×
TUHAN YANG MAHA MENJAGA

Tuhan yang Maha Menjaga

Sungguh segala puji hanya milik Allah. Kita memujiNya, meminta pertolongan kepadaNya, memohon ampunan kepadaNya, dan berlindung kepadaNya dari keburukan jiwa dan kejelekan amal kita. Barang siapa yang Allah beri hidayah, maka tiada akan ada yang mampu menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah sesatkan, maka tiada akan ada yang mampu memberikan hidayah kepadanya. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagiNya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Semoga salawat dan salam Allah senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarganya, dan para sahabatnya seluruhnya.

Amma ba`du:

Wahai hamba-hamba Allah, bertakwalah kalian kepadaNya dengan sebenar-benarnya, dan sadarilah pengawasan-Nya atas kalian dalam kerahasiaan dan kesendirian kalian.

Wahai sekalian kaum muslimin:

Sesungguhnya Allah c memiliki asma`ul husna (nama-nama yang mahabaik), yang mengandung sifat-sifat yang paling sempurna nan paling tinggi. Nama-nama Allah dan juga sifat-sifatNya saling menunjukkan satu dengan yang lainnya. Ketahuilah bahwa level penghambaan dan kedekatan manusia kepada Allah sesuai dengan level pengetahuannya terkait nama-namaNya dan sifat-sifatNya.

Dan ada di antara sekian banyak nama-namaNya, yang apabila seorang hamba berhasil mengetahui dan mengamalkan kandungannya, niscaya Surga lah balasan baginya. Segala yang ada di alam semesta ini, baik pergerakannya maupun diamnya, tidaklah terlepas dari efek kandungan nama-namaNya serta sifat-sifatNya. Allah c berfirman:

﴿ٱللَّهُ ٱلَّذِي خَلَقَ سَبۡعَ سَمَٰوَٰتٖ وَمِنَ ٱلۡأَرۡضِ مِثۡلَهُنَّۖ يَتَنَزَّلُ ٱلۡأَمۡرُ بَيۡنَهُنَّ لِتَعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدۡ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيۡءٍ عِلۡمَۢا﴾

{Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan (menciptakan pula) bumi seperti itu. Perintah-Nya berlaku padanya agar kamu mengetahui bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.} (QS. Ath-Thalaq: 12)

Dan di antara nama-nama Allah yang Dia telah menamai diri-Nya dengannya, yang Dia telah memperkenalkan diri-Nya kepada para makhluk-Nya dengannya, adalah Al-Hafiizh (Maha Pemelihara) dan Al-Haafizh (Maha Penjaga). Dia c menjaga makhluk-makhluk ciptaan-Nya dengan kuasa-Nya. Andai kiranya bukan karena penjagaan dariNya, niscaya semua makhluk akan musnah dan sirna. Andai kiranya bukan karena perhatian dariNya, niscaya keteraturan semua ciptaan akan kacau dan sebagian mereka akan membinasakan sebagian lainnya.

Langit-langit dan bumi beserta seisi keduanya hanyalah tegak dengan perintah-Nya. Allah c berfirman:

﴿إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ

وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ﴾

{Sesungguhnya Allah yang menahan langit dan bumi agar tidak lenyap. Jika keduanya akan lenyap, tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain-Nya.} (QS. Fatir: 41)

Allah c menjaga langit-langit, bumi, serta seisi keduanya selama keberadaan keduanya, sehingga semuanya tidak musnah ataupun punah. Dan menjaga semua itu adalah hal yang paling ringan nan mudah bagiNya. Allah c berfirman:

﴿وَسِعَ كُرۡسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفۡظُهُمَاۚ﴾

{Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.} (QS. Al-Baqarah: 255)

Penjagaan-Nya mencakup segala makhluk-Nya. Tidak sesuatu pun dari mereka yang terlepas dari penjagaan-Nya walau sekejap mata pun. Allah c berfirman:

﴿إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞ﴾

{Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu.} (QS. Hud: 57)

Tiada sesuatu pun yang berada di langit, di permukaan bumi, atau di bawah lapisan bumi, kecuali pastilah terjaga (tercatat) dalam . Allah c berfirman:

﴿قَدۡ عَلِمۡنَا مَا تَنقُصُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۡهُمۡۖ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظُۢ﴾

{Sungguh, Kami telah mengetahui apa yang dimakan bumi dari (tubuh) mereka karena pada Kami ada kitab (catatan) yang terpelihara baik.} (QS. Qaf: 4)

Ibnu Katsir $ mengatakan tentang ayat di atas: "Yakni, Kami telah mengetahui bagian mana dari tubuh mereka yang dimakan setelah kematian mereka. Kami benar-benar mengetahui hal itu. Tidak ada yang terluput dari kami tentang di manakah potongan jasad manusia berserakan, ke mana perginya ia, dan akan menjadi apa ia nantinya."

Dan di antara bentuk penjagaan-Nya kepada para hamba, adalah dengan menugaskan para malaikat khusus yang silih berganti menjaga mereka dari berbagai marabahaya dan penyakit, dari arah depan dan belakang mereka, tentunya dengan perintah Allah c. Allah c berfirman:

﴿لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ﴾

{Baginya (manusia) ada (malaikat-malaikat) yang menyertainya secara bergiliran dari depan dan belakangnya yang menjaganya atas perintah Allah.} (QS. Ar-Ra'd/: 11)

Mujahid $ berkata tentang ayat di atas: "Setiap hamba pastilah memiliki seorang malaikat yang ditugaskan untuk menjaganya, baik dalam tidurnya maupun sadarnya, dari bahaya jin, manusia, dan juga binatang-binatang. Jika ada suatu marabahaya yang mendekatinya, malaikat itu akan memperingatkan, 'Awas! Hindarilah!' Kecuali apabila memang Allah mengizinkan bahaya tersebut mengenainya, maka ia akan mengenainya."

Allah c memelihara amalan-amalan para hamba, dan tidak satupun dari perkataan mereka yang terluput dariNya. Allah c telah menugaskan untuk setiap hamba seorang malaikat yang akan memelihara dan menghitung setiap amalnya, baik ia berupa ketaatan maupun kemaksiatan. Allah c berfirman:

﴿إِن كُلُّ نَفۡسٖ لَّمَّا عَلَيۡهَا حَافِظٞ﴾

{Setiap orang pasti ada penjaganya.} (QS. At-Tariq: 4)

Semua itu juga tercatat dalam lembaran-lembaran catatan para malaikat. Allah c berfirman:

﴿وَإِنَّ عَلَيۡكُمۡ لَحَٰفِظِينَ * كِرَامٗا كَٰتِبِينَ﴾

{Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) pengawas yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (amal perbuatanmu).} (QS. Al-Infithar: 10-11)

Para wali Allah dari kalangan para nabi -`alaihimussalaam- dan para pengikut mereka mendapatkan perlindungan khusus dari Allah c. Allah menjaga mereka dari hal-hal yang dapat mencacati keimanan mereka atau menggoncangkan keyakinan mereka, berupa syubhat, fitnah, ataupun syahwat. Allah juga menjaga mereka dari para musuh mereka baik dari kalangan jin dan manusia, dengan menolong mereka untuk mengalahkan semua itu dan melindungi mereka dari tipu daya para musuh tersebut.

Barang siapa yang menjaga perintah-perintah Allah dengan melaksanakannya, menjaga larangan-larangan Allah dengan menjauhinya, serta menjaga aturan-aturan Allah dengan tidak melanggarnya, niscaya Allah akan bersamanya di setiap keadaannya ke mana pun ia bergerak. Allah akan senantiasa mengelilinginya dan menolongnya, sehingga terjagalah agamanya dari syubhat dan syahwat. Allah juga akan senantiasa menjaga dunianya dan keluarganya. Allah juga akan menjaga agamanya ketika ia wafat, sehingga ia wafat sebagai seorang yang beriman. Rasulullah ﷺ bersabda: "Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu! Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Dia di hadapanmu -atau di depanmu-." (HR. Tirmizi)

Para nabi Allah telah menunaikan risalah Tuhan mereka dan menegakkan agama yang telah Allah ridai bagi para hamba-Nya. Mereka telah menanggung berbagai kesengsaraan dan kesulitan demi merealisasikan semua itu. Dan ketika menghadapi semua kesulitan itu, Al-Hafiizh c lah yang menjadi tempat berlindung bagi mereka. Maka Dia c pun menjaga dan melindungi mereka dari kekeliruan dalam menyampaikan, dan ketika diganggu pun Al-Hafiizh melindungi mereka dari makar para musuh.

Ketika Nabi Ibrahim ڠ dilemparkan ke dalam kobaran api yang sangat besar yang dapat membakar segala sesuatu, beliau pun menyandarkan diri kepada Al-Hafiizh c. Allah c berfirman:

ﵟحَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُﵞ

{"Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia adalah sebaik-baik pelindung."} (QS. Ali 'Imran: 173)

Maka Al-Hafiizh c pun menjaga beliau dan jadilah kobaran api tersebut terasa sejuk dan justru menjadi keselamatan bagi beliau.

Ketika itu Nabi Ismail ڠ telah dibaringkan oleh sang ayah, Nabi Ibrahim ڠ, untuk disembelih sesuai dengan perintah Tuhannya kepadanya. Keduanya ketika itu telah berserah diri sepenuhnya kepada perintah Allah dan mengimani mimpi Nabi Ibrahim ڠ. Nabi Ismail ڠ pun berkata kepada sang ayah:

ﵟيَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَﵞ

{"Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu! In syaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar."} (QS. Ash-Shaffat: 102)

Ternyata Allah Al-Hafiizh c pun seketika menebus Nabi Ismail ڠ dan menggantinya dengan seekor hewan sembelihan yang besar.

Nabi Hud ڠ telah mendakwahi kaumnya. Tatkala mereka masih terus saja berpaling dan malah mengancam akan mencelakakan beliau ڠ, beliau pun segera meminta perlindungan kepada Tuhannya Al-Hafiizh. Beliau mengatakan kepada mereka:

ﵟفَإِن تَوَلَّوۡاْ فَقَدۡ أَبۡلَغۡتُكُم مَّآ أُرۡسِلۡتُ بِهِۦٓ إِلَيۡكُمۡۚ وَيَسۡتَخۡلِفُ رَبِّي قَوۡمًا غَيۡرَكُمۡ وَلَا تَضُرُّونَهُۥ شَيۡـًٔاۚ إِنَّ رَبِّي عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞﵞ

{"Maka, jika kalian berpaling, sungguh aku telah menyampaikan kepada kalian risalah yang dengannya aku diutus sebagai rasul kepada kalian. Dan Tuhanku akan mengganti kalian dengan kaum yang lain, sedangkan kalian tidak dapat mendatangkan mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pemelihara segala sesuatu."} (QS. Hud: 57)

Yakni, Tuhankulah yang akan menjagaku dan memeliharaku dari segala kejahatan, makar buruk, dan upaya kalian untuk mencelakakanku.

Ketahuilah bahwa penjagaan Allah jauh lebih sempurna daripada penjagaan manusia. Lihatlah bagaimana saudara-saudara Nabi Yusuf ڠ menyandarkan penjagaan atas Nabi Yusuf ڠ kepada diri-diri mereka dengan mengatakan:

ﵟأَرۡسِلۡهُ مَعَنَا غَدٗا يَرۡتَعۡ وَيَلۡعَبۡ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَﵞ

{"Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi agar dia bersenang-senang dan bermain-main. Sesungguhnya kami benar-benar akan menjaganya."} (QS. Yusuf: 12)

Namun ternyata mereka malah menelantarkannya.

Adapun sang ayah, Nabi Ya`qub ڠ, maka beliau menyandarkan penjagaan atas Nabi Yusuf ڠ dan saudaranya kepada Allah dengan mengatakan:

ﵟفَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَﵞ

{"Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di antara para penyayang."} (QS. Yusuf: 64)

Ternyata Allah benar-benar menjaga keduanya, mengembalikan keduanya kepada sang ayah, dan menganugerahi kesudahan yang baik kepada keduanya. Bahkan Allah juga menjadikan Nabi Yusuf ڠ sebagai pemelihara dan penjaga hak-hak para hamba-Nya. Nabi Yusuf ڠ berkata tentang dirinya sendiri:

ﵟإِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٞﵞ

{"Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) lagi sangat berpengetahuan."} (QS. Yusuf: 55)

Ketika ibunya Nabi Musa ڠ menghanyutkan peti berisi beliau yang ketika itu masih bayi di sungai dengan penuh kepercayaan kepada Allah Al-Hafiizh, maka Allah pun menjaga Nabi Musa ڠ, memeliharanya di bawah pengawasan mata-Nya di rumah musuhnya sendiri, serta mengangkatnya sebagai nabi yang agung dan salah satu dari para rasul ulilazmi.

Ketika Nabi Yunus ڠ ditelan hidup-hidup oleh ikan paus yang besar, ketika beliau terjebak dalam kegelapan perut ikan, kegelapan lautan, dan juga kegelapan malam, beliau ڠ pun berdoa dan menyeru Tuhannya Al-Hafiizh dengan berkata:

ﵟأَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَﵞ

{"Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim."} (QS. Al-Anbiya`: 87)

Maka Tuhannya pun mengabulkan doa beliau dan menyelamatkannya dari kesulitan tersebut. Demikianlah, Allah akan selalu menyelamatkan kaum mukminin. Nabi Yunus ڠ juga tidaklah terlantar di tanah yang tandus. Allah c berfirman:

ﵟفَنَبَذۡنَٰهُ بِٱلۡعَرَآءِ وَهُوَ سَقِيمٞ * وَأَنۢبَتۡنَا عَلَيۡهِ شَجَرَةٗ مِّن يَقۡطِينٖﵞ

{Kami kemudian melemparkannya (dari mulut ikan) ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kami kemudian menumbuhkan tanaman sejenis labu untuknya.} (QS. Ash-Shaffat:145-146)

Nabi Sulaiman ڠ telah dianugerahi kerajaan yang agung. Allah juga telah menundukkan kaum jin di bawah perintah beliau, sehingga mereka melakukan berbagai hal ajaib untuk Nabi Sulaiman ڠ. Namun tetap saja, Allah lah Yang selalu menjaga beliau dari pembangkangan dan gangguan mereka kepada beliau. Allah c berfirman:

ﵟوَمِنَ ٱلشَّيَٰطِينِ مَن يَغُوصُونَ لَهُۥ وَيَعۡمَلُونَ عَمَلٗا دُونَ ذَٰلِكَۖ

وَكُنَّا لَهُمۡ حَٰفِظِينَﵞ

{(Kami tundukkan pula kepada Sulaiman) segolongan setan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain itu. Kamilah yang memelihara mereka itu.} (QS. Al-Anbiya`: 82)

Ibnu Katsir $ berkata menjelaskan ayat di atas: "Yakni Allah lah yang menjaga beliau dari kemungkinan gangguan dan kejahatan para setan tersebut. Allah menjadikan para setan tersebut benar-benar di dalam genggaman kekuasaan Nabi Sulaiman ڠ, tunduk di bawah kekuasaannya, bahkan tidak seorang pun dari mereka yang berani mendekati beliau. Beliau ڠ benar-benar berkuasa atas mereka. Beliau berkuasa untuk membebaskan atau memenjarakan siapa pun dari setan yang beliau kehendaki."

Ketika kaum Yahudi berupaya untuk membunuh Nabi Isa ڠ dan memusnahkan risalah yang beliau bawa, Allah pun mengangkat beliau kepadanya dalam keadaan hidup dan menjaga beliau ڠ dari tangan-tangan jahat mereka. Allah c menebus beliau dengan salah seorang dari kalangan musuh yang sangat mirip dengan beliau. Allah c berfirman:

ﵟوَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِن شُبِّهَ لَهُمۡۚ ﵞ

{... padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang menurut mereka menyerupai (Isa)...} (QS. An-Nisa`: 157)

Allah juga telah menjamin penjagaan Nabi Muhammad ﷺ, nabi terakhir dan penutup para rasul. Allah c berfirman:

ﵟوَٱللَّهُ يَعۡصِمُكَ مِنَ ٱلنَّاسِۗ ﵞ

{Allah lah Yang menjaga engkau dari (gangguan) manusia...} (QS. Al-Ma`idah: 67)

Yakni, Allah lah yang akan menjagamu dari tipu daya dan makar jahat mereka, serta Allah lah yang akan menjaga risalahmu dan segala syariat yang engkau bawa, wahai Muhammad.

Jabir ﭬ mengisahkan, "Suatu ketika kami pergi bersama Rasulullah , hingga sampailah kami di Dzatur Riqa`. Ketika itu kami menemukan sebuah pohon yang amat rindang, lalu kami persilahkan Rasulullah untuk berteduh di bawahnya. Tiba-tiba datanglah seorang musyrik, sementara pedang Rasulullah sedang tergantung di pohon tersebut. Maka si musyrik itu pun menyambar pedang tersebut dan mengeluarkannya dari sarungnya, lalu ia berkata kepada Rasulullah :

'Tidakkah engkau takut kepadaku?!'

Rasulullah pun menjawab: 'Tidak sama sekali.'

Ia berkata lagi: 'Lantas siapa yang bisa melindungimu dariku?'

Rasulullah pun menjawab: 'Allah lah yang akan melindungiku darimu!'

Maka orang itu pun tiba-tiba menyarungkan pedang tersebut dan menggantungkannya kembali." (Muttafaq `alaih)

Para pengikut Nabi Muhammad ﷺ juga akan mendapatkan perlindungan dari Allah sesuai dengan kadar itibak mereka kepada Rasulullah ﷺ. Ibnul Qayyim $ mengatakan: "Para pengikut Nabi Muhammad juga akan mendapatkan penjagaan, perlindungan, pembelaan, pertolongan, serta bantuan dari Allah, sesuai dengan kadar itibak mereka kepada Rasulullah . Ada di antara mereka yang meraih banyak dan ada pula yang meraih sedikit."

Al-Quran yang agung adalah kitab suci terakhir dan paling sempurna. Allah telah menjamin penjagaannya dengan berfirman:

ﵟإِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُونَﵞ

{Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.} (QS. Al-Hijr: 9)

Maka tidak akan ada sesuatu pun yang dapat merubahnya, menggantinya, menyusupkan kebatilan padanya, ataupun menghapuskan dan mengurangi hukum, batasan, dan kewajiban yang terkandung di dalamnya. Lafal dan maknanya telah dijamin penjagaannya oleh Allah c. Allah c berfirman:

ﵟوَإِنَّهُۥ لَكِتَٰبٌ عَزِيزٞ * لَّا يَأۡتِيهِ ٱلۡبَٰطِلُ مِنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَلَا مِنۡ خَلۡفِهِۦۖ ﵞ

{Sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah kitab yang mulia. Tidak ada kebatilan yang mendatanginya, baik dari depan maupun dari belakang...} (QS. Fushshilat: 41-42)

Tatkala Allah c menyerahkan penjagaan kitab-kitab suci sebelum Al-Qur`an kepada Ahlikitab, seperti dalam firman-Nya:

ﵟبِمَا ٱسۡتُحۡفِظُواْ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ ﵞ

{... sebab mereka (Ahlikitab) diperintahkan (oleh Allah untuk) menjaga kitab Allah ...} (QS. Al-Ma'idah: 44)

Ternyata kitab-kitab tersebut pun tersusupi perubahan dan penggantian.

Langit adalah pintu bagi wahyu untuk menuju bumi, dan Allah telah menjaganya dan mengawalnya melalui para para setan yang suka mencuri dengar. Allah c berfirman:

ﵟإِنَّا زَيَّنَّا ٱلسَّمَآءَ ٱلدُّنۡيَا بِزِينَةٍ ٱلۡكَوَاكِبِ *

وَحِفۡظٗا مِّن كُلِّ شَيۡطَٰنٖ مَّارِدٖﵞ

{Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit dunia (yang terdekat) dengan hiasan (berupa) bintang-bintang, (yang juga merupakan) penjagaan yang sempurna (bagi langit) dari setiap setan yang durhaka.} (As-Shaffat: 6-7)

Seorang hamba akan selalu butuh untuk memohon penjagaan dari Allah. Rasulullah ﷺ biasa berdoa kepada Tuhannya di pagi dan sore hari dengan sebuah doa yang merangkum seluruh jenis penjagaan. Beliau biasa berdoa:

"Allahuma-hfadzni min bayni yadayya, wa min khalfi, wa 'an yamiini, wa 'an syimaali, wa min fawqi, wa a'udzu bi-'adzomatika an ughtaala min tahtii."

(Ya Allah jagalah aku dari arah depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku, dan aku berlindung dengan keagungan-Mu agar tidak disambar dari bawahku.) (HR. Abu Daud)

Yakni, jagalah aku dari segala kejahatan jin, manusia, dan binatang-binatang. Dan juga jagalah aku dari kejahatan Iblis yang telah berikrar:

ﵟثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ ﵞ

{"... kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka..."} (QS. Al-A'raf: 17)

Dan jagalah aku dari marabahaya yang turun dari langit, pembenaman di bumi, serta azab dan hal-hal yang membinasakan secara umum.

Ketika sedang tidur, seorang hamba sangat beresiko untuk terkena gangguan jin dan selain mereka. Siapa saja yang membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka penjaga dari Allah akan selalu menyertainya, dan setan tidak akan mendekatinya hingga ia memasuki waktu pagi. (HR. Bukhari)

Seorang hamba tentunya juga selalu butuh akan penjagaan dari Allah ketika ia telah tersadar dari tidurnya. Rasulullah ﷺ bersabda: "Apabila kalian hendak tidur di pembaringannya, hendaklah ia mengucapkan:

"Subhaanaka-llaahumma Rabbi, biKa wadha`tu janbi wa biKa arfa`uh. In amsakta nafsii fa-ghfir lahaa, wa in arsaltaha fa-hfazhhaa bi maa tahfazhu bihi `ibaadaka-sh shaalihiin."

(Mahasuci Engkau Ya Allah Tuhanku. Dengan nama-Mu lah aku membaringkan tubuhku, dan dengannya pula aku mengangkatnya kembali. Jika sekiranya engkau menahan jiwaku (mewafatkanku), maka ampunilah ia. Namun jika sekiranya engkau melepaskannya (mengembalikan ruhku kembali kepadaku), maka jagalah ia dengan penjagaan-Mu terhadap hamba-hambaMu yang saleh). (Muttafaq `alaih)

Dan barang siapa yang menjaga batasan-batasan Allah sesuai dengan perintah-Nya, dengan menjalankannya dengan penuh keikhlasan serta menyempurnakannya dengan baik, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam Surga. Allah c berfirman:

ﵟهَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٖﵞ

{(Dikatakan kepada mereka,) "Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang bertobat lagi patuh (menjaga perintah Allah."} (QS. Qaf: 32)

Wa ba'du, wahai sekalian kaum muslimin:

Allah adalah Yang Mahaagung nan Mahabesar. Allah lah Yang menjaga seluruh alam semesta yang sangat luas ini beserta seluruh isinya. Dan sudah merupakan tabiat suatu jiwa untuk mencintai sesuatu yang menjaganya dan melindunginya. Dan Allah lah Yang menjagamu di manapun dan kapan pun, sehingga Dialah Yang paling berhak untuk dicintai dan ditaati. Sungguh jika seseorang menyadari penjagaan Allah terhadap amal perbuatannya, niscaya akan tumbuhlah dalam dirinya kesadaran akan pengawasan Allah atasnya.

Apabila seseorang telah meyakini bahwa Allah sematalah yang Maha Menjaga segala sesuatu, dan bahwa penjagaan-Nya jauh lebih sempurna dibandingkan penjagaan makhluk, maka tentulah ia akan bertawakal kepadaNya dalam menjaga agamanya, keluarganya, keturunannya, hartanya, dan segala yang ia miliki.

Dan ketahuilah bahwa usaha terbaik yang bisa dilakukan seseorang untuk menjaga dirinya, adalah dengan mentauhidkan Allah serta menaatiNya. Allah tidaklah akan menyia-nyiakan apa yang dititipkan kepadaNya.

A`udzu billaahi mina-sy syaithaani-r rajiim ...

ﵟوَرَبُّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٍ حَفِيظٞﵞ

{Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu.} (QS. Saba`: 21)

Semoga Allah memberkahi saya dan anda sekalian dengan Al-Quran yang agung.


Khutbah Kedua

Wahai sekalian kaum muslimin:

Apabila seseoran telah mengetahui bahwa Allah Maha Menjaga atas segala sesuatu dan Mahakuasa untuk melakukan hal itu, tentulah dia tidak akan lagi menyandarkan diri kepada sebab-sebab duniawi. Ia hanya akan melakukan sebab disertai keyakinan penuh bahwa seluruh penjagaan ada di tangan Allah semata, dan bahwa sebab-sebab duniawi mungkin saja tidak membuahkan hal yang diinginkan darinya. Maka ia pun bersandar kepada Allah dengan penuh ketulusan, serta hanya menghadap kepadaNya dalam meminta penjagaan, perlindungan, serta keselamatan dari hal-hal yang dapat mencelakakan dan membinasakan dirinya.

Selanjutnya, ketahuilah bahwa Allah telah memerintahkan kalian untuk bersalawat dan mengucapkan salam kepada Nabi-Nya...