×
Pertanyaan yang dijawab oleh Syaikh Shalih al-Fauzan –hafizhahullah- yang berbunyi: ”Apakah hukumnya wanita memakai pakaian transparan yang tidak menutupi aurat atau sempit yang menampakkan bentuk anggota tubuhnya”

    Hukum Wanita Memakai Pakaian

    Transparan dan Sempit

    [ Indonesia - Indonesian - إندونيسي ]

    Syaikh Shalih bin Abdullah al-Fauzan

    Dinukil dari Buku Kumpulan Fatwa Untuk Wanita Muslimah

    (hal. 845-846)

    Disusun oleh : Amin bin Yahya al-Wazzan

    Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2012 - 1434

    حكم لبس المرأة للملابس الشفافة والضيقة

    « باللغة الإندونيسية »

    الشيخ صالح بن عبدالله الفوزان

    مقتبسة من كتاب فتاوى الجامعة للمرأة المسلمة : (ص:845-846)

    جمع وترتيب: أمين بن يحيى الوزان

    ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2012 - 1434

    Hukum Wanita Memakai Pakaian

    Transparan dan Sempit

    Syaikh Shalih bin Abdullah al-Fauzan ditanya: tentang hukum wanita memakai pakaian transparan yang tidak menutupi aurat atau sempit yang menampakkan bentuk anggota tubuhnya?

    Jawaban: Pakaian wanita tidak boleh transparan yang tidak menutup aurat, yang bisa dilihat warna kulit dari belakangnya, dan tidak boleh sempit yang menampakkan bentuk anggota tubuhnya, berdasarkan hadits dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

    قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ مِنْ أُمَّتِي لَمْ أَرَهُمَا: نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ عَلَى رُؤُوْسِهِنَّ مِثْلُ أَسْنِمَةِ الْبُخْتِ لَايَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَيَجِدْنَا رِيْحَهَا وَرِجَالٌ مَعَهُ سِيَاطٌ مِثْلُ أَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا عِبَادَ اللّهِ» [ رواه مسلمٍ]

    “Ada dua golongan penghuni neraka dari umatku yang belum kulihat: wanita-wanita yang berpakaian (namun seperti) telanjang, berlenggang lenggok, di atas kepala mereka seperti punuk unta, mereka tidak masuk surga dan tidak mencium aroma surga, dan laki-laki yang bersamanya ada cemeti seperti ekor sapi, mereka memukul hamba-hamba Allah dengannya.”

    Syaikhul Islam berkata dalam Majmu’ Fatawa dan menjelaskan sabdanya: ‘kaasiyaat ‘ariyaat’ ditafsirkan dengan memakai busana yang tidak menutupinya, pada hakikatnya ia adalah telanjang, seperti memakai baju tipis yang menggambarkan kulitnya dan pakaian sempit yang menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya seperti pinggul, dua penggelangan dan semisal yang demikian itu. Sesungguhnya pakaian wanita adalah yang menutupinya, yang tidak menampakkan tubuhnya dan tidak pula bentuk anggota tubuhnya karena pakaiannya tebal dan longgar.[1]

    [1] At-Tanbihaat karya Syaikh Shalih al-Fauzan hal. 23.