×
Keburukan yang paling besar menimpa manusia adalah lalai dari mengingat Allah Shubhanahu wa ta’alla, menyimpang dari kebenaran dan berpaling dari jalan yang lurus. Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mengumpamakan orang yang lalai dengan sifat yang buruk, mereka bagai hewan bahkan lebih sesat dari hewan. Obat kelalaian adalah mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala dan mengingat kematian.

    Mewaspadai Kelalaian dalam Mengingat Allah subhanahu wa ta'ala

    ] Indonesia – Indonesian – [ إندونيسي

    Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir

    Terjemah : Muzaffar Sahidu

    Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

    2011 - 1432

    ﴿ في التحذير من الغفلة عن الله ﴾

    « باللغة الإندونيسية »

    محمد بن عبد الله بن معيذر

    ترجمة: مظفر شهيد

    مراجعة: أبو زياد إيكو هاريانتو

    2011 - 1432

    Mewaspadai Kelalaian dalam Mengingat Allah subhanahu wa ta'ala

    Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana semua penguasa perkasa tunduk kepada -Nya, langit dan bumi tunduk dengan penuh kepatuhan dan keikhlasan kepada –Nya. Ilmu -Nya meliputi jin dan manusia. Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang rahmat dan ilmu -Nya meliputi segala sesuatu, Dialah Allah Subhanahu wa ta’ala Yang Maha Suci Tuhan yang setiap harinya dalam urusan tertentu.

    Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wa ta’ala, Yang Maha Esa, yang tiada sekutu bagi -Nya, Tuhan Yang Esa, Yang Maha Penyayang, Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, serta tiada seorangpun setara dengan -Nya.

    Aku bersaksi bahwa Muhammad Shalalalhu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan -Nya, yang telah diturunkan kepada -Nya Al-Furqan, sebagai pemberi peringatan bagi alam semeseta, sebagai penjelas bagi segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan kabar gembira bagi kaum muslimin.

    Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam yang banyak dan besar kepada hamba dan Rasul -Mu Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, dan kepada para keluarga serta para shahabat beliau sepanjang zaman

    Amma Ba’du. Wahai sekalian manusia takutlah kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan ketahuilah bahwa kalian semua telah melalui dua alam yang fana dan akan kembali menuju alam kehidupan abadi:

    قال الله تعالى: {وَإِنَّ الدَّارَ الْآخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ} [العنكبوت: 64]

    Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Ankabut: 64).

    Wahai sekalian kaum muslimin! Ketahuilah bahwa bencana yang paling buruk yang menggerogoti jiwa adalah lalai dari petunjuk -Nya, berpaling dari jalan yang benar dan mengikuti hawa nafsu. Allah Shubhanahu wa ta’alla telah mensifati orang yang lalai dengan sifat yang sangat buruk, Allah Subhanahu wa ta’ala mengancam mereka dengan firman -Nya:

    قال الله تعالى: {وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالإِنسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لاَّ يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لاَّ يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لاَّ يَسْمَعُونَ بِهَا أُوْلَـئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ} [الأعراف: 179]

    Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah Subhanahu wa ta’ala) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah Subhanahu wa ta’ala), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah Shubhanahu wa ta’alla). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. Kedatangan azab Allah Shubhanahu wa ta’alla kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara istidraj. (QS. Al-A’raf: 179)

    Bahkan Allah Subhanahu wa ta’ala telah menjadikan mereka sebagai makhluk yang paling buruk, dan Allah Subhanahu wa ta’ala menyerupakan para manusia tersebut lebih buruk dari binatang melata. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: {إِنَّ شَرَّ ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلصُّمُّ ٱلۡبُكۡمُ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ ٢٢ وَلَوۡ عَلِمَ ٱللَّهُ فِيهِمۡ خَيۡرٗا لَّأَسۡمَعَهُمۡۖ وَلَوۡ أَسۡمَعَهُمۡ لَتَوَلَّواْ وَّهُم مُّعۡرِضُونَ} [الأنفال: 22، 23]

    Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah Subhanahu wa ta’ala ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun. Kalau kiranya Allah Subhanahu wa ta’ala mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah Subhanahu wa ta’ala menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (QS. Al Anfal: 22-23).

    Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: {أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ} [الجاثية: 23]

    Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah Subhanahu wa ta’ala membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah Subhanahu wa ta’ala telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah Shubhanahu wa ta’alla (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?. Al-Jatsiyah: 23.

    Kekhilafan apakah yang menimpa kalian wahai kaum muslimin dan mengapa kalian tuli mendengar kebenaran?. Atau kenapa kalian berlaku bodoh terhadap Al-Qur’an yang terang atau menolak untuk berbuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala?. Atau justru kalian lebih rela menjadi seperti binatang atau lebih sesat dari binatang?. Perhiasan dunia yang mempesona ini telah melalaikan kalian, dan kalian telah terpedaya oleh kemegahan dunia yang memukau? Manakah benteng-benteng dan rumah-rumah yang megah tersebut?. Di manakah Qobil dan Habil yang telah mempersembahkan kurban bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, Tuhan mereka berdua?. Di manakah para penguasa perkasa dari Gasan dan Namrud bin Kan’an dan dimanakan Ibrahim kekasih Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Penyayang?. Di manakan Dzul Qornain?. Di manakah kerajaan Sulaiman?. Dimanakah bapak-bapak kalian yang terdahulu atau orang-orang yang telah engkau kenal dengan baik?. Ketahuilah bahwa mereka semua telah binasa oleh siang dan malam, telah merasakan sakratul maut yang memisahkan mereka dengan sanak saudara mereka. Hanya Allah Subhanahu wa ta’ala tempat kita meminta pertolongan yang menghancurkan gunung-gunung sehingga berubah bagai debu-debu yang berterbangan, langit-langit terbelah bagai bunga mawar seperti kilapan minyak, Para saksi dihadirkan dan timbangan amal diletakkan:

    قال الله تعالى: {فَيَوْمَئِذٍ لَّا يُسْأَلُ عَن ذَنبِهِ إِنسٌ وَلَا جَانٌّ} [الرحمن: 39]

    Pada waktu itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (QS. Al-Rahman: 39).

    Dan hukum Allah Subhanahu wa ta’ala telah membuat ketetapan di dalam firman -Nya:

    قال الله تعالى: {كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ ٢٦ وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ} [الرحمن: 26، 27]

    Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (QS. Al-Rahman: 26-27).

    Lalu suara penyeru terdengar memanggil dimanakah si fulan bin fulan?. Di manakah para saksi bohong dan palsu?. Di manakah para peneguk khamar?. Di manakah orang yang memakan harta anak yatim secara zalim dan dusta?. Di manakah orang yang mengambil amanah secara lalim dan membangkang?. Di manakah orang yang meninggalkan shalat, dan penyembah berhala?. Wahai para malaikat -Ku seretlah mereka pada wajah mereka ke dalam api neraka!. Mereka berteriak dan meronta-ronta baik mereka yang berusia muda belia atau sudah dewasa, semoga Allah Subhanahu wa ta’ala melindungi kita semua dari kehinaan dan memperbaiki hati-hati kita, menutupi aurat kita semua, sesungguhnya Dia Maha pengasih lagi Maha Penyayang.

    قال الله تعالى: {كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ ٢٦ وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ} [الرحمن: 26، 27]

    Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Al-Rahman: 26-27)

    Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan keberkahannya bagiku dan bagi kalian semua di dalam Al-Qur’an yang mulia, dan Allah Subhanahu wa ta’ala memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat -Nya Yang Maha Bijaksana yang tertera di dalamnya. Hanya inilah yang bisa saya sampaikan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada -Nya dan bertaubatlah kepada -Nya, sebab Dia adalah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

    Khutbah Kedua

    Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala, pujian yang baik lagi berkah sebagaimana yang disenangi dan diridhai oleh Tuhan kita, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah Subhanahu wa ta’ala, Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi -Nya, bagi Allahlah segala kekuasaan dan pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shalallhu’alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan -Nya yang telah menyampaikan risalah dan menunaikan amanah serta memberikan nasehat kepada umat, berjihad di jalan Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebenar-benar jihad dan meninggalkan umat ini pada jalan yang terang hingga malamnya bagai siang harinya, tidak ada orang yang menyimpang darinya kecuali dia akan binasa. Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau dan mencurahkan keberkahan atas diri beliau, kepada para keluarga dan para shahabatnya serta seluruh orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan sehingga hari kiamat kelak.

    Amma Ba’du:

    Wahai sekalian hamba Allah Subhanahu wa ta’ala, banyak orang pada zaman sekarang ini yang tidak mengenal Tuhan mereka dengan pengenalan yang sesuai dengan Kemahaagungan dan Kemahabesaran-Nya, seandainya mereka mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebenarnya niscaya mereka tidak akan ditimpa dengan siksanya, sebab orang yang paling mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala adalah orang yang paling takut kepada–Nya. Orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebenarnya, maka dia pasti takut kepada -Nya, rasa takut ini mencegahnya untuk tidak bertindak yang tidak baik dalam perkataan, perbuatan. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

    قال الله تعالى: {إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء} [فاطر: 28]

    Sesungguhnya yang takut kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla di antara hamba-hamba -Nya, hanyalah ulama. (QS. Fathir: 28).

    Orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan berani menggerakkan lisannya dengan kalimat-kalimat yang mungkar baik perkataan atau perbuatan, seperti gibah, namimah, dusta, menuduh orang lain, bertindak kefasikan, mengejek dan memperolok-olok orang lain atau yang lainnya, tidak pula memanfaatkan anggota badannya dalam perkara-perkara yang tidak halal, bahkan menahan pandangan, pendengaran dan tangan serta kakinya dari perkara-perkara yang diharamkan, sebab dia meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala pasti melihatnya walaupun dia berada pada tempat rahasia, tersembunyi dan berdinding rapat dan tebal.

    Orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan bertindak hina seperti sombong, dengki, hasad, buruk sangka dan perbuatan buruk yang dibenci lainnya, sebab dia meyakini bahawa tidak ada yang tersembunyi dari pandangan Allah Subhanahu wa ta’ala baik di bumi atau di langit, Dia mengetahui apa-apa yang tersembunyi di dalam dada, sebagaimana Dia juga mengetahui yang ditampakkan, orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah merasa tenang sehingga batinnya sama dengan lahirnya, dan suci dari segala kekejian.

    Selain itu, kita tidak akan pernah mendengar dari mulut orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala dengan sebenarnya pada saat terjadinya musibah dan bencana kecuali perkataan yang baik dan indah, tidak marah karena ditinggal mati oleh kekasih, atau kehilangan harta dan tertimpa penyakit yang keras, sebab ia menyadari bahwa kemarahan akan menghilangkan pahala dan tidak mengembalikan apa yang telah berlalu.

    Orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan berputus asa karena ditimpa kesempitan walau kesempitan tersebut menguasainya, sebab keluasan itu datangnya dari Allah Subhanahu wa ta’ala dan firman Allah Subhanahu wa ta’ala menegaskan:

    قال الله تعالى: {فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا ٥ إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا} [الشرح: 5، 6]

    Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. AL-Syarah: 5-6).

    Dia tidak pernah berputus asa berusaha meraih kebaikan walau tempatnya tinggi dan jauh, sebab dia menyadari bahwa semua perkara itu terjadi di tangan Zat yang apabila ingin mewujudkan sesuatu maka Dia berfirman, "Jadi maka Jadilah apa yang dikehendaki -Nya itu." Walau tampak mustahil dalam pandangan orang-orang yang bodoh, orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan pernah putus asa terhadap rahmat -Nya yang meliputi segala sesuatu, apabila dosa-dosa mereka menjulang seperti gunung-gunung dan sebanyak pasir, orang yang mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala tidak akan merasa aman dengan siksa -Nya walaupun telah berbuat kebaikan yang berlimpah, sebab dia meyakini bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala mengampuni semua dosa-dosa dan sesungguhnya dia memiliki hujjah yang baik, dan hati-hati para hamba -Nya berada di antara dua jari di antara jari jemari, Allah Subhanahu wa ta’ala Yang Maha Tinggi, Dia tidak lalai walau banyak manusia yang meremehkan perkara ini.

    Hanya ini yang bisa saya sampaikan, ucapkanlah shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam, utusan Allah Subhanahu wa ta’ala sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.