Cara Berdakwah Kepada Orang Tua Dan Karib Kerabat
Klasifikasi
Full Description
Cara Berdakwah Kepada Orang Tua
dan Karib Kerabat
] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي
Syaikh Abdul Aziz bin Baz
Dinukil dari Buku Fatwa-fatwa Ulama Negeri Haram
(hal. 1106-1107)
Disusun oleh: Dr. Khalid bin Abdurrahman Al Juraisy
Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad
2011 - 1432
﴿ كيفية دعوة الوالدين والأقربين ﴾
« باللغة الإندونيسية »
الشيخ عبد العزيز بن باز
مقتبسة من كتاب فتاوى علماء البلد الحرام : (ص: 1106-1107)
جمع وترتيب: د. خالد ين عبد الرحمن الجريسي
ترجمة: محمد إقبال أحمد غزالي
مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو
2011 - 1432
بسم الله الرحمن الرحيم
Cara Berdakwah Kepada Orang Tua
dan Karib Kerabat
Pertanyaan: Bagaimana bisa tolong menolong di dalam kebaikan dan taqwa di rumah, sedangkan bapak dan saudara tertua tidak shalat di masjid?
Jawaban: Ini adalah pemberian nasihat yang paling penting dan tolong menolong yang paling wajib. Apabila orang tua atau saudara atau selain keduanya dari penghuni rumah melakukan sesuatu kemungkaran, wajib saling memberi nasihat, tolongan menolong dan saling memberi wasiat dengan kebenaran sebatas kemampuan, dengan cara yang sopan dan mencari waktu yang tepat sehingga hilang kemungkaran, sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى:) فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ مَا ٱسۡتَطَعۡتُمۡ ( (التغابن: 16)
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu...(QS. At-Taghabun: 16).
Dan Nabi shalallahu 'alaihi wasallam bersabda,
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (( إِذَا أَمَرْتُكُمْ بشيء فَأْتُوْا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ )) (رواه مسلم)
“Apabila aku menyuruh kamu dengan sesuatu maka lakukanlah sebatas kemampuanmu."[1]
Bapak mempunyai kedudukan, ibu mempunyai kedudukan, saudara, sama saja saudara tua atau muda mempunyai kedudukan, dan semuanya diperlakukan dengan tatakrama yang baik dan sopan santun yang halus sebatas kemampuan, sehingga tujuan bisa tercapai dan sirna yang dikhawatirkan.
Orang yang memberi nasihat dan yang berdakwah kepada Allah subhanahu wa ta'ala hendaknya memilih waktu yang tepat dan cara yang sopan, terutama bersama kedua orang tua, karena keduanya tidak seperti karib kerabat yang lainnya. Keduanya mempunyai kedudukan agung dan berbakti kepada keduanya merupakan kewajiban sebatas kemampuan. Firman Allah subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى:) وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ ١٤ وَإِن جَٰهَدَاكَ عَلَىٰٓ أَن تُشۡرِكَ بِي مَا لَيۡسَ لَكَ بِهِۦ عِلۡمٞ فَلَا تُطِعۡهُمَاۖ وَصَاحِبۡهُمَا فِي ٱلدُّنۡيَا مَعۡرُوفٗاۖ وَٱتَّبِعۡ سَبِيلَ مَنۡ أَنَابَ إِلَيَّۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ ١٥ ( [ لقمان : 14-15]
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik,...(QS. Luqman: 14-15)
Ini apabila keduanya kafir, maka bagaimana dengan kedua orang tua yang muslim? Apabila kedua orang tua masih kafir, anak harus mempergauli keduanya dengan baik dan berbuat ihsan kepada mereka, semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberi petunjuk kepada mereka dengan sebab dia. Maka kedua orang tua yang muslim lebih berhak dengan hal itu. Apabila bapak malas shalat di masjid atau melakukan sesuatu perbuatan maksiat yang lain seperti merokok atau mencukur jenggot atau mengulurkan pakaian (menutup mata kaki) atau perbuatan maksiat lainnya yang terjadi padanya, maka sang anak wajib memberi nasihat dengan cara yang baik dan meminta bantuan atas hal itu dengan orang yang terbaik dari penghuni rumah. Demikian pula bersama ibu, saudara tua dan selain keduanya dari penghuni rumah sehingga bisa didapatkan yang diharapkan.
Syaikh Abdul Aziz bin Baz- Majalah Buhuth edisi 37 hal 173-175.
[1] HR. Muslim 1337.