×
Puasa (termasuk puasa Ramadhan) begitu sensitif terpengaruh oleh amal-amal dan ucapan-ucapan orang yang puasa. Karenanya wahai saudaraku Muslim, perhatikanlah puasamu dengan perhatian yang sangat, agar diterima di sisi Allah -azzawajalla-, beroleh buah ketakwaan kepada Allah.

    Perhatikanlah Puasamu!

    ﴿ فلنعتنِ بصيامنا! ﴾

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Muhammad Ibn Syâmi Muthâin Syaibah

    Terjemah : Syafar Abu Difa

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2010 - 1431

    ﴿ فلنعتنِ بصيامنا! ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    محمد بن شامي مطاعن شيبة

    ترجمة: شفر أبو دفاع

    مراجعة: إيكو هاريانتو أبو زياد

    2010 - 1431

    Perhatikanlah Puasamu!

    Segala puji bagai Allah. Salawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi terakhir, Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabat dan siapa saja yang mengambil petunjuknya hingga hari kiamat.

    Adapun selanjutnya:

    Puasa (termasuk puasa Ramadhan) begitu sensitif terpengaruh oleh amal-amal dan ucapan-ucapan orang yang puasa. Karenanya wahai saudaraku Muslim, perhatikanlah puasamu dengan perhatian yang sangat, agar diterima di sisi Allah -azzawajalla-, beroleh buah ketakwaan kepada Allah. Dengan cara:

    1. Jagalah puasamu dengan sebenar-benar penjagaan dari berkata zûr (dusta dan lain sebagainya). Setiap perkataan yang batil diharamkan. Jangan bicara sebelum menyadari, memahami dan jelas bagimu. Jika perkataan itu baik dan benar maka ungkapkanlah. Jika mengandung perkataan haram, tinggalkanlah. Ingatlah, jika engkau mengungkapkan yang haram, maka pahala puasamu seketika itu juga sirna, sehingga yang tersisa padamu hanya lapar dan dahaga. Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( رُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَرُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ ))

    “Berapa banyak orang puasa yang didapat dari puasanya hanya lapar, dan berapa banyak orang yang shalat malam yang didapat dari shalatnya hanya bergadang."

    [HR. Ahmad dan Ibnu Majah. Hadits sahih]

    Dinukilkan oleh at-Thabarani di dalam kitab al-Kabîr:

    (( رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ ))

    “Berapa banyak orang puasa yang didapat dari puasanya hanya lapar dan dahaga, dan berapa banyak orang yang shalat (malam) yang didapat dari shalatnya hanya bergadang."

    [Hadits sahih]

    2. Jaga puasamu dari melakukan perbuatan zûr (amalan yang diharamkan). Hitung amal-amal anggota tubuhmu: kedua kakimu, kedua tanganmu, makananmu, minumanmu, pakaianmu, obat-obatanmu, amalanmu, segala amanah titipan, hak-hak Allah, hak-hak sesama dan hak-hak jiwa yang menjadi tanggung jawabmu. Lakukanlah segala yang diwajibkan Allah kepadamu, dan tinggalkan segala yang diharamkan kepadamu. Ketahuilah, jika engkau tidak meninggalkan perkataan zûr dan perbuatannya, yang kau dapat dari puasamu hanya lapar dan dahaga. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ ))

    “Siapa yang tidak meninggalkan perkataan zûr (keji) dan perbuatannya, Allah tidak butuh dengan makan dan minum yang ditinggalkannya."
    [HR. Al-Bukhari]

    3. Hindari perkataan sia-sia, perkataan kotor dan setiap yang membangkitkan syahwat yang dapat membatalkan puasa atau melemahkan nilai pahala, yang disebut ar-Rofs. Ketahuilah bahwa puasa bukanlah (semata) meninggalkan makan dan minum saja, akan tetapi dari segala yang diharamkan dan yang dapat menjadi sebab. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( ليس الصيام من الأكل والشرب إنما الصيام من اللغو والرفث ))

    “Tidaklah (hakikat) puasa itu menahan diri dari makan dan minum, tetapi berpuasa (menahan diri) dari kesia-siaan dan ar-rofs (perkataan tidak senonoh)..."

    [HR. Al-Hakim. Hadits sahih sesuai dengan syarat Muslim yang tidak dikeluarkannya dalam sahihnya]

    4. Tinggalkan perbuatan bodoh ketika engkau puasa. Jangan melakukan kebodohan kepada seorang pun atau kepada binatang, agar engkau tidak melakukannya kepada anak-anakmu, istri, pekerja atau selain mereka. Itu untuk menjaga puasamu. Jangan melakukan aktivitas seksual dengan istrimu (di siang Ramadhan) yang dapat membuatmu bernafsu dan keluar madzi[1]. Karena hal itu melemahkan pahala puasa. Kebodohan dan ketidaksenonohan dapat menghilangkan pahala puasamu, maka berhati-hatilah. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ ))

    “Jika salah seorang dari kalian sendang puasa, janganlah berbuat tidak senonoh maupun berbuat kebodohan."

    [HR. Al-Bukhari]

    5. Jika sedang puasa, jagalah pahala puasamu. Tinggalkan gelak tawa, debat dan berkoar-koar. Jadilah orang yang kalem dan tenang pikiran. Jika engkau ada perselisihan yang perlu meninggikan suara, akhirkan perselisihan itu hingga selesai berbuka puasa. Rasulullah -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ ))

    “Jika salah seorang dari kalian sedang puasa, janganlah berbuat tidak senonoh dan jangan mengomel."

    [HR. Al-Bukhari]

    6. Bersungguh-sungguhlah dalam menjaga puasamu (baik keabsahannya maupun kesempurnaan pahalanya). Hingga seandainya ada yang mencelamu, memerangimu, atau menghinamu, jangan membalasnya kecuali dengan ungkapan: “Saya sedang puasa, saya sedang puasa." Nabi -shalallahu alaihi wasallam- bersabda:

    (( وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ))

    “Jika ada orang yang mengajakmu bertengkar atau mencelamu, katakanlah: 'Aku sedang puasa, aku sedang puasa.."

    [HR. As-Syaikhân]

    Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:

    (( فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ ))

    “Jika seseorang mencelamu atau mengajakmu bertengkar hendaknya engkau berkata: “Saya sedang puasa."

    7. Perhatikanlah puasamu benar-benar! Jagalah ia dari apa-apa yang dapat menghilangkan pahalanya, melemahkannya, atau mempengaruhinya. Jadilah orang yang berakal, tenang, pemaaf dari apa yang memang hakmu, jauh dari ucapan atau perbuatan haram atau yang sepertinya.

    Allah lah pemberi taufik.

    [1] Madzi adalah cairan kental yang keluar saat birahi sebelum atau sesudah keluar mani atau karena sebab lain -pent.