Apakah Syaikh Syaikh Sufi Bisa Memberi Syafaat dan Wajib Mengikuti mereka Secara Mutlak?
Klasifikasi
Full Description
Apakah Syaikh Sufi Bisa Memberi Syafaat dan Wajib Mengikuti mereka Secara Mutlak?
﴿ هل المشايخ يشفعون ويجب اتباعهم مطلقا؟ ﴾
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Abdul Aziz bin Baz - rahimahullah
Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2010 - 1431
﴿ هل المشايخ يشفعون ويجب اتباعهم مطلقا؟ ﴾
« باللغة الإندونيسية »
الشيخ عبد العزيز بن باز - رحمه الله
ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2010 - 1431
بسم الله الرحمن الرحيم
Apakah Syaikh Sufi Bisa Memberi Syafaat dan Wajib Mengikuti mereka Secara Mutlak?
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
rahimahullah
Pertanyaan dari warga Sudan yang menetap di Anbar, ia berkata: di negeri kami ada beberapa kelompok yang berbeda. Setiap kelompok mengikuti seorang syaikh yang membimbing mereka dan mengajarkan beberapa hal. Mereka meyakini bahwa mereka (syaikh) bisa memberi syafaat untuk mereka (para pengikut) di sisi Allah Y pada hari kiamat. Siapa yang tidak mengikuti para syaikh tersebut dianggap tersia-sia di dunia dan akhirat. Apakah kami harus mengikuti mereka atau menyelisihinya? Berilah faedah kepada kami, semoga Allah Y memberi berkah kepadamu.
Jawaban: Segala puji bagi Allah Y, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah, keluarga, para sahabat dan orang yang mengikuti petunjuknya...ammad ba'du:
Penanya menyebutkan bahwa di negara mereka ada beberapa syaikh yang menjadi ikutan, dan siapa yang tidak mempunyai syaikh maka ia tersia-sia di dunia dan akhirat apabila tidak taat kepada syaikh ini. Jawaban terhadap pertanyaan ini adalah: Ini adalah kesalahan dan kemungkaran, tidak boleh menjadikannya dan meyakininya. Ini banyak terjadi dari kalangan sufi. Mereka meyakini bahwa syaikh mereka adalah panutan dan wajib mengikuti mereka secara mutlak (absolut). Ini merupakan kesalahan besar dan kebodohan berat. Tidak seorang pun di dunia ini yang wajib diikuti dan diambil ucapannya selain Rasulullah e, dia lah yang menjadi panutan e. Adapun para ulama, maka setiap orang bisa salah dan bisa benar. Maka tidak boleh mengikuti ucapan seseorang, siapa pun dia kecuali apabila sesuai syari'at Allah Y, sekalipun ia seorang ulama besar, ucapannya tidak wajib diikuti kecuali apabila sesuai syari'at Allah Y yang dibawa oleh Muhammad e, seorang sufi atau bukan. Dan keyakinan kaum sufi terhadap para syaikh adalah perkara batil dan salah. Mereka wajib bertaubat kepada Allah Y dari keyakinan itu dan hendaklah mereka mengikuti Nabi Muhammad e berupa petunjuk yang dibawanya. Firman Allah Y:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللهُ غَفُورُُ رَّحِيمُُ
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran:31)
Wahai Rasul, katakanlah kepada manusia: jika kamu benar-benar mencintai Allah Y, maka kamu harus mengikuti aku niscaya Allah Y mencintaimu... maksudnya adalah Muhammad e, dan maknanya: Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka yang mengaku mencintai Allah Y: Jika kamu benar-benar mencintai Allah Y maka ikutilah aku niscaya Allah Y mencintaimu. Dan firman Allah Y:
وَمَآءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia.Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (QS. Al-Hasyr:7)
Dan firman-Nya:
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta'atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. (QS. an-Nuur:56)
Taat yang wajib adalah taat kepada Allah Y dan Rasul-Nya, tidak boleh taat kepada seseorang setelah Rasulullah e kecuali apabila ucapannya sesuai syari'at Allah Y. Setiap orang bisa salah dan benar selain Rasulullah e. Sesungguhnya Allah Y telah memelihara dan menjaganya terhadap syari'at Allah Y yang disampaikannya kepada manusia. Firman Allah Y:
وَالنَّجْمِ إِذَا هَوَى {1} مَاضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَاغَوَى {2} وَمَايَنطِقُ عَنِ الْهَوَى {3} إِنْ هُوَ إِلاَّوَحْيٌ يُوحَى {4}
Demi bintang ketika terbenam, * kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak keliru, * dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. * Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), (QS. an-Najm:1-4)
Kita semua harus mengikuti yang dibawa oleh Muhammad e, kita harus berpegang dengan agama Allah Y dan menjaganya. Janganlah kita terperdaya dengan ucapan seseorang dan kita jangan mengambil kesalahan mereka. Bahkan kita wajib mencocokkan ucapan dan pendapat manusia dengan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya e. Maka yang sesuai al-Qur`an dan as-Sunnah atau salah satunya harus diterima dan yang jika tidak sesuai maka tidak boleh diikuti. Firman Allah Y:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ مِنكُمْ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ ذَلِكَ خَيْرُُ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلاً
Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. an-Nisaa`:59)
Dan firman Allah Y:
وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَىْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللهِ
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah.( (QS. Asy-Syura:10)
Dan firman-Nya Y:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. (QS. al-An'aam:153)
Bertaqlid kepada para syaikh dan mengikuti pendapat mereka tanpa berdasarkan ilmu pengetahuan, hal itu tidak boleh menurut semua pendapat ulama. Bahkan merupakan perbuatan mungkar dengan ijma' Ahlussunnah wal Jama'ah. Akan tetapi ucapan para ulama yang sesuai kebenaran harus diambil karena sesuai dengan kebenaran, bukan karena ia adalah ucapan fulan. Dan yang tidak sesuai kebenaran dari ucapan para ulama atau syaikh sufi atau selain Allah Y wajib menolaknya dan tidak mengambilnya, karena menyalahi kebenaran, bukan karena ucapan fulan atau fulan.
Syaikh bin Baz – Majmu' Fatawa wa Maqalat Mutanawwi'ah 5/383-385.
Hukum Seseorang Yang Tidak Mempunyai Syaikh Tertentu
Pertanyaan: Santer pada sebagian orang bahwa yang tidak mempunyai syaikh (guru) maka syaikhnya adalah syetan. Apakah nasihatmu wahai samahah Syaikh?
Jawaban: Ini adalah kesalahan kalangan awam dan kebodohan dari sebagian kaum sufi sebagai pemberi rangsangan kepada orang-orang agar selalu berkomunikasi dan bertaqlid kepada mereka dalam bid'ah dan kesesatan mereka. Apabila seseorang memahami agamanya dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmu dan agama, atau dengan tadabbur al-Qur`an atau sunnah dan mengambil faedah dari hal itu, maka tidaklah dikatakan bahwa ia telah bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Akan tetapi dikatakan: ia telah memperoleh kebaikan yang banyak. Penuntut ilmu harus selalu berkomunikasi dengan para ulama yang dikenal mempunyai akidah dan perilaku yang baik, bertanya kepada mereka tentang persoalan yang sulit. Karena bila ia tidak bertanya kepada ulama, terkadang ia melakukan banyak kesalahan dan banyak persoalan yang samar. Adapun bila ia menghadiri halaqah-halaqah ilmu dan mendengarkan nasihat dari ahlul ilmi, dengan hal itu ia bisa memperoleh kebaikan yang banyak dan faedah yang besar, sekalipun ia tidak mempunyai seorang syaikh tertentu.
Tidak disangsikan lagi bahwa seseorang yang menghadiri halaqah-halaqah ilmu, mendengarkan khuthbah Jum'at, khuthbah 'ied, ceramah-ceramah yang dilaksanakan di masjid-masjid –guru-gurunya sangat banyak, sekalipun ia tidak bersandar kepada satu orang yang dia bertaqlid kepadanya dan mengikuti pendapatnya.
Syaikh Bin Baz – Majalah al-Buhuth edisi 39 hal. 133.