan secara bersamaan. Maka seorang dai memilih buku yang sesuai mad'u (audensi) menurut tingkatan intelektualnya, agar pengaruhnya lebih kuat dalam jiwa mad'u.
    15. Kaset Islam, terutama bagi orang yang tidak suka membaca, maka ia memilih bagi setiap orang judul yang sesuai dengannya. Contoh: manusia yang lupa (akhirat) dan sangat bergantung dengan dunia, engkau tunjukkan kepadanya kaset yang mengingatkan tentang akhirat dan kematian. Hendaklah saudara dai yang bergerak agar ia mobilnya jangan sampai kosong dari kumpulan kaset dan buku-buku kecil yang sesuai untuk digunakan saat diperlukan.
    16. Bahts (riset): Sesungguhnya riset memberikan faedah besar dalam menyebarkan dakwah, karena alasan inilah seorang dai harus memperhatikannya. Contoh: seorang dai memperhatikan sasaran dakwahnya (audensi-nya) sering melalaikan shalat lima waktu berjamaah di masjid, maka sang dai menyuruh jamaahnya menulis baht tentang pentingnya shalat berjamaah di masjid, kedudukannya, pahalanya, dan dampak negatif meninggalkan dan melalaikannya.
    17. Membagi dan menyebarkan buletin: yaitu yang terdiri dari beberapa halaman yang membahas judul tertentu, dan keistimewaannya bahwa sangat mudah membacanya hanya dalam beberapa menit.
    18. Menyebarkan setiap kegiatan Islam: yang dilihat oleh seorang dai atau didengarnya, dan yang menunjukkan kepada kebaikan sama seperti yang melakukannya.
    19. Mengarang: ini merupakan salah satu sarana yang diharapkan pahala yang terus mengalir, tidak pernah terputus. Disebutkan dalam hadits:

    إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: علم ينتفع به، وولد صالح يدعو له، وصدقة جارية

    ) رواه مسلم(

    "Apabila manusia meninggal, amal ibadahnya terputus kecuali dari tiga perkara: ilmu yang bermanfaat, anak shaleh yang mendoakannya, sedakah jariyah." HR. Muslim.

    1. Surat: yaitu seorang dai menulis surat kepada jamaahnya yang mengajaknya melakukan kebaikan atau meninggalkan kejahatan yang disertai perasaan dan kasih sayang. Surat adalah salah satu cara dakwah yang harus digunakan oleh dai. Cara ini telah berhasil disertai berbagai bentuk tipe manusia. Surat mempunyai pengaruh mengagumkan saat seseorang membacanya dengan tenang.
    2. Berterima kasih kepada setiap orang yang membantu dakwah dan memujinya: hal itu dengan cara: telpon, surat, faks, internet. Tindakan ini merupakan dorongan semangat baginya untuk meneruskan perbuatan baiknya.
    3. Memikirkan sesuatu yang bermanfaat untuk dakwah dan merencakanaknya. Sesungguhnya langkah pertama untuk kegiatan dakwah yang serius adalah berfikir. Karena inilah seorang dai harus menyediakan waktu berfikir untuk membuat sesuatu yang baru dari sarana dakwah atau mengembangkan yang sudah ada.
    4. Di antara sarana dakwah maknawi yang bisa dilakukan langsung oleh dai ilallah: yaitu mendoakan jamaah agar Allah I memberi petunjuk kepadanya, melapangkan dadanya, dan membukakan atasnya. Ini adalah metode al-Qur`an. Firman Allah I:

    ربنا افتح بيننا وبين قومنا بالحق وأنت خير الفاتحين

    Ya Rabb kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya. (QS. al-A'raaf:89)

    Dan merupaka metode Nabi ﷺ‬: beliau berkata dalam do'anya sebagai rasa kasih sayang kepada umatnya:

    اللهم اغفر لقومي فإنهم لا يعلمون.

    "Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya mereka tidak mengetahui."

    1. Mendukung setiap amal kebaikan, terutama dalam kegiatan dakwah, menyebarkan ilmu dan memberikan pelayanan.
    2. Menampakkan rasa cinta dalam bertemu, saat berbicara lewat telp, dan berdoa untuk orang yang ditemui dengan do'a yang bersambung yang memberi pengaruh dalam jiwanya, seperti doa: 'Semoga Allah I menyampaikan engkau kedudukan yang tinggi di surga'. Maka ia merupakan sarana untuk menyatukan hati dan menambah rasa kasih sayang.
    3. Mengusulkan program-program dakwah di majelis-majelis umum atau khusus, seperti: kafalah du'at, membukan orang yang puasa, selimut untuk musim dingin, waqaf. Dan dalam memberikan usulan ini adalah beberapa faedah: mendukungnya dengan doa, mendukungnya secara meteri, manusia mengetahuinya dan menyebarkan rasa dakwah di sisi para jamaah, memberi pujian kepada orang-orang yang beramal dan memberikan keteguhan kepada mereka.
    4. Hadiah: yaitu hadiah yang diberikan untuk dakwah dan menarik hati. Seperti: 1) memberikan hadiah buku, atau kaset, atau berlangganan majaah atau mushhaf (al-Qur`an) yang ditulis nama orang yang memberi hadiah. 2) Menutupi kekurangan yang diberi hadiah. Maka jika ia membutuhkan penghangat, umpamanya, diberikan kepadanya, maka ini lebih utama karena hal itu menyentuh kebutuhan saudara.
    5. Menentukan waktu berdakwah dalam seminggu: seperti untuk berkunjung kepada keluarga dan tetangga, dan hendaklah kunjungan itu untuk tujuan tertentu, maksudnya seorang dai merencenakan tujuan pendidikan yang dilaksanakan saat kunjungannya.
    6. Memberi petunjuk kepada segala kebaikan bagi kaum muslimin (kata-kata yang baik): yaitu yang membawa kepada amal shaleh, firman Allah I:

    إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يرفعه

    Maka kata-kata yang baik membuahkan amal shalih bagi yang mengatakannya di setiap waktu.

    Menunjukkan dan kata-kata baik dari seorang dai terkadang membuahkan dakwah, kadang membangun yayasan sosial. Dan terkadang Allah I menyelamatkan hati atau membangun jiwa dengannya, bahkan Allah I bisa menghidupkan satu kaum dari kematian jiwa. Seorang dai hanya berkewajiban menyampaikan dan tidak membiarkan waktu terlewatkan. Semoga Allah I menulis untuknya pahala kata-kata yang disampaikan, yang tidak menjadi perhatiannya dan Allah I mengangkat derajatnya.

    Gambaran-gambaran untuk menunjukkan kepada kebaikan:

    Seorang dai jangan melewatkan kesempatan untuk menyampaikan, seperti:

    1. Teman safar di kereta atau pesawat terbang.
    2. Pertemuan dalam walimah atau kesempatan tertentu.
    3. Di pasar dan saat membeli.
    4. Di masjid setelah shalat.
    5. Saat berkenalan bersama orang lain dalam perjalanan dan perkumpulan.
    6. Mengajak orang lain untuk mendengarkan ceramah atau seminar.

    Sesungguhnya ucapan kata-kata yang baik dengan niat ini merupakan satu fenomena gerakan zat dan positip dalam kehidupan dai.

    1. Menginvestasikan kesempatan: maksud saya adalah mempungsikan kesempatan ini dalam pelayanan dakwah, seperti:

    1. Momen-momen tertentu: Ramadhan, haji, lebaran dst.

    2. Majelis-majelis keluarga yang bersifat umum dan khusus.

    3. Safar seperti melewati suatu perkampungan di jalan umum untuk membagi buku-buku kecil dan kaset dst.

    1. Dakwah untuk orang tertentu untuk mengangkat derajat konsistennya 'Dakwah Perorangan'.
    2. Ikut serta dalam majalah Islam, dan hal itu dengan cara: mendukungnya secara moral dengan mengirim surat dan memberikan dukungan atau secara materi dengan cara berlanggangan padanya.
    3. Memperkuat hubungan dengan yayasan-yayasan dakwah dan bantuan, serta berperan serta bersamanya sebatas kemampuan, terutama dalam momen tertentu seperti bulan Ramadhan dst.
    4. Memberikan kemudahan: maksudnya adalah mempungsikan dai sesuai kemampuannya dan nikmat yang diberikan Allah I kepadanya dalam melayani dakwah.
    5. Diskusi terarah: yaitu yang dilakukan di antara dua orang atau lebih sekirar persoalan tertentu dengan tujuan mendukung kebenaran dan membelanya dengan hujjah dan bukti.
    6. Selalu bersama imam di salah satu masjid untuk mengaktivkan risalah masjid dan berdakwah kepada penduduk sekitar untuk memberikan petunjuk, firman Allah I:

    واجعلنا للمتقين إماماً

    1. Kerja sama dakwah bersama yang lain untuk menyebarkan dakwah islam secepat mungkin:

    وتعاونوا على البرّ والتقوى

    1. Ikut serta dalam menopang kegiatan dakwah secara meteri dan moral.
    2. Merencanakan dengan sungguh program-porgram dakwah: membuar rencana tahunan, bulanan, mingguan, harian, momen tertentu.
    3. Hendaklah saudara dai berusaha mendecor rumahnya secara dakwah: dan hal itu dengan melakukan beberapa hal:

    1. Hendaklah rumah itu dekat masjid.

    2. Ia menjadikan satu kamar untuk shalat –jika memungkinkan- tidak digunakan selain untuk itu

    3. Ia membuat satu kamar khusus untuk perpustakaan.

    4. Konsisten menampilkan pribadi seorang muslim.

    5. Menebarkan adab dan tatakrama islam di rumah.

    6. Menyediakan rumahnya untuk melayani dakwah.

    7. Memberikan pengaruh rumah muslim di sekitarnya dan hal itu dengan menyebarkan dakwah di antara mereka.

    1. Mengembangkan semangat manusia dalam melayani dakwah, seperti: orang yang mempunyai harta dan kekayaan yang berlimpah ikut serta dalam kegiatan sosial, seperti membangun masjid, mendirikan program bermanfaat dan semisal yang demikian itu.
    2. Semangat pribadi untuk membuka kegiatan dakwah, seperti: 1) Pertemuan di kampung, 2)Kegiatan sekolah, 3) Mengaktifkan jamaah masjid 4)Kegiatan keluarga.