×
Kisah berdasarkan hadits Rasulallah Shalallahu ’alaihi wa sallam tentang empat orang yang kelak minta ditangguhkan perkaranya pada hari kiamat kelak yaitu orang tuli, pandir, pikun, dan yang hidup pada masa kekosongan rasul …

    Empat Orang yang Kelak Minta Tangguh Pada Hari kiamat

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Abu Ishaq al-Huwaini al-Atsari

    Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2013 - 1434

    الأربعة الذين يحتجون يوم القيامة

    من القصص النبوي

    « باللغة الإندونيسية »

    أبو اسحاق الحويني الأثري

    ترجمة: عارف هداية الله

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2013 - 1434

    Empat Golongan yang Minta Ditangguhkan Kelak Pada Hari Kiamat

    Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

    "Ada empat golongan, kelak pada hari kiyamat akan berhujah dan minta ditangguhkan perkaranya. Orang tuli, yang tidak bisa mendengar apapun, orang pandir, orang pikun, dan yang terakhir orang yang hidup pada masa-masa kekosongan tidak ada rasul.

    Adapun orang yang tuli, maka ia membela dirinya dengan mengatakan: "Ya Rabb, sungguh Islam telah datang, namun diriku tidak mendengar apapun tentangnya".

    Sedangkan orang yang pandir, mengatakan: "Ya Rabb, Islam telah datang, akan tetapi saya tidak mengerti sama sekali, sedangkan anak-anak kecil melempariku dengan kotoran hewan".

    Orang yang pikun membela dan berkata: "Ya Rabb, Islam datang, namun saya tidak mengerti sama sekali". Adapun orang yang meninggal pada masa-masa fatroh (tidak ada Nabi maupun Rasul), maka ia mengatakan: "Ya Rabb, Engkau tidak pernah mengutus padaku seorang rasul".

    Maka setelah itu mereka semua diambil sumpahnya agar mentaati -Nya dan diutus pada mereka yang menyuruh agar semuanya masuk ke dalam api. Barangsiapa yang memasukinya maka rasa dingin dan keselamatan yang ia peroleh, dan barangsiapa yang enggan memasukinya maka ia ditarik darinya".

    Hadits ini Shahih, dikeluarkan oleh Imam Ahmad, al-Bazzar, Ibnu Abi 'Ashim di dalam kitabnya 'as-Sunnah', dan al-Baihaqi di dalam 'al-I'tiqad', semuanya dari Abu Hurairah dan dari al-Aswad bin Sura'i.

    Al-Baihaqi mengatakan: "Sanadnya Shahih".