×
Karena sejarah memiliki peran yang sangat penting untuk memperbaiki generasi setelahnya. Bagaimana orang tahu kesyirikan jika tidak mengetahui sejati kesyirikan yang terjadi pada umat-umat terdahulu yang dengan sebab itu Allah membinasakan meraka. Nah mudah-mudahan dengan mengetahui sejarah kesyirikan umat terdahulu, kita bisa memahaminya, semoga.

 Kesyirikan Pada Kaumnya Huud

 الشرك في قوم هود

 Kesyirikan Pada Kaumnya Huud Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya,

 memohon pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba dan RasulNya.

 Amma Ba'du:

Kesyirikan yang terjadi setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi sallam. Tidak diketahui secara pasti kapan kesyirikan setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi sallam terjadi, semua yang kita ketahui dari al-Qur'an yang mulia hanya berbentuk pengabaran dari Allah yang menerangkan pengganti setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi sallam dimuka bumi adalah kaum Aad.

 Allah ta'ala berfirman melalui lisanya Huud 'alaihi sallam:

﴿ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ٦٩ ﴾  الأعراف

"Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan". (QS al-A'raaf: 69).

Sebagaimana kita juga tidak memiliki referensi yang valid berapa kurun waktu, jarak antara kaumnya nabi Nuh dan nabi Huud 'alaihima sallam. Akan tetapi, setidaknya ayat diatas memberi faidah pada kita bahwa diantara kurun waktu tersebut tidak ada rasul yang diutus oleh Allah azza wa jalla.

Begitu juga bila kita perhatikan kisahnya kaum Aad maka senantiasa datang didalam al-Qur'anul Karim setelah kisahnya kaum nabi Nuh, yang menunjukan kalau apa yang kita paparkan barusan tadi bisa dibenarkan yaitu kaum Aad sebagai pengganti dari kaumnya nabi Nuh dimuka bumi, dan tidak ada umat lain diantara keduanya. Dalam hal ini kita tidak bisa berbicara panjang lebar dalam masalah ini kecuali sampai di sini.

Sebab perkara-perkara tadi terlalu jauh kejadiannya dan telah lewat beberapa generasi sebelum di bukukan dalam buku sejarah, sehinggga tidak boleh berbicara melebihi kapasitas dari apa yang telah dijelaskan oleh nash, dan dalam hal ini lebih baik diam dari pada berbicara tanpa mempunyai argumen, dan tidak mengapa jika kita tidak tahu, karena jika seandainya didalam masalah ini mengandung faidah niscaya Allah akan mengabarkan pada kita.

Oleh karena itu sekarang kita langsung masuk pada pembahasan kondisi kaum nabi Huud 'alaihi sallam dengan kesyirikan dan kerusakan yang mereka lakukan.

Adapun nama lengkap nabi Huud 'alaihi sallam ialah Huud bin Abdullah bin Rabah bin al-Khulud bin Aad bin A'was bin Irmi bin Saam bin Nuh.[1]

Ada ulama lain yang menjelaskan beliau adalah Huud bin A'was bin Irmi bin Saam bin Nuh[2]. Mengacu pada pendapat ini berarti Aad saudaranya nabi Huud 'alaihi sallam.

Ada pula yang berpendapat bahwa beliau adalah Aabir bin Syaalikh bin Arfahsyaad bin Saam bin Nuh. Dan Huud biasa di panggil dengan Aabir[3].

Dari beberapa pendapat para ulama diatas, maka Abu Ja'far Ibnu Jarir ath-Thabari lebih menguatkan pendapat yang pertama. Barangkali inilah pendapat yang lebih kuat. Sebagaimana telah diteliti secara mendalam keabsahan riwayat tersebut oleh Doktor Abdul Wahab an-Najjar dalam kitabnya Qashash al-Anbiyaa'[4]. Adapun pendapat kedua maka merupakan pendapat yang paling jauh dari kebenaran.

Sedangkan Aad dia adalah Aad al-Uulaa (yang pertama)

 sebagaimana ditegaskan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya:

﴿ وَأَنَّهُ أَهْلَكَ عَادًا الْأُولَى (50) وَثَمُودَ فَمَا أَبْقَى (51) ﴾ النجم

"Dan bahwasanya Dia telah membinasakan kaum 'Aad yang pertama, dan kaum Tsamud. maka tidak seorangpun yang ditinggalkan nya (hidup)". (QS an-Najm: 50-51).

Dinamakan yang pertama karena mereka datang sebelum kaum Tsamud[5]. Ada yang berpendapat karena mereka umat pertama yang dibinasakan oleh Allah setelah kaumnya nabi Nuh 'alaihi sallam[6].

 Mengacu pada firman Allah tabaraka wa ta'ala:

﴿ أَلَمْ يَأْتِهِمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ وَقَوْمِ إِبْرَاهِيمَ وَأَصْحَابِ مَدْيَنَ وَالْمُؤْتَفِكَاتِ أَتَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ 70 ﴾ التوبة

"Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?". (QS at-Taubah: 70).

Meruntut pada urutan sejarah peradaban umat manusia maka kaum Tsamud datang penyebutannya setelah kaum Aad yang pertama.

 TEMPAT TINGGAL KAUM AAD:

Mereka adalah orang Arab yang tinggal di al-Ahqaaf yakni bukit-bukit berpasir, bentul pluralnya ialah Haqfu. Yaitu bebukitan yang panjang membentang dipenuhi dengan pasir yang sangat luas, dan kumpulannya di namakan Haqaaf.[7]

Pemukiman mereka berada di negeri Yaman hingga ke Oman dan Hadramaut, tempat tinggal mereka lebih dekat dengan laut yang dinamakan dengan asy-Syahar dan telaga mereka dinamakan Mughits, dan mereka lebih senang tinggal didalam perkemahan mereka yang disangga dengan tiang-tiang yang kuat lagi menjulang tinggi.

Sebagaimana di terangkan oleh Allah ta'ala didalam firmanNya:

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum 'Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai Bangunan-bangunan yang tinggi". (QS al-Fajr: 6-7). Iram ialah ibukota kaum 'Aad, merekalah yang dinamakan Aad yang pertama.

 KESYIRIKAN YANG TERJADI PADA KAUM AAD:

 Di pahami dari firmannya Allah tabarakan wa ta'ala:

﴿ فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ 15﴾ فصلت

"Adapun kaum 'Aad Maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?".

 (QS Fushshilaat: 15).

Kalau mereka menyekutukan Allah tabaraka wa ta'ala pada sebagian perkara rububiyah. Akan tetapi, mereka tidak sampai mengingkari rububiyah yang dimiliki oleh Allah azza wa jalla. Dan dalil yang menguatkan hal tersebut ialah firman Allah tatkala mengkisahkan tentang mereka,

  Allah berfirman:

﴿ إِنْ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ افْتَرَى عَلَى اللَّهِ كَذِبًا وَمَا نَحْنُ لَهُ بِمُؤْمِنِينَ ٣٨ ﴾الؤمنون

"Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan Kami sekali-kali tidak akan beriman kepadaNya

". (QS al-Mukminuun: 38).

Dipahami dari ayat tadi kalau mereka mengakui adanya Allah azza wa jalla, namun, mereka melupakan Allah. Mereka menganggap tinggi dengan kekuasaan dan kekuatan yang mereka miliki, mereka begitu bangga dengan kebesaran dan kekuasaanya.Sebagaimana di abadikan oleh

 Allah didalam firmanNya:

﴿ فَأَمَّا عَادٌ فَاسْتَكْبَرُوا فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَقَالُوا مَنْ أَشَدُّ مِنَّا قُوَّةً أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَهُمْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ ١٥ ﴾ فصلت

"Adapun kaum 'Aad Maka mereka menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar dan berkata: "Siapakah yang lebih besar kekuatannya dari kami?" dan Apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya daripada mereka? dan adalah mereka mengingkari tanda-tanda (kekuatan) kami". (QS Fushshilaat: 15).

Kalau begitu, apa sejatinya kesyirikan yang terjadi pada kaum Aad? Para sejarahwan mengatakan, 'Mereka adalah kaum yang menyembah berhala".[8]

Akan tetapi para ulama berbeda pendapat tatkala menerangkan berhala-berhala yang mereka sembah, ada yang mengatakan, 'Mereka mempunyai tiga patung yang bernama Shadaa, Shamudaa dan Haraa[9].

Sebagian ulama mengatakan, 'Patung-patung mereka bernama Shada'a, Shamud dan al-Haba'a'.[10] ada lagi yang berpendapat, 'Patung-patung mereka bernama, Dharaa, Dhamur dan al-Haba'a'.[11]

Bagaimana pun juga dari riwayat-riwayat diatas menjelaskan pada kita bahwa mereka telah terjatuh dalam syirik ibadah dan uluhiyah. Dimana sebelumnya Allah telah mengaruniai mereka dengan nikmat yang begitu banyak, kebaikan yang tak terhingga, mata air mengalir dinegeri mereka, sehingga mereka begitu mudah bercocok tanam, mereka bisa membangun istana-istana megah, lalu Allah tambah mereka dengan kesempurnaan fisik serta badan yang kuat, akan tetapi, mereka tidak mau bersyukur kepada Allah atas segala nikmat tadi, justru sebaliknya mereka membikin patung dan berhala, lalu menyembahnya dan meminta pertolongan tatkala mendapat kesulitan hidup.

Ditambah lagi dengan kesyirikan tadi, mereka mengklaim kalau berhala dan patung yang mereka miliki dapat menurunkan mara bahaya dan memberi manfaat, di mana mereka sesumbar dengan mengatakan hal tersebut, seperti dinukil oleh

 Allah didalam firmanNya:

﴿ إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ ٥٤ ﴾ هود

"Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu". (QS Huud: 54).

Jelas ini merupakan kesyirikan kepada Allah azza wa jalla dalam masalah rububiyah.

Ketika keadaan mereka yang sudah begitu memprihatinkan, aqidahnya yang rusak maka Allah subhanahu wa ta'ala mengutus kepada mereka saudaranya Huud 'alaihi sallam. Beliau merupakan orang yang mempunyai nasab pertengahan diantara mereka, memiliki akhlak yang baik, serta akal yang cerdas.

Beliau mengajak kaumnya untuk mau menyembah Allah semata, serta meninggalkan peribadatan mereka terhadap batu yang tidak mampu memberi mereka manfaat sedikitpun tidak pula mencegah mara bahaya.

Namun, jawaban yang diberikan oleh para pembesar kaumnya menolak dengan penolakan yang sangat jelek, dan menuduh dirinya dengan berbagai macam tuduhan tak mendasar, sebagaimana

  Allah ta'ala abadikan kisah mereka didalam firmanNya:

﴿ قَالَ الْمَلَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَوْمِهِ إِنَّا لَنَرَاكَ فِي سَفَاهَةٍ وَإِنَّا لَنَظُنُّكَ مِنَ الْكَاذِبِينَ (66)﴾  الأعراف

 "Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata:

 "Sesungguhnya kami benar benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang orang yang berdusta". (QS al-A'raaf: 66).

 Begitu juga Allah ta'ala sebutkan didalam firmanNya:

﴿ قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (53) إِنْ نَقُولُ إِلَّا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ54 ﴾ هود

  "Kaum 'Ad berkata:

 "Hai Huud, kamu tidak mendatangkan kepada kami suatu bukti yang nyata, dan kami sekali-kali tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami sekali-kali tidak akan mempercayai kamu. Kami tidak mengatakan melainkan bahwa sebagian sembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu.

 " Huud menjawab:

"Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah olehmu sekalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan". (QS Huud: 53-54).

Tatkala kamu Aad bertambah kufur, sudah tidak mempan lagi peringatan tidak pula nasehat, maka Allah menurunkan adzab atas mereka dengan angin kencang lagi dingin yang amat kencang yang membinasakan mereka semua. Sebagai pelajaran bagi orang yang masih memiliki hati atau ditimpa pendengaran sedang dirinya menyaksikan.

  Allah ta'ala menjelaskan adzab atas mereka didalam firmanNya:

﴿ وَأَمَّا عَادٌ فَأُهْلِكُوا بِرِيحٍ صَرْصَرٍ عَاتِيَةٍ 6 سَخَّرَهَا عَلَيْهِمْ سَبْعَ لَيَالٍ وَثَمَانِيَةَ أَيَّامٍ حُسُومًا فَتَرَى الْقَوْمَ فِيهَا صَرْعَى كَأَنَّهُمْ أَعْجَازُ نَخْلٍ خَاوِيَةٍ 7 فَهَلْ تَرَى لَهُمْ مِنْ بَاقِيَةٍ 8﴾ [الحاقة

"Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu Lihat kaum 'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka". (QS al-Haaqqah: 6-8).

Mereka adalah kaum yang sudah sampai pada tingkat kepandiran yang sangat, dimana tatkala mereka melihat awan yang datang bergulung-gulung, mereka begitu senang, dan mengira kalau hujan deras akan segera mengguyur negerinya setelah sebelumnya Allah menahan air hujan selama beberapa tahun atas mereka, maka tatkala awan hitam tersebut berada diatasnya mereka begitu kaget, ditambah lagi kekagetan mereka manakala awan tersebut menurunkan angin kencang yang teramat dingin.

 Allah ta'ala telah gambarkan hal tersebut didalam firmanNya:

﴿ فَلَمَّا رَأَوْهُ عَارِضًا مُسْتَقْبِلَ أَوْدِيَتِهِمْ قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ(24﴾ الأحقاف

"Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka,

 berkatalah mereka:

 "Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami". (Bukan!) bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih". (QS al-Ahqaaf: 24).

Selanjutnya Allah ta'ala menyelematkan nabi Huud beserta orang-orang yang beriman kepadanya dan tidaklah yang beriman kepadanya kecuali sangat sedikit.

 Allah ta'ala menyebut hal tersebut didalam firmanNya:

﴿ وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ (58 )﴾ هود

"Dan tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Huud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari kami; dan Kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat". (QS Huud: 58).

Sedangkan kaum Aad maka mereka mendapat laknat dari Allah para malaikat dan seluruh manusia. Dikarenakan mereka telah menyekutukan Allah azza wa jalla serta mengingkari ayat-ayatNya, memaksiati rasul yang diutus kepada mereka, dan lebih memilih untuk mengikuti dan mentaati para pemukanya yang sombong lagi berlaku sewenang-wenang.

 Allah ta'ala mengatakan didalam firmanNya:

﴿ وَتِلْكَ عَادٌ جَحَدُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَعَصَوْا رُسُلَهُ وَاتَّبَعُوا أَمْرَ كُلِّ جَبَّارٍ عَنِيدٍ 59 وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلَا إِنَّ عَادًا كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلَا بُعْدًا لِعَادٍ قَوْمِ هُودٍ٦٠﴾ هود

"Dan itulah (kisah) kaum 'Aad yang mengingkari tanda-tanda kekuasaan Tuhan mereka, dan mendurhakai Rasul-rasul Allah dan mereka menuruti perintah semua penguasa yang sewenang-wenang lagi menentang (kebenaran). Dan mereka selalu diikuti dengan kutukan di dunia ini dan (begitu pula) di hari kiamat. ingatlah, sesungguhnya kaum 'Aad itu kafir kepada Tuhan mereka. ingatlah kebinasaanlah bagi kaum 'Aad (yaitu) kaum Huud itu". (QS Huud: 59-60).



[1] . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 dan Jami'ul Bayan 8/153, oleh Imam Thabari, dalam keterangan yang diberikan oleh Imam Ibnu Katsir di sebutkan Jarud sebagai ganti al-Khulud, pendapat ini juga dipegang oleh Ibnu Ishaq.

[2] . Qashashul 'Anbiyaa hal: 49 oleh Abdul Wahab an-Najjar.

[3] . Tarikh Ibnu Jarir Thabari 1/216, Bidayah wa Nihayah 1/120 oleh Ibnu Katsir.

[4] . Hal: 50.

[5] . Dakwah ila Allah fii Surati Huud 1/259 oleh Abdurahman bin Rajaa bin Rajii al-Ufi.

[6] . al-Jami' lii Ahkamil Qur'an 17/12 oleh al-Qurthubi dan pendapat ini di nisbatkan kepada Ibnu Zaid.

[7] . Tafsir al-Qurthubi 16/203.

[8] . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 oleh Imam Thabari. Bidayah wa Nihayah 1/121 oleh Ibnu Katsir. Al-Kaamil fiil Tarikh 1/48 oleh Ibnu Atsir.

[9] . Bidayah wa Nihayah 1/121 oleh Ibnu Katsir.

[10] . Tarikhul Umam wal Muluk 1/216 oleh Imam Thabari. 

[11] . Al-Kaamil fiil Tarikh 1/48 oleh Ibnu Atsir.