×
Surat ini berisi tentang pesan-pesan untuk jama’ah haji dan Umrah terutama mengingatkan mereka dari amalan yang tidak disyari’atkan dalam haji dan umran

 Teruntuk Saudaraku Jama'ah Haji

Saudaraku yang menunaikan ibadah Haji…

Assalamu'alaikum warahmatullah wabarakaatuh…

Akhirnya engkau bisa menginjakkan kaki dibumi dua tanah haram yang mulia. Dan inilah momen yang sudah lama engaku impikan memenuhi pikiranmu dan sekarang menjadi nyata di depan mata. Maka beruntunglah engkau dan bergembiralah serta selamat datang ( di tanah haram ini ).

 Saudaraku yang saya cintai…

Saya yakin hatimu dipenuhi rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah e , oleh karena itu saya ingin bertanya : Apakah engkau sangat ingin melihat Rasulullah ? dan engkau menyertai beliau dalam ibadah haji ini ?..dan saya percaya engkau akan menjawab : Bahkan saya akan mengorbankan semua yang saya miliki agar saya bisa melihat Nabie dan menyertainya e.  

Maka saya katakan kepadamu wahai saudaraku : Jika pada kenyataannya sekarang ini sangat mustahil bisa menyertai Nabi e , maka engkau masih mungkin bisa menyertai beliau pada ibadah haji ini dengan ruhmu dan khayalanmu. Dengan engkau mengunjungi tempat-tempat yang pernah beliau kunjungi dan tidak mengunjungi tempat-tempat yang tidak beliau kunjungi, maka seolah-olah engkau sedang menyertai beliau.

Dan sekarang saya ingin memberitahukan kepadamu tempat-tempat mana saja yang mungkin engkau kunjungi akan tetapi Nabi e belum pernah mengunjunginya. Jika engkau mau menjauh dari  Nabi e maka pergilah kesana, dan jika engkau tidak ingin jauh dari beliau maka lakukanlah apa yang beliau lakukan dan jangan pergi ke tempat-tempat yang tidak pernah Nabi kunjungi ketika Haji maupun ketika Umroh, serta jangan mengajak manusia untuk mengunjunginya.

 Pertama : Tempat-tempat yang tidak disyariatkan untuk dikunjungi secara dzatnya dengan tujuan ibadah.

Mengunjungi tempat-tempat seperti ini dengan tujuan ibadah jelas menyelisihi petunjuk Nabi e dari berbagai sisi . Diantara tempat tersebut adalah :

 Maktabah Mekah Al–Mukarromah ( Perpustakaan Mekah).

Maktabah ini terletak disebelah timur perluasan Masjidil Haram, dan sebagian orang berkeyakinan bahwa Nabi e dilahirkan ditempat dimana Maktabah itu dibangun. Bagaimanapun tempat ini, yang jelas Nabi  e tidak pernah mengunjungi tempat ini baik ketika Haji maupun Umroh. Dan mengunjunginya sebagai bentuk ibadah adalah menyelisihi petunjuk Nabi e maka tidak akan diterima sebagai ibadah. Hal ini didasarkan pada hadits : " Barangsiapa melakukan amal ibadah yang tidak ada tuntunannya dari kami maka amal tersebut tertolak ". ([1])

Kalau memang berkunjung ke tempat ini sebagai ibadah sunnah dari Nabie, atau ada kebaikan didalamnya pasti Nabi  juga mengunjunginya dan sahabat-sahabat Nabi juga pasti mengunjunginya sepeninggal beliau. Adapun  jika engkau berkunjung dengan tujuan untuk menelaah buku atau sekedar membacanya maka tidak masalah.  Dan jika engkau melihat orang yang tidak punya ilmu melakukan thawaf di sekitarnya atau shalat menghadapnya dan membelakangi kiblat, atau engkau melihatnya mencari berkah dari bangunannya dengan mengusap-usapnya, maka perbuatan nya itu perbuatan yang buruk, maka jelaskanlah kepadanya tentang kebatilan perbuatannya dengan cara lemah lembut.

1.      Gua Hira.

Yaitu gua yang pernah menjadi tempat ibadah Nabi e sebelum diangkat menjadi Nabi. Jika gua ini memiliki keistimewaan atau jika mengunjunginya merupakan sunnah, maka pasti Nabi e mengunjunginya setelah kenabiannya. Tapi selama 10 (sepuluh) tahun beliau tinggal di Mekah antara masa kenabian dengan peristiwa Hijrah tidak ada berita bahwa beliau pernah mengunjunginya, tidak pula ketika Haji maupun Umrah.

Dan tidak ada pula berita bahwa ada salah seorang sahabat Nabi pernah mengunjunginya. Maka mengunjungi Gua Hira dengan tujuan ibadah jelas sangat bertentangan dengan petunjuk Nabi e , dan merupakan ibadah yang tertolak, tidak diterima dari orang yang melakukan ibadah itu.

      Adapun apa yang ia perbuat di Gua Hira itu seperti mengusapnya, atau mengucapkan do'a-doa yang dibuat-buat, atau mencari berkah, maka tidak ragu lagi perbuatan seperti ini lebih buruk dan jelas sekali menyelisihi petunjuk Nabi e.

 Gua Tsur.

Gua Tsur adalah gua yang pernah ditinggali Nabi beberapa saat pada saat melakukan perjalanan hijrah bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq agar tidak diketahui oleh orang kafir Quraisy. Dan Gua Hira ini tidak memiliki nilai apapun dalam agama Islam, dan tidak ada keterangan dari Nabi untuk mengunjunginya, dan tidak ada seorang sahabatpun yang mengunjunginya setelah peristiwa hijrah. Maka dari mana sumbernya sehingga  manusia berdatangan mengunjunginya untuk tujuan ibadah yang dibuat-buat ?.

 Gua-gua di Gunung Uhud.

Sebagian jama'ah haji dan umrah banyak mengunjunginya dengan tujuan ibadah dengan alasan ada pahalanya, padahal ini tidak ada asalnya.

 Tanda ( batu tugu ) Gunung Arafah ( Jabal Rahmah ).

Sebagian kaum muslimin menyangka bahwa wukuf di Arafah tidak sempurna kecuali dengan wukuf di Jabal Rahmah. Bahkan sebagian mereka memaksakan diri untuk sampai ke tanda (batu tugu) di puncak gunung. Maka semacam ini tidak ada asalnya dan tidak benar. Yang benar adalah semua lokasi Arafah merupakan tempat wukuf kecuali lokasi lembah Uronah. Dan lokasi khusus Arafah sudah dibatasi dengan jelas. Maka tidak seharusnya jama'ah haji melakukan wukuf di atas gunung atau di tanda Arafah (batu tugu), dan tidak boleh mendekatkan diri kepada Allah ﷻ‬ dengan cara seperti ini, ditambah lagi dengan kepadatan, penuh dengan manusia ketika melakukannya.

 Kedua : Tempat-tempat Yang Disyari'atkan Untuk Dikunjungi Dengan Niat  Ibadah.

            Akan tetapi tidak ada dalil khusus berkenaan dengan keistimewaan tempat-tempat ini dari tempat lainnya yang mengkhususkan untuk dikunjungi pada saat ibadah haji atau umrah.

Diantara tempat tersebut yaitu ;  Kuburan . Disyariatkan ziarah ke perkuburan untuk tujuan mengingat mati, mengambil pelajaran, dan mempersiapkan diri untuk alam akhirat dengan beramal shalih dan menjauhi kemungkaran. Namun apa yang terjadi di perkuburan sekarang ini membuat pusing kepala. Perempuan dan laki-laki bercampur, sebagian orang berdo'a kepada orang mati dan berisitighatsah dengan mereka. Andai Rasulullah e melihat mereka pasti melarangnya dan mengingkarinya. Jika engkau mampu mengingkarinya maka pergilah ke perkuburan itu dan lakukan amar ma'ruf dan nahi mungkar dan berharaplah pahala dari Allah I .

Meskipun ziarah kubur disyari'atkan, akan tetapi sebagian orang mengkhususkan kuburan tertentu untuk diziarahi pada saat haji atau umrah, padahal tidak ada keistimewaan pada kuburan tersebut. Diantara kuburan tersebut adalah :

 Perkuburan Ma'lah di Mekah.

Disana terdapat banyak kuburan para sahabat, diantaranya – seperti diberitakan – kuburan ummul mukminin Khadijah radhiyallahu'anha, namun tidak pernah terdengar kabar bahwa Nabi mengkhususkan ziarah ke sana pada saat haji atau umrah, meskipun demikian besarnya kedudukan Khadijah di sisi Rasulullah e.

1.      Kuburan Ummul Mukminin Maemunah radhiyallahu'anha.

Kuburan ini terletak di awal jalan kota Sari' jika keluar dari Mekah. Tidak ada keterangan khsusus untuk diziarahi ketika haji atau umrah, seperti kuburan lainnya.

 Kuburan Hawa.

Yaitu kuburan yang diklaim sebagai kuburan ibunda Hawa, terletak di depan gedung Kementrian Luar Negeri di Jeddah. Bagaimana bisa seseorang menetapkan bahwa ini kuburannya ? sangat mengherankan ! bagaimanapun Nabi tidak pernah ziarah ke sana dan tidak pernah menganjurkannya.

Tidak adanya keterangan yang benar dari Nabi, maka ziarah ke kuburan ini untuk tujuan ibadah bertentangan dengan akal sehat. Sebagaimana pula menyelisihi petunjuk Nabi e.  Apalagi ditambah dengan ritual tawassul dan mencari berkah dan semacamnya yang termasuk kedalam perbuatan syirik atau menyebabkan kepada kesyirikan.

2.      Kuburan Aminah binti Wahab, Ibu Nabi e.

Banyak sekali kemungkaran di sana, seperti shalat di sana, melemparkan uang dan kain, thawaf dan mencari berkah dari kuburannya. Dan tidak ada keterangan dari Nabi bahwa beliau pernah menziarahinya baik ketika haji maupun umrah. Tidak ada keutamaan yang tertulis tentang kuburan ini. Bahkan ada riwayat shahih bahwa Allah tidak membolehkan Nabi untuk memohonkan ampun untuknya. Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitab syarah shahih Muslim : ( Sabda beliau e : " Aku mohon izin kepada Allah memintakan ampun untuk ibuku lalu tidak diizinkan, dan aku minta izin untuk menziarahi kuburannya maka diizinkan ", dalam hadits ini terkandung dalil bolehnya menziarahi orang-orang musyrik ketika mereka masih hidup dan kuburan mereka setelah mati. Jika mengunjungi mereka ketika sudah mati  diperbolehkan, maka ketika hidup mereka lebih boleh lagi. Dan Allah I telah berfirman :

 " Dan temanilah keduanya di dunia dengan baik ". (Qs. Luqman : 15 ).

 Dalam hadits di atas pula terdapat dalil larangan memintakan ampunan bagi orang kafir.

Al Qadhi Iyadh rahimahullah pernah berkata : " Sebab Nabi menziarahi kuburan Aminah adalah agar semakin kuat pelajaran dan mengingat kematian dengan melihatnya. Hal ini bisa dilihat di akhir hadits Nabi berkata : " Maka ziarahlah kalian ke kuburan karena dapat mengingatkan kalian dengan kematian ". ([2])

Namun sebaliknya, telah disunnahkan menziarahi kuburan secara khusus. Diantara kuburan tersebut adalah :

      1.            Ziarah kuburan Nabi e , dengan berdiri di depannya dan mengucapkan salam kepada beliau dengan lafadz :

السلام عليك أيها النبي و رحمة الله و بركاته، صلى الله عليك و جزاك عن أمتك خيرا.

( Keselamatan dari Allah, rahmat-Nya serta berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai baginda Nabi, shalawat atasmu dan semoga Allah membalasmu dengan kebaikan atas - jasamu terhadap – umatmu ).

      2.            Ziarah kuburan Abu Bakar dan Umar radhiyallahu'anhuma.

Setelah mengucapkan salam kepada Nabi, kemudian bergeser ke kanan satu langkah atau dua langkah sampai berada didepan kuburan Abu Bakar lalu mengucapkan salam kepadanya dengan lafadz :

السلام عليك يا أبا بكر خليفة رسول الله e و رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك و جزاك عن أمة محمد خيرا.

( Keselamatan dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Abu Bakar khalifah Rasulullah e, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan kebaikan atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).

Kemudian bergeser lagi ke kanan selangkah atau dua langkah sampai berada di depan kuburan Umar bin Khatab, lalu mengucapkan salam kepadanya dengan lafadz :

السلام عليك يا عمر أمير المؤمنين و رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك و جزاك عن أمة محمد خيرا.

( Keselamatan dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Umar Amirul mukminin, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan kebaikan atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).

      3.            Perkuburan Baqi' .

Mengucapkan salam kepada semua ahli kubur kaum muslimin, dan berdiri di depan kuburan Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu lalu mengucapkan salam kepadanya dengan lafadz :

السلام عليك يا عثمان أمير المؤمنين و رحمة الله و بركاته، رضي الله عنك و جزاك عن أمة محمد خيرا.

( Keselamatan dari Allah, rahmat-Nya dan berkah-Nya semoga tercurah atasmu wahai Umar Amirul mukminin, semoga Allah ridha kepadamu dan semoga Dia memberikan balasan kebaikan atas (jasamu terhadap) umat Nabi Muhammade ).

 Berangkat ke gunung Uhud

dan ziarah ke kuburan Hamzah ( paman Nabi ) dan para syuhada di sana, semoga Allah meridhai mereka semua. Lalu mengucapkan salam kepada mereka dan memohonkan bagi mereka ampunan dari Allah , rahmat serta keridhaan-Nya.


 Ketiga :Tempat-tempat Yang Disyariatkan Untuk Ibadah Di Dalamnya, Bukan   Ibadah Dengan Menziarahinya.

                         Yaitu masjid-masjid yang ada di sekitar Madinah Nabawiyyah, namun masjid ini tidak lebih istimewa dari masjid lainnya. Memang tidak ragu lagi bahwa rumah-rumah Allah di bumi adalah masjid-masjid, namun kita tidak boleh memberikan keistimewaan tertentu kepada sebuah masjid. Niat kita mengunjungi masjid adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan shalat di dalamnya semata. Kecuali ada dalil khusus dari Al-Qur'an atau hadits Nabi e , seperti masjid Al Haram, masjid Nabawi, masjid Aqsa dan masjid Quba. Bahkan jika waktu shalat tiba maka seorang muslim bisa shalat di masjid mana saja dari masjid ahlussunnah.

 Oleh karena itu tidak boleh mengunjungi masjid dengan tujuan mengkhusukan shalat atau ibadah di dalam masjid tersebut karena menyelisihi sunnah Nabie , apalagi melakukan amalan yang dilarang seperti mencari berkah dengan masjid itu, mengusap-usap dindingnya, atau mengikat simpul tali dan kemungkaran lainnya yang dilakukan oleh orang-orang jahil yang mana hal tersebut merupakan perbuatan syirik atau sarana menuju kesyirikan. Diantara masjid-masjid tersebut adalah :

 Masjid Al-Fath atau Al-Ahzab.

Masjid ini termasuk dari tujuh masjid besar yang dibangun diatas dataran tinggi di sebelah barat gunung Sal'u. Diceritakan bahwa penamaannya dengan masjid Al-Fath karena pada akhirnya perang Ahzab dimenangkan oleh kaum muslimin.

 Masjid Salman Al- Farisi.

Terletak tepat di sebelah selatan masjid AL-Fath, dan 20 meter dari gunung Sal'u. disebut sebagai sahabat Salman Al-Farisi penggagas ide parit Khandak untuk membentengi Madinah dari serangan pasukan Ahzab.

 Masjid Abu Bakar As-Shiddiq.

Terletak di sebelah barat daya masjid Salman Al-Farisi, jaraknya sekitar 15 meter. Dibangun bersamaan dengan dua masjid sebelumnya, tapi kemudian dirobohkan.

 Masjid Umar bin Khatab.

Terletak di sebelah selatan masjid Abu Bakar, jaraknya hanya sekitar 10 meter. Bentuknya mirip tenda memanjang. Lantai bagian tengahnya tidak beratap. Bangunannya terletak 8o (delapan derajat) di atas permukaan tanah. Dan model bangunannya sama seperti masjid Al-Fath. Kemungkinan dibangun dan direnovasi bersamaan dengan masjid Al-Fath.

 Masjid Ali bin Abi Thalib.

Terletak di sebelah timur masjid Fathimah, berada di dataran tinggi, bentuknya tinggi dan memanjang. Ada riwayat mengatakan bahwa Ali radhiyallahu'anhu membunuh Umar bin Wud Al-Amiri yang melewati batas parit pada perang Ahzab, peristiwa itu terjadi di tempat ini.

 Masjid Fathimah binti Rasulullah e.

Dalam buku-buku sejarah dikenal dengan masjid Sa'ad bin Muadz. Masjid ini adalah yang terkecil dari tujuh masjid yang dikenal. Terletak sebelah barat masjid Ali bin Abi Thalib.

 Masjid Qiblatain.

Sebagian orang mengatakan masjid ini termasuk masjid ketujuh dari enam masjid di atas. Di masjid inilah turun wahyu kepada Rasulullahe untuk mengubah arah kiblat ke Ka'bah dari Baitul Maqdis. Sejak saat itu masjid ini dikenal dengan masjid Qiblatain; karena di sini Rasulullah melakukan setengah shalatnya menghadap Baitul Maqdis dan setengahnya lagi menghadap masjidil Haram. Namun yang disunnahkan dalam mengunjunginya untuk shalat di dalamnya yaitu masjid Quba. Yaitu seorang muslim menuju masjid Quba dengan keadaan suci lalu melakukan shalat di dalamnya.

Hal ini berdasarkan hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam shahihnya, dari hadits Ibnu Umar radhiyallahu'anhuma, ia berkata :

" Rasulullah pernah mengunjungi masjid Quba dengan berkendara maupun berjalan kaki, lalu shalat dua raka'at di dalamnya ". ([3])

 Saudaraku yang saya cintai…

Saya telah sampaikan kepadamu bahwa tempat-tempat ini tidak ada keistimewaan khusus sehingga harus dikunjungi pada musim haji maupun umrah. Saya juga telah sampaikan kepadamu fenomena campur baur laki-laki dan perempuan di tempat-tempat tersebut. Maka saya ingin mengingatkanmu dengan sabda kekasihmu dan Nabimu e:

من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد

" Barangsiapa yang mengada-adakan perkara dalam urusan kami (agama) yang tidak termasuk darinya maka ia tertolak ". ([4])

Maksud hadits ini, barangsiapa melakukan suatu ibadah yang tidak ada asalnya dalam agama maka ibadah tersebut tidak diterima, walaupun terlihatnya baik.

Saya juga mengingatkanmu dengan sabda beliau :

شر الامور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار

" Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang diada-adakan ( dalam agama ), dan semua perkara yang diada-adakan ( dalam agama ) adalah perkara baru , dan semua perkara baru adalah kesesatan, dan semua kesesatan akan masuk neraka". ([5])

Terakhir saya ingin mengingatkan engkau, bahwa perkara-perkara baru yang diada-adakan seperti ini menghalangi dari Telaga Nabi e ( tidak bisa memasukinya ) pada hari kiamat. Dan akan menjadikannya terusir dan dijauhkan dari Telaga tersebut, ayah dan ibuku jaminannya. Karena Rasulullah e pernah bersabda :

إِنِّي فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ مَنْ مَرَّ عَلَيَّ شَرِبَ ، وَمَنْ شَرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا ، لَيَرِدَنَّ عَلَيَّ أَقْوَامٌ أَعْرِفُهُمْ وَيَعْرِفُونِي ، ثُمَّ يُحَالُ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ ، فَأَقُولُ : إِنَّهُمْ مِنِّي ، فَيُقَالُ : إِنَّكَ لَا تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ ، فَأَقُولُ : سُحْقًا ، سُحْقًا ، لِمَنْ غَيَّرَ بَعْدِي.

 " Sesunggunya aku mendahului kalian ke Telaga, barangsiapa melewatiku maka ia pasti akan minum (dari telaga itu). Dan siapa saja yang telah minum maka tidak akan merasakan haus selamanya. Dan sungguh akan ada sekumpulan kaum yang aku mengetahuinya, dan mereka pun mengetahui aku, namun kemudian ada penghalang antara aku dengan mereka. Maka aku pun mengatakan : " Mereka termasuk umatku ". Lalu ada jawaban : " Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang telah mereka ada-adakan setelah engkau meninggal ". maka aku pun berkata : " menjauhlah! Menjauhlah! siapa pun yang merubah (agama) setelahku". ([6])

Maka apakah engkau mau dilarang minum dari telaga Nabimu e ?! atau engkau mau dihalangi antara dirimu dengan Nabi , lalu engkau diusir, Nabi berkata kepadamu : " menjauhlah ! menjauhlah ! siapa pun yang merubah (agama) setelahku".  – na'udzubillah - .

 Saudaraku yang saya cintai…

                Jika telah diketahui semua perkara bid'ah adalah buruk, maka bid'ah paling buruk adalah bid'ah jenis syirik, atau bid'ah yang mengantarkan kepada kesyirikan. Dan adzab syirik yang paling dahsyat adalah kekal di neraka selamanya – na'udzubillah - . Dan bid'ah syirik ini banyak terjadi di tempat-tempat tersebut di atas. Dan kita – wahai saudaraku – tentunya tidak mau masuk neraka dan memohon surga kepada Allah. Bagaimana mungkin kita rela melakukan perbuatan-perbuatan seperti berikut ? :

1-      Melakukan thawaf disekeliling tempat-tempat tersebut, seperti maktabah Mekah, kuburan, atau tanda (batu tugu) Arafah. Dan thawaf tidak boleh dilakukan kecuali di Ka'bah.

2-      Shalat di kuburan dan menjadikannya arah kiblat.

3-      Berdo'a kepada selain Allah dan mengadukan kebutuhanmu kepadanya, seperti kepada Nabi e , istighatsah kepadanya atau kepada penghuni kubur lainnya.

4-      Mencari berkah dari dinding Maktabah Mekah, atau kuburan, atau gua, atau dari sebagian tanah tempat-tempat tersebut.

5-      Mengikatkan simpul pada pepohonan atau tempat tertentu, atau melemparkan kertas di sana yang berisi permohonan dan sejenisnya.

6-      Mengusap-usap dinding bangunan yang ada kuburannya, memegangnya, membuat simpul benang-benang di sana, dan mencari berkah dengannya.

7-      Melemparkan uang atau memercikkan minyak wangi ke kuburan mengharap kedekatan dengan penghuni kubur.

8-      Berdiri di depan kuburan dengan khusyuk dan menangis seperti berdirinya shalat, dan sebagian orang meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri sama seperti shalat.


Sebagai penutup…

 Wahai saudaraku yang saya cintai…

Aku berdo'a kepada Allah subhanahu wata'ala semoga engkau diberi taufik olehNya dalam perjalanan ibadah haji atau umrah ini. Dan semoga taufik Allah juga kepadamu pada hari-hari berikutnya untuk mengamalkan amalan ibadah sesuai kitab Tuhan mu dan sesuai sunnah Nabi mu e. Dan semoga Allah menjauhkanmu dari perkara-perkara bid'ah, dosa-dosa dan kesalahan sebagaimana Allah menjauhkan belahan barat dan timur. Semoga Allah menjadikanmu kembali dengan ibadah haji mabrur dan dosa-dosa yang diampuni, bersih dari dosa dan kesalahan seperti hari pertama engaku dilahirkan oleh ibumu.

Akhir kata kita ucapkan alhamdulillahirabbil'alamiin.

Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita, keluarganya dan juga para sahabatnya.



([1]) HR. Muslim ( 3/1343)

([2]) Syarah shahih Muslim – An-Nawawi (7/45)

([3])  HR. Bukhari (2/61), dan Muslim (2/1016).

([4])  HR. Muslim (3/1343)

([5]) Shahih Ibnu Khuzaimah (4/143)

([6])  Shahih Bukhari ( 5/2406)